Berikut Beberapa Jenis Asuransi Jiwa Terbaik di Indonesia yang Bisa Dipilih


Freepik

Mempunyai asuransi merupakan salah satu investasi menguntungkan yang bisa Kita gunakan. Dimana asuransi ada banyak sekali jenisnya yang juga bisa dipilih dari produk asuransi yang ditawarkan di pasaran. Salah satu produk asuransi yang bisa dipilih adalah asuransi jiwa terbaik di Indonesia yang menawarkan banyak keuntungan apabila memiliki asuransi ini.

Asuransi jiwa merupakan produk asuransi yang mana nantinya perusahaan asuransi akan membayarkan uang pertanggungan dengan nominal yang telah disepakati apabila terjadi resiko kematian kepada pihak pemegang polis asuransi.
Sehingga asuransi jiwa ini memang menjadi produk asuransi yang penting untuk dimiliki. Ketika memilih asuransi jiwa tentunya ada banyak sekali pertimbangan yang bisa digunakan sehingga akan mendapatkan produk asuransi jiwa yang terbaik. Misalnya saja memilih perusahaan asuransi yang aman dan juga telah terpercaya.

Selain itu memilih produk asuransi juga penting karena bisa untuk memilih produk dengan jumlah premi yang sesuai dengan keuntungan dan manfaat terbaik yang ditawarkan. Hal penting lainnya yang bisa dipilih ketika akan membeli asuransi jiwa adalah dari jenis asuransi jiwa yang akan dipilih.

Asuransi jiwa menawarkan setidaknya empat jenis yang bisa dipilih dengan keuntungan masing-masing. Adapun empat jenis asuransi jiwa yang bisa Kita pilih adalah sebagai berikut:

Asuransi jiwa berjangka
Jenis asuransi jiwa pertama yang bisa dipilih adalah asuransi jiwa yang berjangka atau term life insurance. Asuransi ini mempunyai fungsi untuk memberikan proteksi atau perlindungan kepada tertanggung atau pemegang asuransi dalam jangka waktu yang telah disepakati bersama. Dimana biasanya untuk kontrak waktu asuransi adalah mulai dari 5, 10, hingga 20 tahun tergantung dari kesepakatan antara tertanggung dan penanggung produk asuransi jiwa tersebut. Keuntungan dari asuransi jiwa berjangka ini bisa cocok untuk kebutuhan jangka pendek misalnya saja pendidikan anak. Selain itu juga asuransi ini bisa mendapatkan premi yang sesuai dengan kemampuan sehingga bisa mendapatkan jumlah premi yang paling murah.

Asuransi jiwa seumur hidup
Jenis asuransi jiwa selanjutnya yang bisa Kita pilih adalah asuransi jiwa seumur hidup. Asuransi jiwa ini mempunyai kontrak seumur hidup berbeda dengan jenis asuransi jiwa sebelumnya. Biasanya untuk jangka asuransi ini akan mempunyai manfaat dan perlindungan untuk pemegang asuransi hingga 100 tahun. Sehingga jenis asuransi ini sangat direkomendasikan untuk yang menginginkan asuransi jangka panjang yang juga bisa digunakan sebagai tabungan yang menguntungkan. Asuransi ini mempunyai banyak keuntungan yang ditawarkan salah satunya adalah akan mendapatkan uang pertanggungan secara penuh atau seluruhnya ketika kontrak berakhir.

Asuransi jiwa dwiguna
Jenis asuransi jiwa ketiga yang bisa Kita pilih ketika ingin memilih asuransi adalah ada asuransi jiwa dwiguna. Asuransi ini mempunyai dua manfaat utama yang ditawarkan yaitu sebagai asuransi jiwa yang berjangka dengan waktu tertentu tetapi juga bisa digunakan untuk tabungan seperti pada asuransi seumur hidup. Asuransi ini akan bisa mendapatkan uang premi yang telah dibayarkan apabila terjadi resiko meninggal dunia. Asuransi ini bisa diambil untuk banyak keperluan mulai dari pendidikan anak, dana darurat, dan juga untuk dana pensiun.

