Lawan Korupsi dengan Menanamkan Karakter Anti Korupsi Sejak Usia Dini [Part 1]

Sejak Komisi Pemberantasan Korupsi didirikan, masalah masalah korupsi nampaknya bukan malah berkurang, akan tetapi semakin bertambah. Bagaikan minum obat, hampir 3x sehari kita disajikan berita berita soal korupsi yang dilakukan oleh pejabat ini ataupun itu. Jujur, menonton berita seperti itu membuat hati merasa miris. Iya, di tengah tengah persoalan kesejahteraan rakyat yang belum belum tuntas, mereka begitu teganya melakukan tindak korupsi yang tak sedikit jumlahnya itu.

Tidak usah jauh-jauh, di lingkungan sekitar saja bisa kita temukan para pelaku korupsi. Mengingat penyakit yang satu ini tengah meraja lela dimana-mana. Aku sendiri pernah menemukannya dan sayangnya tidak bisa berbuat apa-apa karena dilarang oleh bapak. Sebab bapak tidak ingin apa yang beliau alami juga dirasakan oleh keluarga.

Lalu apa yang beliau alami ?. Beliau dikucilkan oleh semua teman di tempat kerjanya dan tidak berapa lama kemudian beliau dipindahtugaskan ke tempat lain. Apa yang beliau terima tersebut dikarenakan beliau menolak perintah atasan dan rekan kerja beliau untuk menandatangani sebuah nota belanja kosong namun sudah tertulis nominal Rp. 5.000.000,. di dalamnya. Begitu hebatnya dampak yang harus diterima bapak karena menolak untuk turut serta melakukan korupsi berjama'ah.

Kejadian tersebut membuatku terlecut untuk benar-benar melawan penyelewengan dana atau korupsi. Melawan sesuai dengan kemampuanku saat ini. Yakni melawan dengan cara membentengi keluarga, khususnya melindungi si kecil dari penyakit korupsi yang semakin meraja lela ini.

Cara yang paling utama untuk menjauhkan si kecil dari penyakit korupsi adalah dengan menanamkan karakter anti korupsi sejak dini. Penanaman karakter tersebut aku sesuaikan dengan tumbuh kembang anak usia 3 tahun. Yang mana pada usia tersebut merupakan masa-masa anak suka bereksplorasi. Jadi kami, aku dan suami, menanamkan sikap anti korupsi ini dengan tanpa menghalangi si ken bereksplorasi.

Sikap anti korupsi ini sendiri terbangun dari 10 karakter yakni jujur, peduli, tanggung jawab, disiplin, sederhana, adil, berani, mandiri, sabar dan kerja keras. Namun untuk saat ini aku dan suami, baru menanamkan dan menguatkan 4 karakter dulu kepada si kecil ken yakni sederhana, mandiri, bertanggung jawab dan berani.

1. Sederhana
Untuk menanamkan karakter ini, maka yang kami lakukan adalah dengan mencontohkan dan membiasakan ken akan beberapa hal yakni :

a. Tidak sering jajan di luar. 
Kami menyiapkan camilan buatan sendiri atau  menyediakan buah-buahan kesukaan ken di rumah. 



b. Mencontohkan ken untuk tidak membuang barang begitu saja. 
Dengan sengaja kami menunjukkan kepada ken bagaimana kami memperbaiki mainannya yang rusak namun masih bisa diperbaiki, juga memperbaiki beberapa alat elektronik yang juga masih bisa diperbaiki. Kami juga sengaja menunjukkan proses daur ulang barang yang tidak terpakai menjadi barang yang bisa digunakan kembali.



c. Mengajak ken melakukan beberapa kegiatan sederhana tapi bisa menjadi sangat menyenangkan. Seperti membuat permainan baru dengan memanfaatkan mainan ken yang lama dan sudah jarang dimainkan lagi oleh ken karena bosan.




