Sekilas. Ia nampak
seperti laki-laki biasa. Tak menengadahkan kepala. Tak memasukkan tangan di kantong
celananya. Tak pelit sapa
Ia memang tak nampak luar biasa. Kaos oblong. Celana jins. Sandal
gunung. Jerawat di pipi di dahi. Komedo di hidung. Minyak sana sini. Rambut berdiri
duri. Biasa saja.
Tapi cobalah mendekat padanya. Ajak ia berbincang tentang
negara. Lebih khusus tenaga kerja. Maka siap-siaplah akan terkesima padanya.
Wajahnya yang kucel. Penampilannya yang sederhana. Seketika itu
akan sirna. Berganti dengan aura cemerlang yang mengitarinya.
Lalu coba lagi untuk lebih mengenalnya. Ikutlah beberapa
aktifitasnya. Maka akan hadir perasaan takjub padanya.
![]() |
Kawan buruh, baju merah, aksi demo |
Disela-sela aktifitasnya yang sukup padat, sebagai guru,
dosen, dan mahasiswa. Ia meluangkan waktu untuk berbagi ilmu. Memberikan pendidikan
kepada para buruh. Tentang kewajiban mereka. Tentang hak mereka. Tentang hukum
yang memayungi mereka. Tentang posisi mereka. Bahwa mereka tak aman. Kapanpun PHK
bisa mendatangi mereka. Kapanpun mereka harus waspada. Siaga kantong yang
paling utama. Tak boleh lengah.
![]() |
Kawan buruh, kaos biru, pemateri pendidikan |
![]() |
Kawan buruh, kaos biru, latihan demo |
Terkadang, para buruh diajak berdiskusi. Tentang suatu kasus
yang tentunya berhubungan dengan mereka. Menganalisis bersama. Mencari jalan.
Menemukan solusi.
Ia mengajak para buruh untuk lebih mengenal dan paham ‘gerakan’
mereka. Dengan membaca beberapa tulisan tokoh-tokoh ham. Seperti semaun, tan
malaka, che guevara, dan lain sebagainya.
Atau ia juga tak segan membantu para buruh yang ingin lebih
tau tentang teknologi. Smartphone. Komputer, dan lain sebagainya.
Tujuannya hanya satu. Yakni agar buruh lebih pandai. Berwawasan
luas. Mampu berpikir. Sehingga tak mudah dibohongi. Susah dicurangi. Mampu membela
diri. Dan yang pasti mereka bukan mesin.
Jika ada kasus PHK, jika ter-phk tak diperhatikan haknya,
maka dengan sigap ia akan membantu. Memberi solusi. Menyusun strategi. Mengadakan
pertemuan dengan pihak perusahaan. Melakukan perundingan. Bipartite. Melapor ke
disnaker. Dan seterusnya.
Jika luang dengan senang hati ia akan ikut turun ke jalan. Berorasi.
Menyuarakan hak buruh. Menebar semangat berjuang demi hak mereka. Ya hak
mereka.
Apabila sudah mengenalnya, mengikuti aktifitasnya, lalu
kemudian lihatlah. Adakah ia mendapatkan uang dari hal tersebut?. Adakah ia
mendapatkan keuntungan materi?. Pernahkah melihatnya meminta fee dari apa yang
ia lakukan?.
Tidak. Tentu tidak
Karena ia melakukan itu semua memang tidak mengharap materi.
Baginya, iuran para buruh lebih baik digunakan untuk
operasional organisasi
Baginya, apa yang ia lakukan membuat hatinya merona bahagia.
Bisa membantu sesama. Walau hanya dengan ilmu dan tenaga.
Baginya, apa yang ia lakukan adalah passionnya.
Baginya, apa yang ia lakukan adalah bukan hal yang sia-sia.
Bukan hal yang buruk. Bukan hal yang dibenci Sang Pencipta.
Mungkin saat ini belum terlihat hasilnya. Tapi ia yakin,
suatu saat, apa yang ia rintis bersama kawan-kawan peduli buruh, akan berbuah
manis dan terasa nikmat.
Ia memang orang biasa
Ia bukan pejabat
Ia bukan tokoh politik
Ia bukan pencari muka
Ia bukan pemburu nama
Ia bukan pencari simpati
Ia menyebut dirinya sebagai kawan buruh, kawan rakyat.
![]() |
Kawan buruh, orasi, hari buruh |
Saya mencari-cari nama si "pahlawan" ini siapa ya mak? :-)
ReplyDeleteyg jelas bukan lee min ho mak leyla hana..hihihi...
DeleteKawan buruh kawan rakyat ... Angkat jempol buat kalian :-)
ReplyDelete