Percakapan
tersebut hampir terjadi di sebagian besar rumah tangga di Indonesia.
Berdasarkan temuan dari Global Adult Tobacco Survey (2011) yang menyatakan
bahwa sebanyak 61,4 juta orang dewasa di Indonesia yang masih merokok. Dari
data GATS tersebut, ditemukan sebanyak 67,4 persen pria dewasa di Indonesia
adalah perokok
Yang lebih
mengkhawatirkan, Abdillah, Peneliti Lembaga Demografi FEUI, dalam temu media di
Kementerian Kesehatan, mengatakan bahwa survei yang dilakukan pada 2009
menunjukkan pengeluaran untuk rokok pada rumah tangga termiskin yang ada
perokoknya menempati urutan kedua.
"Pengeluaran
untuk rokok hanya lebih kecil dari pengeluaran untuk makanan," ujarnya.
Pengeluaran untuk
rokok itu mengalahkan 23 jenis pengeluaran lainnya seperti daging, buah-buahan
maupun pendidikan dan kesehatan.
Rokok itu
sendiri, menurut kamus besar bahasa Indonesia, merupakan gulungan tembakau
(kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus (daun nipah, kertas). Sedangkan
merokok adalah mengisap rokok.
Sumber |
Saya sempat
bertanya kepada beberapa perokok di tempat tinggal saya mengenai alasan mereka
mengkonsumsi rokok.
Perokok A berkata
:"sumpek, stres, hilang mbak".
Perokok B berkata
: "kalau nggak ngerokok, mulut rasanya pahit mbak"
Perokok C
menjawab :"Saya kalau ngerokok ya pas nyangkruk (nongkrong) sama
temen-temen aja mbak, kan nggak enak kalau kita nggak ikutan ngerokok mbk
"
"Ooo berarti
karna gengsi to?" Tanyaku lagi.
"Bukan mbak,
kalau nyangkruk itu biasanya mbak, ada yang naruh rokok di depan saya, masak
mau saya sia-sia in, la wong gratis e mbak"
*tepuk jidat.
Begitulah
beberapa alasan yang mereka lontarkan.
Sebenarnya apa
sih yang terkandung dalam sebatang rokok hingga membuat perokok A berpendapat
seperti itu?.
Di dalam rokok
terdapat kandungan yang bernama nikotin. Nikotin mempengaruhi keseimbangan
kimia pada otak, khususnya dopamine dan norepinephrine, cairan kimia otak yang
mengendalikan rasa bahagia dan rileks. Ketika efek nikotin mulai bekerja, maka
level mood dan konsentrasi pun akan berubah. Para perokok merasakan bahwa
efek tersebut terasa nikmat dan menyenangkan. Padahal sesungguhnya nikotin ini
merupakan zat adiktif yang lebih berbahaya dari narkoba. Kenapa?. Ketika
terjadi ketidakseimbangan kimia di otak akibat jumlah dopamin dan norepinephrine
yang berlebiham, otak mencoba untuk menyeimbangkannya. Sistem pertahanan
otomatis ini akan mengeluarkan semacam kimiawi “anti-nikotin”. Cairan kimia
“anti-nikotin” ini membuat seseorang merasa depresi, mood menurun, dan tidak
tenang ketika tidak merokok. Keadaan ini menyebabkan seseorang ingin menghisap rokok
untuk kembali meningkatkan mood dan menjadi rileks kembali.
Tidak cukup
sampai disitu, masih ada beberapa zat berbahaya yang terkandung dalam satu
batang rokok. Apa saja itu ?
- Benzene merupakan petrokimia yang diipakai untuk men-dry clean pakaian.
- Arsenik adalah logam yang bisa meracuni darah dengan mudah.
- Tar yang sifatnya karsinogenik timbul ketika rokok dibakar.
- Formaldehida merupakan bahan kimia yang berfungsi untuk mengawetkan mayat.
- Aseton merupakan bahan kimia yang terdapat pada penghilang cat kuku.