Kami berharap, apa yang kami ajarkan ini, nantinya, dapat membuat ken tetap bisa menemukan keceriaan, menghadirkan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Serta terhindar dari sifat konsumtif bahkan rakus akan harta.

2. Mandiri
Pada umumnya, anak usia 3 tahun, sudah mampu melakukan beberapa hal secara mandiri. Seperti makan sendiri, minum, dan sebagainya.


Untuk melatih kemandirian si kecil tentu membutuhkan proses yang cukup lama. Tidak boleh tergesa-gesa. Apalagi memaksa. Karena nantinya malah akan membuat si kecil menjadi enggan mencoba kembali. Misalnya, ingin melatih si kecil bisa makan sendiri.

Langkah pertama yaitu dengan mencontohkan terlebih dahulu.
Kedua adalah tetap memberikan contoh sembari membiarkannya memegang sendok sendiri. 
Ketiga, berikan sendok dan mangkok sendiri, biarkan ia bereksplorasi sendiri sambil sekali-kali membantunya atau menunjukkan bagaimana cara mengambil makanan lalu mengarahkannya ke mulut.
Ke-empat. Berikan pujian setiap kali ia berhasil mengarahkan sendok yang berisi makanan ke mulutnya. Dan jika belum berhasil, beri ia semangat untuk mencoba lagi.



Seperti itulah tahapan tahapan yang kami lakukan untuk melatih kemandirian pada si kecil ken. Kami harap, dengan mengenalkan kemandirian pada si kecil sejak usia dini, nantinya, Ia bisa menjadi pribadi yang mandiri, ulet, pantang menyerah. 

3. Tanggung jawab
Bisakah ken, anak usia 3 tahun 1 bulan dilatih untuk memiliki rasa tanggung jawab ?. Bisa. Hanya tanggung jawab kecil saja. Seperti membereskan mainan, menutup spidol setelah dipakai, dan menghapus papan tulis yang sudah penuh coretan dan beberapa hal sederhana lainnya.



Salah satu cara yang kami gunakan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab si kecil ken adalah dengan mengajaknya berdialog. Ya, anak usia 3 tahun sudah bisa diajak berdialog. Dialog sederhana saja. Formula dialog yang kami gunakan adalah jika maka serta dilengkapi dengan contoh misalnya berupa barang yang dulu Ia sukai namun sudah rusak. 
Misalnya seperti saat kami ingin agar ken mau menutup spidol setelah Ia gunakan untuk menulis. Tahapan yang kami lakukan yakni :

Awalnya kami akan memberikan contoh kepada si ken bahwa setelah digunakan untuk menulis maka spidol harus segera ditutup. 
Hari-hari selanjutnya kami akan mengajak ken menulis bersama dan menutup spidol bersama.
Hari hari berikutnya, kami mulai menguji coba ken. Jika ia menutup spidol atas kesadarannya sendiri maka kami akan memberikan pujian dan tepuk tangan untuk ken. Jika sebaliknya, maka kami akan mengajaknya berdialog sembari membawa spidol yang sudah kering. Kalimat yang kami ucapkan seperti ini : "Ken, kalau spidolnya tidak ditutup, nanti spidolnya bisa seperti yang ini, rusak, tidak bisa kamu pakek untuk nulis lagi". 
Hari hari selanjutnya, kami menguji coba ken kembali dan alhamdulillah berhasil. Memang kadang si ken lupa, namun jika diingatkan dengan sigap ken akan segera menutup spidol yang telah ia pakai.




Harapan kami, dengan menanamkan rasa tanggung jawab sejak dini, ken akan menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan lebih bijak dalam membuat keputusan.

4. Berani
Anak usia 3 tahun sangat suka bereksplorasi. Suka mencoba ini maupun itu. Begitu juga dengan ken. Ken yang merupakan tipe anak kinestetik sangat suka mencoba suatu kegiatan yang dapat memicu adrenalinnya. Ia suka memanjat, tak takut ketinggian dan sebagainya. 




