3 Tips Modis Memakai Baju Muslim Bagi Wanita Muslimah yang Sudah Memutuskan Berhijrah

Dewasa ini muslimah yang ingin tampil modis semakin terfasilitasi dengan banyaknya model baju muslim yang nampak lebih modern. Dulunya muslimah hanya memiliki model dan warna busana yang terbatas sehingga selalu terlihat ketinggalan zaman. Bagi muslimah yang tidak sibuk berkarir tentu tidak akan menjadi masalah, namun tidak bagi muslimah yang aktif bekerja di kantor dan bertemu banyak orang. Maka akan memerlukan tampilan yang terlihat segar setiap saat supaya tidak membuat klien dan rekan sekantor merasa kurang nyaman dengan kehadiran kita.

Tips Modis Meski Menutup Aurat  

Memang benar ada beberapa hal yang menjadi batas bagi muslimah untuk bereksperimen dengan cara berpakaiannya. Batasan tersebut tentu tidak berat untuk diikuti dan tidak juga menghalangi mendapatkan tampilan modis. Supaya tidak rancu berikut beberapa batasan tersebut:   
  • Menghindari bahan yang terlalu tipis sehingga nerawang sekaligus membentuk lekuk badan
  • Model dan warna yang menyerupai kaum lain
  • Tampil berlebihan dan memamerkannya dengan begitu ringan. 
Batasan yang ada menjadi patokan mutlak dalam memilih pakaian, namun tidak menutup kemungkinan untuk terlihat trendy atau modis. Simak tips berikut untuk penampilan terlihat lebih bergaya:  

Menimbang model syar’i
Zaman sekarang banyak desainer yang menyediakan baju untuk muslimah dalam model syar’i yakni berbentuk gamis longgar. Kadang dijual satu set dengan hijab atau kerudung yang panjang dan lebar sehingga menjadi pilihan menarik. Muslimah kini bisa tampil modis dan modern tanpa mengesampingkan identitas agama dan juga menjadi ladang amal. Sebab muslimah tercatat melakukan satu kebaikan dari pakaian yang dipakainya, maka pilih saja model syar’i.  

Memilih warna cerah atau kombinasi
Warna rupanya juga memberi efek pada penampilan, supaya modis baiknya tidak melulu memakai warna gelap. Sesekali boleh saja asalkan dipadukan dengan hijab dengan warna kontras sehingga lebih mudah diterima lingkungan masyarakat kita. Warna-warna pastel beberapa waktu ini juga semakin banyak digemari apalagi cocok untuk semua warna kulit. Kesannya juga tidak berlebihan sebab warna pastel adalah warna muda dan terkesan sangat lembut sehingga sangat tepat dijadikan pilihan. Warna yang menarik akan membuat penampilan modis meski modelnya simpel.  

Memilih model hijab yang pas dengan baju
Hijab atau kerudung menjadi pilihan pendukung supaya penampilan masuk ke dalam kategori modis. Kini banyak sekali model hijab di pasaran dan beberapa bahkan dibuat instan sehingga terlihat dikreasikan namun aslinya tinggal dimasukkan kepala tanpa bantuan pentul ataupun peniti. Kita bisa memilih hijab model bergo, pashmina, segi empat, atau memilih versi instan nya yang tentunya dirasa nyaman sekaligus disesuaikan dengan warna baju. Sedikit kontras tidak masalah asalkan baju muslim yang dipakai sudah memiliki warna netral, yakni semua warna gelap dan warna putih.

Sumber gambar : palingmodis.com

Arti Cobaan Yang Dialami Emak Back To School

Kadang, aku suka nanyak ke diri aku sendiri. Bahasa kerennya, koreksi diri *aseg. Apa arti dari cobaan yang aku alami sepanjang aku kembali ke sekolah ini.
Apa cobaan ini menunjukkan Allah nggak ridho ?
Atau
Apa cobaan ini sebagai pelebur dosa ?
Atau
Apa cobaan ini sebagai tahapan untuk naik kelas ?
Atau
Apa cobaan ini sebagai langkah awal menuju hal yang manis-manis di depan sana ?

Yang mana ?
?????

Nah dari pilihan itu, ada satu yang paling aku pikirkan, bahwa Allah nggak ridho ?.
Duuhh, asli, nulis kalimat ini aja rasaya merinding. Bagaimana tidak, sebagai hamba-Nya, pasti selalu mendamba Ridho dari-Nya. Iya kan ?.

Lalu apakah cobaan yang aku alami selama ini bermakna demikian ?
Wallahu'alam.
Rahasia Allah.
Yang bisa seorang hamba lakukan hanyalah, Berprasangka Baik tentang-Nya. Segala kehendak-Nya, Cobaan dari-Nya, dan apapun ketentuan dari-Nya.