- Karbon monoksida adalah gas beracun yang bisa menempel pada sel darah merah serta mengganggu pengangkutan oksigen dalam darah sehingga menimbulkan kerusakan pada paru-paru serta berpotensi menyebabkan penyakit koroner.
- Aroma amonia bisanya tercium pada pembersih toilet.
- Kadmium merupakan satu diantara logam-logam bahan untuk membuat baterai.
- Nitrogen oksida hasil polutan udara dari Pabrik dan mobil
- Kromium adalah logam yang terbukti mengakibatkan kanker.
- Naftalena adalah bahan kapur barus yang berfungsi untuk mengusir serangga ataupun tikus dari pakaian.
- Hidrogen Sianida merupakan racun paling cepat di dunia.
- Timbal juga merupakan karsinogen.
- Kumarin adalah zat adiktif organik pada bahan tambahan ]makanan yang sekarang sudah dilarang oleh standar dunia.
Sebagaimana
kandungan rokok yang telah disebutkan di atas. Maka zat-zat tersebut tentu saja
akan membawa dampak bagi si perokok sendiri. Merokok dapat menyebabkan kanker,
serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Sebenarnya masih
banyak lagi bahaya rokok bagi kesehatan si perokok aktif itu sendiri , seperti
dapat menyebabkan berbagai penyakit yaitu :
1. Penyakit
jantung dan pembuluh darah
2. Pengkroposan
tulang atau yang dikenal dengan osteoporosiis
3. Putus haid
awal
4. Bronkitis
5. Batuk
6. Penyakit ulser
peptik
7. Enfisima
8. Otot lemah
9. Penyakit gusi
10. Kerusakan
mata
11. Kanker perut
12. Kanker usus
dan rahim
13. Kanker mulut
14. Kanker
esofagus
15. Kanker
payudara
16. Kanker
paru-paru
17. dan lain
sebagainya
Dampak dari
merokok tak hanya berimbas pada kesehatan si perokok saja. Tetapi juga pada
orang-orang yang menghirup asap rokok atau disebut dengan perokok pasif.
Penyakit yang akan menyerang perokok pasif dalam jangka waktu tertentu adalah
1. Penyakit
jantung
2. Kanker
paru-paru
3. Kematian dini
4. Bayi mati
mendadak
5. Gangguan
pernapasan
6. Sistem imun anak
Menurut data dari
American Lung Association, setiap tahun ada sekitar 3.400 korban meninggal
karena kanker paru-paru dan 70.000 nyawa melayang akibat penyakit jantung dari
para perokok pasif. Jadi untuk perokok pasif, jauhi asap rokok dari perokok
aktif.
Merokok tak hanya
berdampak negatif bagi kesehatan. Merokok juga berdampak pada ekonomi keluarga.
Tentu saja. Uang yang seharusnya bisa digunakan untuk sesuatu yang lebih
berguna, malah digunakan untuk menciptakan asap beracun (merokok).
Fakta menunjukan
bahwa kalangan yang paling banyak merokok justru dari masyarakat berpenghasilan
rendah. Sama halnya dengan fakta yang saya temukan di desa tempat tinggal saya
yang mana sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Penghasilan
mereka pun tak diperoleh setiap bulan melainkan tergantung dari masa tanam dan
waktu panen.
Saat saya belanja
di warung terkadang saya sering memperhatikan rokok yang mereka konsumsi.
Memang harganya tak mahal, harga rokok paling mahal yang dikonsumsi mereka
sekitar Rp. 10.000,-/bungkus – Rp.12000,-/bungkus, dan untuk harga eceran
berkisar sekitar seribu untuk satu batang rokok hingga Rp. 2000,- untuk 3 batang
rokok, tergantung merknya.
Kontras dengan
para istri. Saya juga sempat bertemu dengan istri-istri dari para perokok
pelanggan warung tersebut. Tak jarang mereka terkadang berhutang kepada si
pemilik warung. Dan untuk membayar hutangnya, para istri bekerja sambilan
tentunya setelah selesai mengerjakan tugas rumahnya. Mereka biasanya bekerja
menjahit tas, meronce, membuat keripik pisang, terkadang juga ikut menjadi
buruh sawah dan lain sebagainya
Miris memang. Si
istri bekerja sambilan. Bahkan ia juga menyisihkan rasa malu untuk berhutang ke
warung demi dapur tetap mengepul, demi perut anak-anak dan suami. Sementara suami asyik mengepulkan asapnya sendiri.
