Berikut Beberapa Pertimbangan Agar Ikhlas Merawat Orang Tua Sakit Tips dari Confidence


Memahami kiat merawat orang tua sakit tips dari Confidence tentu menjadi hal penting untuk dikuasai, terlebih jika memang sudah punya kewajiban merawat orangtua.

Setiap anak tentu memiliki kewajiban untuk merawat orangtuanya yang sudah memasuki usia senja, sebagaimana mereka mau merawat sejak lahir sampai dewasa.

Rupanya meski sadar akan kewajiban mulia ini dan dianugerahi pahala tinggi yang bisa dinikmati di akhirat kelak, tak sedikit anak yang merasakannya sebagai beban.

Tak sedikit pula anak yang punya kondisi finansial sehat memilih menitipkan orangtuanya ke panti jompo, sehingga bebas tanggung jawab merawat mereka langsung. Supaya muncul kesadaran dan kesabaran merawat orangtua sendiri yang telah renta maka pertimbangkan beberapa hal ini:

Mengingat jasa mereka,

Orangtua sejatinya adalah sosok paling berjasa bagi kehidupan anak-anaknya dalam hal ini adalah diri sendiri. Ketika diri sendiri tidak bisa melakukan apa-apa sendiri maka orangtua memberikan perawatan dengan sabar dan tulus. Bahkan banyak pengorbanan dilakukan demi masa depan anaknya, mengingat jasa mereka bisa menumbuhkan kesadaran mau merawat mereka ketika di usia senja.

Mengingat semua kebaikan orangtua,

Semua orangtua dijamin melakukan banyak pengorbanan bagi anak-anaknya meski kadang kala ada kesalahpahaman. Sebab tak semua kasih sayang dibuktikan dengan selalu memberi yang diminta oleh anak, melainkan berusaha memberi yang terbaik. Kesalahan memang tidak lepas dari pengasuhan orangtua namun tak ada gading yang tak retak. Maka penting untuk lebih mengingat kebaikan orangtua yang diberikan kepada kita anaknya supaya bisa menciptakan perasaan ikhlas merawat mereka yang telah renta.

Mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, 

Menjadi anak yang berbakti ditunjukkan dengan banyak cara dan salah satunya bersedia merawat orangtua di usia senja, baik dalam kondisi sehat maupun sakit. Meski banyak tantangan yang membuat rasa ikhlas tergerus bahkan juga sakit hati namun semua anak akan mengalami kondisi serupa. Jadi, tak ada alasan untuk kabur dari tanggung jawab tersebut dan baiknya kita mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Sebab ketika dekat dengan Tuhan maka akan mendorong kita menjadi manusia yang baik dan berbudi pekerti luhur. Keinginan untuk merawat orangtua sendiri tentu akan tumbuh secara alami.

Memang berat untuk bisa merawat orangtua ketika sudah memasuki usia senja, apalagi mereka akan kembali menjadi bayi. Maka siapkan segala kebutuhan untuk memberi perawatan yang terbaik dan memastikan kita pun nyaman memberikan perawatan tersebut. Ketika orangtua sudah sering pipis di tempat maka sediakan popok orang dewasa untuk mengurangi resiko mencuci sprei dan mengepel lantai nyaris setiap hari. Jadi pertimbangkan untuk mengikuti merawat orang tua sakit tips dari Confidence dan memakai produknya untuk membantu merawat orangtua yang sudah sering mengompol atau beser.

Peran Penting Pendidikan di Luar Sekolah bagi Si Kecil yang akan Menghadapi Industri 4.0 di Masa Depan

Hai,

Sebagai orangtua, sudah seharusnya memikirkan masa depan anak-anaknya. Mulai dari soal materi untuk memenuhi kebutuhan anak dan materi untuk mengantarkan anak menggapai cita-citanya hingga soal bagaimana agar anak dapat menghadapi perkembangan zaman.