Asuransi jiwa unit link
Jenis asuransi jiwa terbaik di Indonesia terakhir yang bisa Kita pilih adalah asuransi jiwa unit link. Asuransi ini mempunyai banyak manfaat gabungan yaitu sebagai asuransi dan juga investasi. Asuransi ini akan memberikan manfaat sebagai dana perlindungan dari resiko kematian tetapi juga dapat digunakan sebagai investasi yang menguntungkan bagi Kita, eh aku aja kali ya, yang kurang paham ketika harus memilih investasi yang aman.


Investasi Tanah untuk Biaya Sekolah Anak, Cukup Nggak, Ya?

Kemarin ada teman medsos yang share soal ukt tahun ini. Biayanya uwow fantastis banget. Asli, bikin aku yang semula ngantuk jadi melek terang benderang.

Aku sempat ngerasa sudah aman soal biaya sekolah bocil karena alhamdulillah sudah ada investasi berupa tanah khusus buat sekolah bocah. Tapi setelah lihat share biaya itu, aku jadi ngerasa bahwa apa yang aku dan suami siapkan belum ada apa-apanya. Apalagi setelah aku itang itung, kenaikan harga tanah di daerah tempat tinggalku, berubahnya kayak siput alias lamaaaaa.

Pikirku, nggak cukup deh kalau cuma menyiapkan investasi saja untuk sekolah anak. Mengingat ukt yang terus menanjak dari tahun ke tahun. Nanjaknya nggak nyantai pula. Langsung aja maktuing gitu. Terakhir aku baca artikel di kompas, katanya inflasi pendidikan naik sekitar 15% pertahun. Mak busyet dah ya. Jadi aku pikir tetap perlu tabungan khusus sekolah anak. Asuransi juga bisa, sih. Tapi kayaknya untuk dana pendidikan aku lebih milih nabung aja.

Jadi, belum terlambatlah yah, kalau aku dan suami mulai nabung dana pendidikan untuk bocah dari sekarang. Memang sih idealnya begitu si kecil lahir, udah langsung mengalokasikan penghasilan untuk tabungan sekolah anak. Tapi apalah daya, meleknya baru sekarang *hahay.

Buat buibu, mamis yang belum mikirin dana pendidikan anak. Yuk ah, kita beraksi mulai dari sekarang.

Pemikir yang Jadi Toxic Bagi Diri Sendiri?



Pemikir. 
Ya, aku begini ini. Pemikir parah. Apa apa aku pikirin. Nggak ada yang aku pilah pilih. Bahkan beberapa kali hal yang kadang kecil remeh temeh aku pikirkan sedemikian rupa. 
"Eh koq bisa begini, ya". 
"Seharusnya nggak gitu"
"Duh, coba aku nggak ngelakuin gitu tadi"
"Lain kali jangan sampai deh begitu"

Wadidawlah yah.
Terutama bagian yang mengandai-andai, menjika-jika, atau menyesali keputusan yang aku pilih sendiri. Maknyonyor, kan. Bikin keputusan sendiri, eee malah tenggelam dalam pikiran penuh sesal. Seharusnya, bukan rasa sesal yang dibesarkan yang dipikirkan sedemikian dalam. Melainkan cari hikmah atau pelajaran di setiap kegagalan dari keputusan.

Seringkali, aku terjebak dengan pikiranku sendiri. Hingga bikin aku memutuskan untuk berhenti, tidak melangkah, membiarkan hidup mengalir begitu saja. Karena aku nggak mau mengambil risiko. Aku takut nggak siap menghadapi risiko dari keputusan yang aku ambil. 

Sifat pemikir bukan suatu hal yang buruk. Namun jika berlebihan malah jadi toxic bagi diri sendiri. Karena buat tidak berani melangkah, mencoba sesuatu hal yang baru, karena takut dengan resiko yang mungkin terjadi. Padahal belum tentu apa yang dipikirkan tentang resiko-resiko yang mungkin terjadi tersebut akan terjadi beneran atau akan menjadi nyata atau benar-benar terjadi. Belum tentu. 


Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

About Me

Halo Assalamu'alaikum, Aku Inda, guru tk. Aku  ibu dari dua bocil, ken dan yumna, yang suka menulis, suka kulineran, jalan-jalan...