Berdasarkan data
dari Departemen Kesehatan Indonesia menyatakan konsumsi Rokok perhari = 1
bungkus = Rp. 10.000,-
Konsumsi rokok
perbulan = 30 bungkus = Rp. 300.000,-
Konsumsi rokok
pertahun = 360 bungkus = Rp. 360.0000,-
Maka konsumsi
rokok per 10 tahun = 3600 bungkus = Rp. 36.000.000 hampir sama dengan biaya
haji (biaya haji saat ini saja 33,79 juta),
dana pendidikan sekolah anak, renovasi rumah dan masih banyak keuntungan
lainnya yang dapat diperoleh perokok jika ia benar-benar berhenti merokok.
Namun apabila
perokok tidak segera berhenti merokok, maka ia tidak hanya kehilangan kesempatan
untuk melakukan ibadah haji dan tidak dapat mempersiapkan masa depan pendidikan
anaknya. Malahan, ia akan mengeluarkan biaya untuk menyembuhkan penyakit yang
disebabkan karena aktifitas merokoknya. Menurut Depkes, total biaya kesehatan
yang dibelanjakan rakyat Indonesia dalam setahun untuk penyakit yang dikaitkan
dengan tembakau berjumlah Rp. 15.4 triliun untuk pelayanan rawat inap dan Rp.
3.1 triliun untuk pelayanan rawat jalan.
Begitu banyak
kerugian yang diakibatkan dari aktifitas merokok. Baik dari segi kesehatan juga
ekonomi keluarga. Andai saja para perokok tersebut menghentikan aktifitas
merokoknya, tentu saja akan ada banyak keuntungan dibalik itu semua.
1. Tentu saja
kesehatannya lebih terjaga.
2. Begitu juga
kesehatan orang-orang disekitarnya. Terutama anak-anak dan istri.
3. Penghasilan lebih terjaga dan terarah. Uang
yang biasanya digunakan untuk membeli rokok, kini bisa digunakan untuk mempersiapkan pendidikan anak. Misalnya
dengan tabungan pendidikan atau asuransi pendidikan. Saat
ini banyak lembaga keuangan yang memiliki program tabungan pendidikan dan ada
juga program asuransi pendidikan sebagaimana yang dimiliki oleh Sun Life Financial memiliki produk dan layanan Scholar in Safe yang hadir untuk membantu orang tua dalam
mempersiapkan dana untuk setiap jenjang pendidikan yang akan dilalui oleh
buah hati. Dengan Scholar in Safe, para orang tua dapat memastikan senyum cerah
buah hati karena sejak dini telah mempersiapkan kebutuhan biaya
pendidikannya. Selain itu juga, untuk memudahkan nasabah, Sun Life Financial juga melakukan kerjasama dengan beberapa bank. Sehingga
nasabah tidak perlu bingung atau repot jika ingin menabung sekaligus
mempersiapkan dana pendidikan anak atau mempersiapkan dana masa tua. Karena
bisa dilakukan di satu tempat.
Sungguh banyak hal positif
yang diperoleh dari menghentikan candu merokok. Oleh sebab itu, teruntuk para
suami bersikaplah bijak bagi diri sendiri dan keluarga. Bukan hanya istri yang
harus Melek Financial, suami juga harus melakukan hal yang sama. Sebagai bentuk
gotong royong, bersama-sama membangun sebuah keluarga bahagia yang bijak dalam
menggunakan penghasilan. Terakhir, sedikit pesan untuk para suami yang masih
merokok.
Wahai suami yang suka
merokok
Berhenti menghisap rokokmu
Matikan puntung rokokmu
Bijaklah menggunakan
penghasilanmu
Dengan begitu, kau akan
melihat anak-anakmu tumbuh dengan sehat, riang dan optimis menatap masa
depannya.