Aku dan suami pun tengah memikirkan poin-poin itu. Kami sering berdiskusi, dan sharing soal ide-ide pemikiran kami tentang cara untuk membuat si kecil mampu menghadapi masa depannya kelak. Bagi kami, ini merupakan hal yang penting. Mengingat zaman sudah berkembang cukup pesat bahkan sekarang di beberapa negara maju sudah sampai pada industri 4.0.

Jujur, awal mula aku baca-baca soal industri 4.0 ini, aku sempat merasa takut-takut gimana gitu. Lalu, dalam hitungan menit, aku pun mulai membayangkan bagaimana masa depan si kecil kelak? Bagaimana ia menghadapi industri 4.0 yang sedemikian canggih? Apakah ia mampu atau tidak? Dan sebagainya.

Karena aku tidak mau mumet alias pusing sendiri, aku memilih share ke suami. Kata suami, "Udaaahhh, daripada mumet, mending mikir apa yang harus kita persiapkan agar anak kita, nantinya, mampu menghadapi industri 4.0".
"Oiya, bener bener bener" jawabku sembari manggut-manggut setuju dengan apa yang dikatakan suami. 

Hasil gambar si kecil ken di Paint

Hasil gambar si kecil ken di paint

Lalu apa yang harus dipersiapkan agar si kecil mampu menghadapi industri 4.0 di masa depan?

Sejauh ini yang baru aku dan suami lakukan adalah mengenalkan si kecil ken yang masih di tk A dengan teknologi dan lalu mengarahkan dan mendampingi penggunaan teknologi.

  • Mengenalkan teknologi
Mungkin sebagian orangtua memilih untuk menjauhkan si kecil dari teknologi dengan alasan dampak negatif yang dibawa oleh teknologi itu sendiri. Namun kami memilih untuk mengenalkan teknologi kepada si kecil.

Keputusan yang kami buat, bukan asal. Melainkan sudah kami pertimbangkan sematang mungkin. Kami sudah mencari informasi terkait dampak negatif dari mengenalkan teknologi kepada si kecil. Kami juga membuat daftar dampak positif dari mengenalkan teknologi kepada si kecil.

Alhamdulillah, sejauh ini, ada beberapa dampak positif mengenalkan teknologi kepada si kecil. Seperti ia tahu penggunaan teknologi yakni gawai dan laptop. Ia bisa menggambar di gawai maupun di laptop, bisa belajar merangkai huruf menjadi kata di laptop dan ia bisa belajar bahasa inggris dengan nonton youtube di gawai atau laptop, dan sebagainya.

  • Mengarahkan dan mendampingi penggunaan teknologi
Si kecil kami merupakan tipe anak dengan gaya belajar visual kinestetik. Apa yang sedang ia pikirkan lebih sering ia tuangkan ke dalam gambar. Maka dari itu, ia sering sekali menggambar.

Ken menggambar di paint

Sebelum kenal dengan teknologi, si kecil menjadikan kertas, dinding, lantai, kulkas, rice cooker, hingga kaki dan wajah emak bapaknya sebagai media gambar. Hal ini berkurang setelah si kecil kami kenalkan dengan teknologi.

Tentu awalnya ia tidak tahu dengan software atau aplikasi yang dapat digunakan untuk menggambar. Namun, kami menunjukkan kepadanya soal bagaimana menggambar di laptop atau gawai. Alhamdulillah, si kecil kami mampu dengan cepat mengetahui aneka macam fungsi dari aplikasi atau software untuk menggambar.

Setelah kami menunjukkan atau mengarahkan penggunaan teknologi untuk menstimulus si kecil yang memiliki kesukaan dalam hal menggambar, maka selanjutnya kami mendampingi si kecil. Ini juga tak kalah penting. Karena mendampingi si kecil adalah salah satu cara untuk membangun bonding.

Setelah memberikan dua hal tersebut, langkah selanjutnya adalah rencananya, kami akan memberikan si kecil ken pendidikan tambahan yakni pendidikan di luar sekolah. Mengapa?

