Jajanan Lebaran yang Selalu Ada di Rumah



Assalamu'alaikuuummm

Beberapa hari yang lalu, ada kabar duka. Telah berpulang Ibu Ani yudhoyono istri presiden ke-6 Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Ikut sedih dengan berita duka ini. Karena aku pikir dan yakin kalau beliau akan sembuh segera setelah kondisi beliau dinyatakan membaik hingga beliau diizinkan untuk pergi jalan jalan sebentar didampingi bapak SBY dan mbak Annisa menantu beliau. Namun, rupanya, Allah berkehendak lain. Semoga beliau husnul khatimah aamiin. 

Tak hanya sedih dengan kepergian salah satu orang yang Inspiratif yakni ibu Ani. Aku juga memperhatikan kondisi bapak SBY yang nampaknya rapuh banget. Mata beliau yang sembab. Kalimat-kalimat yang diucapkan beliau sendu banget. Do'aku, semoga beliau diberikan ketabahan kesabaran kekuatan sama Allah dalam menghadapi kesedihan ini. 

Moment duka ini benar benar menyita penuh perhatian aku. Asli. Yang sebelumnya sudah mulai rempong ngurusin persiapan lebaran. Jadi benar benar teralihkan. Nggak tahu, rasanya, ikut kehilangan. 

Berubung sekarang sudah mendingan, seiring melihat bapak SBY yang mulai menunjukkan ketegarannya, keikhlasannnya, aku pun kembali fokus ke persiapan lebaran. *hahay. 

Dari semua persiapan lebaran, seperti bersih-bersih rumah, angpao lebaran, dan sebagainya, yang paling utama dipersiapkan adalah jajanan lebaran. Yakali tamu datang nggak ada jajan. Kan nggak enak. Apalagi kalau tamu jauh yang datang. Jadi double double nggak enak. 

Seperti biasanya, aku hampir nggak pernah bikin jajan lebaran sendiri. Jadi semuanya beli. Pengen sih bikin sendiri, tapi resiko gagalnya mah tinggi dan waktu luang juga nggak banyak karena sambil momong anak dan bayi tanpa art ataupun nanny. Jadi ya udah beli aja. 

Jajan lebaran yang aku beli biasanya jajan kesukaan orang rumah, jajan request orang rumah. Karena kalau beli jajan request orang rumah, pasti nggak ada yang namanya jajan lebaran nggak abis, gitu. Jadi pasti semuanya abis. Tapi resikonya ya gitu. Cepet banget abisnya. 

Untuk memperlambat terjadinya toples jajanan lebaran yang cepet kering kerontang, maka aku biasanya meletakkannya di tempat khusus. Lalu pas hari H baru dah aku keluarkan biar nggak cepet abis gitu. 

Resep Jajanan Ramadan Khas Kampung Muslim di Bali



Assalamu'alaikuummm

Lebaran tinggal menghitung hari, yak. Sebagian sedih, sebagian hati aku gembira. Sedih karena mikir masih ada kesempatan ketemu ramadan lagi atau nggak? Lalu sebagian gembira karena bisa ketemu kumpul kumpul silaturahim sama keluarga dan orang-orang terdekat.  Saling bertukar kabar, cerita-cerita, dan ada yang tanya-tanya juga. Bagian yang tanya-tanya ini, kalau bisa diskip aku skip ajalah. Soalnya kadang pertanyaan yang dilontarkan bikin ngelus dada. *hahay. 
Dah, pertanyaan-pertanyaan yang bikin ngelus dada, menyikapinya dengan, abaikan saja. 

Oya, alhamdulillah, hari-hari menjelang lebaran ini, aku sudah di kampung halaman, lho. Kebetulan anak sama suami juga sudah libur lebih awal jadi kami bisa mudik lebih awal. Alhamdulillah. 

Enaknya kalau pulang lebih awal gini, kami masih bisa mencicipi kuliner ramadan khas kampung tempat tinggal aku. Karena biasanya menjelang hari raya, para penjual kuliner sudah banyak yang tutup. Aku sendiri pernah tanya ke salah satu penjual makanan khas ramadan langganan aku. Jawaban beliau waktu aku tanya kenapa tutup lebih awal adalah seperti:"Lempeh an saye, nak sebulan full tu medagang,  biar boleh ape istirahat sambil nungguk i lebaran". 

Dan aku pun mengangguk tanda setuju dengan alasan si ibu penjual. Mungkin kalau aku di posisi si ibu, juga akan melakukan hal yang sama. Tapi di sisi lain, ada rasa nggak rela juga sih, kalau si ibu penjual makanan ramadan libur duluan, libur cepet gitu. Soalnya apa? La diriku berarti berburu lagi penjual makanan yang sesuai selera keluarga. *wakwaw.

Kenapa nggak masak aja, Mak? Dah, sudah dari jauh-jauh hari, sebelum mudik sudah aku niatin, kalau pas mudik aku mau wisata kulineran aja. Gitu. *hahay. Tapi kalau dalam keadaan begini, para penjual kuliner ramadan langganan aku sudah pada tutup, ya mau gimana lagi. Solusi satu-satunya memang masak sendiri. 