Dengan begitu, istrimu akan
bangga padamu, karena berhasil menahkodai bahtera rumah tangga dan berlabuh di
dermaga sakinah mawaddah warohmah amin.
Referensi :
http://www.sunlife.co.id/indonesia?vgnLocale=in_ID
komiknya bagus mak, sukses buat lombanya.. kukira tadi iklan rokok hehe gagal fokus ternyata lomba Sunlife hihi..
ReplyDeleteMakasih mak, amin, sukses jg buat mak Susan ya, : )
ReplyDeleteRokok dicaci tapi juga dicari ya. Daripada buat beli rokok mending buat bayar premi asuransi ya mak ^^
ReplyDeleteBetul itu mak ika, masa depan lebih terjamin, insya Allah. makasih kunjungannya mak ika, : )
DeleteHahaha... kartunnya itu jleeeebb banget. Bukan curcol kan mak? #eh
ReplyDeleteTapi memang yaa... rokok itu duuuuh bikin kezelll maksimal.
Perusahaan rokok selalu berdalih meningkatkan kesejahteraan masyarakat dll, padahal in fact malah bikin masyarakat terperosok di jurang kemiskinan. Huh!
Eniwei, saya ini mantan karyawan pabrik rokok loh. Alhamdulillah, udah tobat :)
idem mak, kalau diperjalan trus nyium bau rokok, rasanyaaaaa,mabuk mabuk mabuk mabuuuk rokok *sambil nyanyidangdut.
DeleteMakasih kunjungannya ya mak nurul : )
Mantaps! Daripada duit dibeliin rokok mending diinvestasikan atau dibuat jadi bayar premi asuransi. Kan jadi berguna...
ReplyDelete1000 buat mak eka. Makasih kunjungannya mak : )
DeleteKartunnya kocak...sukses yaa
ReplyDeleteAmin, Tengkyu do'anya : )
Deletesukses untuk lombanya, Mak.
ReplyDeletesuami saya perokok, tapi ya alasannya emang banyak pas disuruh berhenti. Saya sampe bosen :P
Amin, makasih do'anya ya mak. Kasih permen anti rokok mak, abis makan tu permen, trus kalau mau ngerokok, jadi eneg. Kata tv si gitu mak,hehe. Makasih kunjungannya ya mak : )
DeleteWaah kartunya keren banget maaak *gagalfokus*
ReplyDeletesukses ngontesnyaa
Amin. makasih doa dan kunjungannya ya mak, : )
DeleteSetujuuuuu, mending duitnya buat asuransi yang jelas lebih bermanfaat.
ReplyDeleteRokok udah bikin sakit, uang dibakar pula :D
Sipp, betul itu mak. Makasih kunjungannya mak indah : )
DeleteJleb..banget artikelnya..secara saya memang anti rokok namun sangat menyebalkan ketika memberitahu org yg merokok di tempat umum karna merasa tdk nyaman justru si perokok marah2
ReplyDeleteiya mak, saya biasanya kalau nemu org ngerokok deket saya, langsung sy kibas-kibasin tu asep rokok, trus sy tutupin juga hidungnya, eeeehh yg punya asep malah nggak peduli..hadehhhh : (
DeleteMakasih kunjungannya ya mak : )
Ilustrasine mantaabbbb...
ReplyDeleteSukses lombanya yaa aku malah belum bikin huhuhuhu
Makasih mak lies : )
DeleteMiris Mak klo liat orang yang dari segi ekonomi keliatan (maaf) susah banget, tapi rokok ga pernah absen tiap hari, kan eman-eman, mending beli beras
ReplyDeleteBetul itu mak heni, duit 400rb cm habis buat kebal kebul, capek deh, mending di tabung atau buat asuransi.
DeleteKasian kitaa deh... jadi perokok pasif.. hehe
ReplyDeleteyupp, betul itu.jd perokok pasif lebih bahaya drpd perokok aktif,
Delete