Sebelumnya, pendidikan di luar sekolah atau yang dikenal juga dengan pendidikan nonformal itu sendiri adalah jenis satuan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah, baik dilembagakan atau tidak. Seperti tempat kursus atau pelatihan, pendidikan anak usia dini, dan sebagainya.  Tujuan dari pendidikan di luar sekolah ini adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta didik/siswa/anak terutama dalam hal pengetahuan dan keterampilan.

Bagi aku dan suami, memberikan pendidikan di luar sekolah di zaman saat ini merupakan hal yang penting. Adapun beberapa hal yang melatarbelakangi pendapat kami ini adalah sebagai berikut.

Peran Penting Pendidikan di Luar Sekolah bagi Si Kecil yang akan Menghadapi Industri 4.0 di Masa Depan.

Pertama, pendidikan di luar sekolah itu penting karena dilihat dari perkembangan zaman saat ini yang mana mengedepankan pengetahuan disertai dengan keterampilan.

Malah sekarang lebih ke keterampilan deh kayaknya yah. Seperti terampil dalam hal membuat kerajinan, terampil dalam membuat aplikasi, terampil dalam hal bisnis startup dan sebagainya.

Kedua, Untuk Melatih dan Mengasah Keterampilan Si Kecil

Kata Thomas Alva Edison, kesuksesan itu dibentuk dari 1% bakat dan 99% kerja keras atau latihan. Jadi kalau aku ingin si kecil sukses atau mahir dalam aktivitas menggambar di laptop atau di gawai dan juga dengan hasil gambar yang uwow dahsyat maka yang harus aku lakukan adalah memberikan latihan-latihan kepada si kecil.

Ketiga, memperkaya wawasan si kecil.

Di usianya yang baru 6 tahun ini, si kecil sudah menunjukkan ketertarikannya dengan aktivitas menggambar di laptop ataupun di gawai. Setiap hari, si kecil pasti meluangkan waktu untuk menggambar. Hasil gambarnya pun menurut aku bagus.

Terus, sering banget dan kalau sedang di rumah, si kecil ken menghabiskan waktu dengan menggambar. Namun, berdasarkan pengamatanku, hasil gambar yang dibuat oleh si kecil ken kurang variatif. Hal ini bisa jadi dikarenakan ia belum tahu secara detail fungsi-fungsi dari tombol yang ada di aplikasi atau software menggambar.

Keempat, menghadirkan lingkungan yang membuat si kecil tumbuh menjadi pribadi yang positif.

Menurut Hebb, ahli neurologi, lingkungan memiliki pengaruh lebih besar dalam kehidupan seseorang dibanding dengan faktor genetik. Nah, dengan memberikan si kecil lingkungan yang didalamnya terdapat semangat untuk belajar, mulai dari pendidikan sekolah formal hingga pendidikan di luar sekolah atau nonformal, maka si kecil pun akan tumbuh menjadi pribadi yang positif. Misal pribadi pembelajar, pribadi yang terampil, pribadi yang berwawasan luas dan sebagainya.

Berdasarkan 4 hal di atas, rasanya, tak adalagi alasan untuk tidak memberikan si kecil pendidikan tambahan berupa pendidikan di luar sekolah. Namun, sebagai orangtua, tetap tidak boleh asal memilih pendidikan di luar sekolah untuk si kecil.

Mengenai pemilihan pendidikan di luar sekolah untuk si kecil, alhamdulillah kami sudah menemukannya. Namanya DUMET School.

Mengapa memilih DUMET School?

