FF-Best Couple

"Masak apa mah, aku lapar nih"

"Nyambel terasi pah"

"Nggak pedes kan"

"Nggak donk, aku taruh di atas meja pah"

Si papah menuju meja makan dan duduk di situ.

"Mah, nanti kita kondangan di rumah Pak Anton, atasanku,pakai baju yang aku belikan kemarin, jangan lupa dandan"

"Aku nggak PD pakek baju itu, juga nggak bisa dandan"

"Pantes-pantes mah, masa' mau pakek baju itu-ituuu aja, kan aku yang malu mah "

"Maksud papah ?, papah malu jalan sama aku? Aku jelek ?, atau sudah nggak cinta?, koq gitu pah, aku begini kan juga karena papah, ngurus anak-anak, bersih-bersih rumah, masak, nyuci, semua aku lakukan sendiri, repot sendiri, sekarang papah malah begini, keterlaluan kamu pah"

Si papah diam membisu. Alisnya mengkerut. Nampak sedang konsentrasi. Dan..

"Hem...bau apa ini" si mamah mengendus-ngendus.

"Papah kentut ya"

Si papah geleng-geleng.

"Ih nggak ngaku lagi, aku udah hafal pah, pemilik bau kentut seperti ini siapa lagi kalau bukan papah"

"Nah itu dia, bagaimana bisa aku memiliki rasa-rasa itu. Tidak mungkin. Kau begitu baik mengurusku juga anak-anak. Selalu ada untuk kami. Mengerti segala sesuatu tentang aku, bahkan kau tau betul bau kentutku".

***
10 tahun yang lalu

Selamat ya, Kalian memang serasi, cocok lagi,semoga jd keluarga Bahagia ya.

***

200 Kata

FF-Rumah Idaman

Mendung berarak. Mengundang kesenduan. Menghadirkan keheningan. Antara ibu dan anak.

Memang sengaja begitu. Membiarkan rasa yang berbicara. Tentang segala rasa.  Sayang, sedih, dan takut.Tentang sebuah fakta bahwa mereka tak ingin berpisah.

"Coba kalau di situ ada pohon besar ya mah, sebelah sana dikasih bunga-bunga, trus tembok yang di bagian luar, dicat warna putih, kalau yang di dalam boleh deh warna-warni, tapi harus soft mah, satu lagi mah, bikinin jendela di kamarku, biar bisa lihat bintang. Ya mah ya"

Sang ibu mengangguk.
"Aku sayang mamah" ucap sang anak. Lalu memeluk sang ibu begitu erat.
Angin segeralah datang, bawa serta air mata, yang akan jatuh membasahi wajah sang ibu.

***
Sang ibu duduk sendirian di bawah jendela atap tempat tinggal mereka. Mencoba bersahabat dengan sedih di hati sejak setahun yang lalu hingga saat ini. Waktu ini. Tanggal inilah, saat dimana sang anak pergi meninggalkan sang ibu sendiri.

"Hai nak, bagaimana kabarmu ?, kau pasti sudah bertemu ayah kan sayang, mamah sudah mewujudkan semua keinginanmu akan tempat tinggal kita loh. Kau tau, rancanganmu membuat tempat tinggal kita jauh lebih indah. Ah mungkin masih lebih indah tempat tinggalmu di sana bukan. Tuhan pasti memberikanmu yang terbaik. Jadi kapan kau akan mengajak mamah tinggal bersamamu sayang ?"

***

200 Kata

#FFRabu-Laki-laki Beraroma Kopi

Isi perut bergejolak. Berebut keluar. Mencium bau masam amis busuk yg berputar-putar di angkutan umum.
Hidung telah ku sumpal, tak jua hilang. Tak tahan, aku hendak keluar. Namun tertahan oleh laki-laki beraroma kopi. Aku mengurungkan niat. Ia berdiri di sampingku.
Waktu berlalu. Kami bukan teman di angkutan umum. Tapi lebih dari itu. Sering menghabiskan waktu bersama. Seperti siang ini, saat kami menunggu bus, ia berkata :
"Maukah kau menikah denganku ?".
Aku tak menjawab. Aku berlari sembari tersenyum . Ia mengejarku. Angkutan umum datang. Aku masuk ke dalam.
1 minggu sudah. Aku berkunjung ke rmh barunya. Tak tercium aroma kopi melainkan aroma tanah.

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...