Seperti yang aku lakukan kemarin. Bareng ibuk, aku bikin jajanan khas ramadan sendiri. Karena, yang jual udah tutup. Ini adalah salah satu jajanan ramadan yang selalu ada dan dicari pembeli. Namanya Jajan Kopyor.  

Aku jentrengin resep jajanan ramadan kopyor versi kampung muslim di Jembrana Bali. Kali aja kalian mau bikin sendiri. 

Resep Jajan Kopyor
Bahan
Roti tawar
Santan
Susu cair (optional)
Gula pasir
Nangka
Bihun bakso
Mutiara
Daun pisang
Lidi/semat

Cara membuat
Potong dadu nangka
Rebus mutiara
Rendam bihun
Campurkan santan dan gula pasir (banyaknya sesuai selera)
Didihkan santan dan gula pasir
Siapkan daun pisang, letakkan roti tawar terlebih dahulu, kemudian bihun nangka, dan mutiara. 
Tuang santan ke dalamnya. 
Bungkus campuran bahan tersebut.
Terakhir, kukus sampai sekiranya daun pisang berubah warna.
Selesai. 
Siap disajikan.


Cara bikinnya sebenernya simple. Cuma akunya aja yang males. Hahaha.

Nah, kalau di tempat tinggal kalian gimana, nih? Share cerita ya manteman. Sekalian resepnya juga boleh. Hehe.  Matur nuwuunnn. 

Perubahan Pilihan Model Baju Lebaran Seiring Bertambahnya Usia



Assalamu'alaikuuummmm

Haihoo
Alhamdulillah aku sudah berada di kampung halaman sekarang. Dan tadi, aku diajak adek buat berburu baju lebaran. Yup, aku belum punya baju lebaran.

Sebenarnya, aku tak terlalu peduli soal punya baju lebaran atau nggak. Selow aja. Punya baju lebaran, ya alhamdulillah, nggak punya juga nggak apa-apa. Toh, baju lama masih bagus-bagus. Tapi ini berubung diajak adek aku, dan doi maksa banget, jadi ya berangkat ajalah, itung-itung quality time sama adek tercinta dan satu-satunya.

Tiba, di tempat beli baju, aku pun mencari baju lebaran yang memenuhi kriteria aku. Iya, aku punya kriteria untuk memilih baju lebaran. Jadi nggak asal comot hanya karena suka. Nggak asal beli hanya karena model bajunya lagi tren. Atau nggak asal mbayar hanya karena nggak mau kalah sama tetangga. Nggak ah, not my way.

Kriteria memilih baju ini, sudah aku miliki sejak aku kuliah kayaknya. Atau pas aku mondok saat sma dulu, ya? Aku sedikit lupa soal itu.

Adapun kriteria dalam memilih baju lebaran versi aku saat sma dan berlaku sampai hari ini adalah sebagai berikut:
1. Cocok dipakai di kegiatan sehari-hari
Sejak mondok pas masa sma, saat beli baju lebaran, aku selalu memilih baju lebaran yang sekiranya bisa aku pakai untuk kegiatan sehari-hari di pondok. Karena untuk kegiatan sehari-hari tentu baju yang kupilih yang biasa saja. Yang nggak blig bling, yang nggak ada iwir-iwirnya, atau kriwul-kriwulnya. Biasa saja.
2. Nggak perlu mahal, nyaman adalah yang utama.
 Yang penting bahan bajunya nggak bikin gerah, ribet, bikin nyaman, udah, oke aja.
3. Nggak perlu yang lagi ngetren, yang terpenting bikin penampilan enak dipandang mata.
Aku lebih memilih model baju yang bikin penampilanku enak dipandang mata alias pantes gitu.

Kalau diperhatikan, dan kalau diingat-ingat, ada perbedaan yang cukup signifikan antara kriteria memilih baju lebaran waktu aku sd hingga smp dengan kriteria memilih baju lebaran versi aku yang sma dan berlaku sampai saat ini.

Kalau dulu, saat masih sd hingga smp, aku memilih baju lebaran yang ala-ala princess gitu, yang bisa dipakai pergi-pergi ke suatu acara seperti ulang tahun teman, pentas seni, dan sebagainya. Jarang banget milih model baju simpel.  Dulu juga, kalau milih baju, kadang yang lagi ngetren padahal nggak cocok banget di badan aku. Dulu, kalau milih baju lebaran yang bermerk, dan ngerasa ada nilai plus plusnya gitu.
Gitu amat, yak.
Baru sadar gueh. Hahay

Jadi, seperti itulah Perubahan Pilihan Model Baju Lebaran Seiring Bertambahnya Usia. Kalau kalian, gimana? Ada perubahan soal pilihan model baju lebaran kalian seiring bertambahnya usia? Ceritain doonkk.
Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...