  1. DUMET School merupakan pendidikan di luar sekolah yang dikelola secara profesional. Biasanya, apa yang dikelola secara profesional akan memberikan hasil yang maksimal. Hal dapat dilihat dari alumni alumni Dumet School yang yang memiliki kemampuan cihuy dalam hal teknologi. Adapun beberapa bentuk profesionalitas Dumet School adalah apabila dalam satu kelas hanya terdapat satu siswa, pembelajaran tetap berlangsung. Dan yang lebih nenyenangkan lagi, apabila kita sudah menjadi alumni, kita bisa menanyakan solusi dari kesulitan yang kita temui di lapangan kepada para pengajar di Dumet School. Istilahnya dapet konsultasi gratis seumur hidup.
  2. DUMET School merupakan pendidikan di luar sekolah yang mampu membantu kami para orangtua mempersiapkan si kecil agar nantinya mampu menghadapi industri 4.0. Sebab Dumet School sendiri merupakan pendidikan di luar sekolah yang berbasis teknologi. Ada paket belajar web programming, digital marketing, graphic design, web master. 
  3. DUMET School memiliki goals yang jelas. Yakni melahirkan siswa siswa yang jago dalam hal teknologi.
  4. DUMET School memiliki jadwal belajar yang fleksibel. Ini tentu memudahkan siswa. 
  5. Dan lain sebagainya. 

Jadi seperti itulah kiranya hal-hal yang aku dan suami lakukan agar si kecil mampu menghadapi industri 4.0 kelak dan alasan kuat kami berpendapat bahwa pendidikan di luar sekolah itu sangat penting bagi si kecil terutama dalam menghadapi industri 4.0 di masa depannya.

Nah kalau kamu, gimana? Kamu sudah mempersiapkan si kecil untuk menghadapi industri 4.0, belum? Kalau sudah, monggo dishare di kolom komentar. InsyaAllah akan bermanfaat untuk aku dan juga pengunjung blog ini. Monggo dishare yak. Matur nuwun.

Tip Hemat Biaya Beli Baju Bayi Perempuan


Salah satu hal yang disepakati oleh para ibu zaman dulu dan zaman now adalah pertumbuhan bayi itu cepet banget. Makwes.

Baru sebulan udah nambah berat badan sekiloan. Atau mungkin belum sebulan, berat badan udah nambah sekilo. Begitu juga dengan tinggi badan bayi.

Dengan fakta begini maka amatlah wajar kalau baju-bajunya yang cepat banget nggak cukup di badannya. Kalau sudah begini, harus ngerogoh domfet donk buat beli baju baru si baby.

Ada yang menyarankan untuk beli baju yang agak gedean. Misal usai bayi 1 bulan tapi dibelikan baju untuk bayi usia 3 bulan.

Aku pernah mempraktekkan hal itu. Dan memang bisa membuat aku hemat biaya beli baju bayi. Paling 1 bulan setengah atau 2 bulan lagi, baru aku beli baju baru lagi untuk si baby. Bisa sih beli bajunya 3 bulan sekali. Cuma ya gitu, maksain lah. Karena udah ngepas banget kan di badan bayi jadi kadang bikin udel si baby jadi keliatan kemana-mano.

Nah, dari apa yang aku alami akhir-akhir ini sebagai ibu baru lagi tapi rasa lama, ternyata ada cara yang bisa bikin lebih hemat lagi loh soal biaya beli baju bayi. Tapi ini untuk bayi perempuan. .

Waktu mempersiapkan lahiran, aku banyak membeli baju bayi yang terdiri dari atasan dan bawahan. Ternyata baju-baju ini hanya bisa dipakai anak aku selama kurang dari satu bulan. Setelah itu aku kudu bali lagi donk.

Nah di pembelian yang kedua ini aku iseng beli dress dan tentu saja beli baju atasan dan bawahan lagi untuk si baby. Lalu dua bulan kemudian, dari dua jenis baju yang aku beli, ternyata hanya dress yang masih cukup di badan anak aku.

Berbekal pengalaman ini, kalau beli baju bayi, aku lebih banyak beli dress daripada baju atasan. Karena ya itu tadi, durasi pemakaian bisa lebih lama. Yaaa meskipun jadi berubah wujud. Yang awal beli adalah dress, seiring berjalannya waktu berubah jadi baju atasan. *hahay.

Duh, segitunya mak? Iya, biar bisa berangkat haji kayak haji sulam si tukang bubur naik haji.
Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...