Sebagai orang tua, tentu kami harus menjaga Ken dari suatu hal yang membahayakannya. Namun hal tersebut tidak membuat kami serta merta melarangnya melakukan ini juga itu. Kami memilah dan memilih kegiatan mana yang memiliki resiko paling ringan dan bisa diajarkan lalu dilakukan ken. Dan untuk meminimalkan resiko, maka kami memilih untuk memandu ken. Mengajarinya bagaimana seharusnya melakukan kegiatan tersebut. Setelah itu, secara perlahan, kami mulai membiarkannya melakukan tahapan demi tahapan sendiri hingga akhirnya kami anggap ia bisa dan aman melakukan kegiatan tersebut sendiri. 



Harapan kami, dengan menanamkan keberanian sejak usia dini, ken akan tumbuh menjadi anak yang pemberani dan tak takut melakukan apapun atau siapapun selama apa yang ia lakukan benar.

Itulah beberapa langkah yang kami lakukan untuk menanamkan karakter sederhana, mandiri,tanggung jawab dan berani pada si kecil ken. Untuk karakter lainnya, seperti kejujuran, kerja keras, peduli, disiplin, sabar dan adil, kami baru bisa memberikan contoh saja kepadanya.

Kami harap apa yang kami contohkan, bisa terekam dengan baik di memory ken. Paham dengan apa yang kami contohkan. Hingga akhirnya Ia akan mengikuti apa yang kami contohkan dan terbiasa. Amin.

Ibu adalah sekolah pertama bagi Anak. Sementara lingkungan keluarga memiliki pengaruh sebanyak 70% dalam membentuk karakter atau tabiat anak. Jadi mari manfaatkan dua hal tersebut dengan baik dan semaksimal mungkin. Tanamkan nilai-nilai positif sejak dini pada si kecil. Salah satunya adalah sikap anti korupsi. Tanamkan lalu kuatkan pondasinya. Agar anak nantinya tumbuh menjadi pribadi yang baik, yang bermanfaat, bahkan bisa membuat masa depan negeri ini jauh lebih cerah. Amin.


Kata 'Biasa' di Balik Peristiwa Naas Metro Mini Ditabrak KRL

Aku pikir, kecelakaan naas yang dialami metro mini tersebut, yang terjadi pada minggu sore lalu, membuat orang orang lebih patuh akan rambu rambu lalu lintas dan tak menerobos pintu kereta api yang akan tertutup lagi. Namun ternyata tidak. Sayang sekali. Sungguh..TERR..LALUH.

Ya, kemarin aku sempat mantengin berita tragedi metro mini yang ditabrak krl ini. Dan salah satu berita tersebut membahas tentang hal di atas yakni masih banyak warga yang tetap melanggar atau menerobos palang pintu kereta api yang akan tertutup. Masih banyak juga yang menunggu kereta api lewat tepat di dekat rel kereta api dan sebagainya. Saat ditanya oleh reporter salah satu stasiun tv swasta perihal mengapa mereka tetap berani melakukan pelanggaran tersebut maka rata rata jawaban mereka adalah 'sudah biasa begini, nggak apa apa'. Mendengar jawaban tersebut, rasanya pengen noyor kepala tu orang. Gemes.

"nggak apa apa, sudah biasa kayak gini, nerobos pintu lintasan kereta api begini".
"nggak apa apa, sudah biasa nunggu kereta api lewat di sini, di dekat rel kereta api ini"
"nggak apa apa, sudah biasa tetap lewat meskipun sirene sudah menyala".
"nggak apa apa, sudah biasa.....
KETABRAK MAKSUD LOE.
hadeeehhhh.

Kita sering sekali terjebak dengan kata biasa. Dengan membubuhi kata biasa di beberapa aktivitas yang kita lakukan, seakan akan membuat kita merasa lebih percaya diri karena sudah biasa, merasa pasti mampu melakukan hal itu lagi karena sudah biasa serta merasa tak perlu menaruh rasa waspada atau berhati hati lagi karena sudah biasa dan tidak terjadi apa apa. Jika sudah begitu, maka akan membuat kita sedikit teledor, tidak mempertimbangkan resiko dan segala sesuatunya, serta tidak peka akan bahaya yang mungkin saja tengah mengintai kita.

Kata biasa ini seharusnya tidak membuat kita terlena,lupa, lalai, dan tak peduli. Apalagi sampai membuat apa yang seharusnya salah menjadi suatu hal yang nampaknya benar karena sudah biasa dilakukan. Entah kita sendiri yang melakukannya atau orang lain. Jangan begitu yak. Jangan sampek, kata biasa tersebut membuat kita tidak waspada bahkan membuat kita menjadi tidak peka dengan hikmah atau pelajaran yang bisa didapat dari kejadian kejadian yang terjadi di sekitar kita. Jangan.

Jadi, mari kita ambil pelajaran berharga dari kejadian tragis krl menabrak metro mini yang terjadi minggu sore lalu. Bahwa patuh akan rambu rambu lalu lintas yang berlaku akan menyelamatkan kita dari mara bahaya. Tidak ada ruginya lah ya menunggu kereta api lewat barang sebentar saja. Toh nggak sampek bikin pantat panas membara ulala kan ? gara gara nunggu tu kereta lewat. Satu hal lagi, ingat, jangan jadikan sesuatu yang salah menjadi nampak benar hanya karena sudah biasa dilakukan atau sudah biasa melihat hal yang demikian.

Semoga kejadian tragis ini adalah yang terakhir. Semoga jembatan layang (fly over) sebagai salah satu solusi untuk mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi di lintasan kereta api, dapat segera terwujud. amin.

Ikhtiar (Usaha) Agar Punya Anak Berjenis Kelamin Laki-laki

"Biasanya kalau saat hari H pernikahan datang bulan, itu cepet hamil, aku dulu gitu mbak".

Begitu kata buk eko, tetangga rumahku, yang saat itu bantu bantu beberes rumah setelah dipakai buat acara pernikahanku.

Aku pun hanya manggut manggut saja menanggapi ucapan buk eko. Tidak sampai dipikirkan sih apalagi terngiang-ngiang. Soalnya, waktu itu, aku belum berencana cepet cepet punya anak, meskipun si ayah pengen banget. Aku pengen ngelakuin yang seperti di novel novel yang aku baca itu tuh, atau beberapa film yang pernah aku lihat, kayaknya seru, pacaran setelah nikah. Kece gitu *halah.

Namun ternyata apa yang dikatakan buk eko benar benar terjadi. 1 bulan setelah pernikahan aku positif hamil. Jreng jreng jreng. Entah harus seneng atau kaget. Bingung. Sedangkan si ayah senyam senyum bahagia.

Sayangnya, kehamilanku tersebut hanya berumur 3 bulan saja. Karena blighted ovum. Jadi harus dikuret.

Sedih ?. Pasti donk. Malah menyalahkan diri sendiri. Karena aku ngerasa, tidak benar benar menjaga kehamilanku. Aku pikir, dulu, hamil itu ya seperti biasa saja. Tidak ada bedanya dengan saat belum hamil. Hanya beda fisik saja yakni di bagian perut. Jadi saat itu aku benar benar cuek dengan kehamilanku. Dan begitulah akhirnya... aku dapat teguran dari Yang Maha Segalanya.

Ada yang bilang *yg jelas bukan tong sam chong*, bahwa pengalaman itu adalah guru terbaik. Oleh sebab itu sejak kejadian tersebut, aku berusaha untuk benar benar serius menjadi calon ibu. Aku mulai berburu informasi soal kehamilan. Mulai dari soal bagaimana cara memulihkan rahim setelah kuret, cara menyuburkan tanaman, eh, kandungan, hingga cara agar mendapat bayi berjenis kelamin laki-laki.

Segitunyaaa ?. iyak segitunya yak. Mbok ya ngalir gitu aja loh. Sedapetnya aja. Awalnya sih begitu. Dikasih amanah lagi aja sudah syukur alhamdulillah. Tapi nggak ada salahnya kan mencoba. Minongko usaha. Hasilnya ya tetap di tangan Allah Swt. Betul begitu ibukibuk ?. hehe.

Usaha yang pertama kali aku lakukan tentu saja nganu, halah, berusaha menyuburkan kandungan lagi. Agar nanti saat dikasih amanah lagi, rahim sudah membaik, kuat, aman dan nyaman buat janin.

Usaha yang ke-dua adalah kedua belah pihak, halah, aku juga si ayah harus mengkonsumsi makanan bergizi. Nah karena ikhtiar ingin mendapatkan bayi laki-laki, jadi aku harus mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak kalori, seperti daging, ikan, telur, pisang, dan lain sebagainya.

Usaha ke-tiga adalah berhubungan suami istri tepat pada waktunya. Saat mendekati masa subur atau pada saat masa subur. Mengapa demikian ?. Kromosom Y (kromosom laki-laki) memiliki gerakan yang sangat cepat namun mudah mati saat berada di daerah asam. Sementara kromosom X lambat bergerak tapi mampu bertahan hidup di daerah asam. Jadi, jika melakukan hubungan suami istri jauh hari sebelum masa subur, kemungkinan kromosom Y dapat membuahi sel telur tidak terlalu besar.Maka sebaiknya hubungan suami istri dilakukan pada saat masa subur saja. La sebelum sebelumnya nggak boleh ?. Usahakan nggak dulu lah yah. 'Puasa' aja dulu hingga masa subur tiba. Karena begitu kromosom Y masuk maka ia bisa segera membuahi sel telur tanpa harus berlama lama di daerah asam untuk menunggu sel telur muncul.

Usaha ke-empat adalah posisi saat berhubungan suami istri dan setelahnya. Posisi yang dipakai adalah posisi klasik dan setelahnya harus miring ke kanan. Ditambah bantal juga boleh. Letakkan di bagian panggul. Hal ini beguna untuk mempermudah perjalanan kromosom Y menuju sel telur.

Usaha ke-lima adalah sedekah. Sudah sering mendengar tentang keajaiban sedekah kan ? yang salah satunya adalah sedekah dapat mewujudkan cita cita dan mimpi kita. Sudah donk yak ?. Sippp. Jadi perbanyak sedekah dan mudah mudahan dapat mengabulkan do'a.

Usaha ke-enam adalah do'a. Ikhtiar tanpa do'a atau do'a tanpa ikhtiar bagaikan sayur tanpa garam.

Usaha ke-tujuh adalah tawakal kepada-Nya. Ya, setelah berusaha semaksimal mungkin yang disertai dengan ibadah plus do'a, langkah selanjutnya adalah pasrahkan kepadaNya. Tawakkal. Apapun keputusanNya, adalah yang terbaik buat kita. setuju ibuk ibuk ?. :D

Jadi ya begitulah tahapan tahapan yang aku dan si ayah lakukan dalam ikhtiar/usaha untuk mendapatkan bayi berjenis kelamin laki-laki. Dan alhamdulillah dikabulkan olehNya.

Akhir kata, billahitaufiq wal hidayah, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokaaaaaatuh *malah ceramah*. Hehe. Semoga bermanfaat yak. Yuk cao.

***

Baca ini juga boleh. Boleh bangeeetttt. Yuhuuuu.

Hamil dan Asma
Menghitung Gerakan Janin Saat Trimester Ketiga
Membaca Ayat-ayat Al Quran Saat Hamil
Overdosis Rumput Siti Fatimah
Cara Mudah Mengetahui Masa Subur 
Tips Cepat Hamil Setelah Kuret

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

About Me

Halo Assalamu'alaikum, Aku Inda, guru tk. Aku  ibu dari dua bocil, ken dan yumna, yang suka menulis, suka kulineran, jalan-jalan...