Kalimat itulah yang keluar dari mulut suami, setelah aku mengutarakan uneg-uneg yang menggelayut dipikiran aku belakangan ini.
Prasangka baik yang dimaksud suami adalah...
Cobaan yang aku alami selama ini bukan menunjukkan Allah tidak ridho. Bukan pula menunjukkan bahwa cobaan adalah peringatan bahwa kembalinya aku ke sekolah itu merupakan keputusan yang salah. Bukan. Bukan itu.

Kata suami lagi, cobaan yang datang (dan jika sabar menghadapinya, tanpa kata menyerah), mungkin sebagai cara Allah untuk mempersiapkan hamba-Nya ke tahapan hidup berikutnya. Istilah kecenya, naik kelas.

Lagipula niat untuk menuntut ilmu, bukan hal yang buruk, bukan hal yang tidak baik. Jadi, tidak mungkin rasanya Allah tidak ridho dengan pilihan yang baik, niat yang baik, untuk menuntut ilmu.
"Iya kan, berprasangkalah seperti itu!" Ucap suami, mengakhiri diskusi kami malam itu.

***
Tulisan sebelumnya, Cobaan Emak Back To School.

Cobaan Emak Back To School

Di awal kuliah, aku pikir, cobaan yang aku hadapi akan sama dengan yang dihadapi suami waktu suami kuliah S2 yakni ekonomi. Terseok-seok berburu rejeki buat bayar spp dan sangu kuliah. Namun ternyata, makin ke sini, aku baru paham bahwa cobaan yang aku hadapi tak sama dengan suami.

Alhamdulillah, sampai saat ini, aku tak terlalu memikirkan soal spp dan sangu kuliah. Karena alhamdulillah, Allah membuka jalan rejeki bagi aku untuk mencari sangu kuliah lewat profesi yang dua tahun ini sudah aku tekuni yakni sebagai blogger. Allah juga memberi bantuan buat aku lewat teman-teman blogger yang suka 'nyolek' aku kalau ada job untuk blogger. Berkat colekan mereka, aku yang nggak selalu bisa 'megang' medsos, jadi tahu info tentang job untuk blogger. Tengkiu mama wahyu, tengkiu mbk irly, tengkiu mama neyna. Kalian baek banget. Semoga kebaikan kalian dibalas sama Allah amin. #Srot #UsapUmbel #Terharu.

Lalu, jika cobaan itu bukan ekonomi, apa donk ? Anak.

Entahlah, mungkin ini hanya perasaanku saja. Bahwa aku merasa sejak aku mulai kembali sekolah, si kecil jadi gampang banget sakit. Bahkan dalam satu semester ia sudah dua kali masuk rumah sakit. Hiks, maafken emakmu ya nak, Padahal sebelum itu, sebelum aku sekolah, si kecil jarang banget sakit. Apalagi sampai masuk rumah sakit. Nah Kalau seperti ini, apakah aku hanya terbawa perasaan saja ? Hemmm....rasa-rasanya nggak.

Aku akui, sejak aku mulai sekolah lagi, perhatianku akan si kecil sangat amat berkurang. Bisa dibilang berkurang drastis. Fokus perhatianku pada tugas kuliah yang bagaikan nggak pernah ada habisnya. Sementara sisa perhatianku, aku bagi pada usaha mencari sangu kuliah, beberes rumah (karna aku nggak pakek ART dan pengasuh), menyiapkan hidangan buat keluarga, dan beberapa pritilan lainnya. Dan jatah buah si kecil yang harusnya lebih banyak, malah sekarang harus berebut dengan hal-hal itu. #sedih

Bingung, di satu sisi, ada hasrat ingin mendapatkan yang terbaik di bangku kuliah. Di sisi lain, ada hasrat ingin selalu menjaga bocah, biar selalu sehat, tidak sakit lagi, dan tumbuh menjadi pribadi yang amazing, seperti dulu, sebelum aku 'nyambi' adi mahasiswa. Lalu apa ? Bisakah dua hal tersebut berjalan berbarengan. Tugas segambreng selesai, dan perhatian terhadap bocah tidak berkurang sedikitpun. Bisakah begitu ?.

Kemaruk yak. Karena mengharapkan dua-duanya.
Tapi, apakah aku harus memilih salah satu. Aku nggak mau begitu Karena Kuliah lagi, juga anak merupakan dua hal yang bagiku sama-sama penting.

Trus gimana ?
Entahlah
Aku cukup bingung memikirkannya.

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo