Gundah gulali, masih tersimpan di hati. Bulan mei, aku pun budal ndaftar sekolah lagi. Sempat terselip pernyataan di hati, apapun hasilnya, pasti aku terima. Lulus boleh, nggak lulus juga nggak masalah. Nggak masalah banget. Beneran.
Waktu itu, yang mendominasi perasaanku adalah perasaan nggak diterima, nggak lulus. Mengingat portofolioku, si ibu rumah tangga yang sudah hampir 7 tahun tidak mengecup dunia akademik ini, bisa dibilang jauh banget dari sempurna, dan aku pikir pasti kalah kece dari yang freshgraduate. La tapi gimana nanti kalau diterima ? transport buat biaya dan lain-lain gimana ? pusyiang saiya, haiyaahhh.
Sambil mencari cara untuk dapet krincing krincing recehan. Aku makin semangat nebar tulisan di sana sini. Ikut lomba ini itu, ndaftar job review lan placement delele. Dan terakhir, do'a donk, minta solusi dari Yang Maha Segalanya.
2 bulan kemudian, pengumuman mahasiswa yang diterima di kampus yang aku tuju keluar. Aku nggak berani. Nggak berani lihat pengumuman. Asli. Takut diterima. Suami pun nggak aku kasih tau. Takuuutttt. Bayangin biaya yang harus dikeluarkan untuk spp juga transport dan lain-lain bikin emerinding ebulu eromaku.
Tapi, mungkin karena memang kehendakNya, suami mendapatkan kabar dari temannya. Bahwa pengumuman sudah keluar. Bahwa aku diterima. Iya, DITERIMA. Omegod.
Seharusnya, aku gembira donk dengan kabar tersebut. Tapi ternyata nggak ? Aku makin gundah gulana merajalela.
***
Gundah Gulana Sekolah Lagi Part 2