![]() |
Hijup.com |
Trend Style Hijab Simpel nan Modern
4 Merek Panci Presto Terbaik
![]() |
Sumber : MatahariMall |
2 Jenis Mukena Online Shop Berkualitas Terbaik
![]() |
Hijup.com |
![]() |
Hijup.com |
Cara Agar Khatam Al-Qur'an Berkali-kali
Duuhh. Cepet banget yak Ramadhan berlalu. Sudah hampir H-10 aja nih. Duuh. Apa kabarnya nih resolusi Ramadhan kalian ? Target hampir tercapai atau masih di tengah jalan ? Yuk buruannn.
Iya aku juga lagi tengah buru-buru nih. Gapai beberapa resolusi Ramadhan yang sudah aku rancang jauh-jauh hari. Nggak banyak dan nggak sulit juga. Cuma butuh semangat istiqomah aja.
Resolusi Ramadhanku mungkin sama dengan kalian. Seputar ibadah sunnah aja sih. Salah satunya adalah ingin bisa khatam al qur'an lebih dari satu kali.
Ramadhan-ramadhan sebelumnya, tepatnya sejak si ken nongol, aku cuma bisa khatam al-qur'an satu kali doank. Nah rencananya sih, Ramadhan kali ini pengen bikin resolusi baru gitu yang lebih menantang semangat buat memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan.
Di samping itu juga, aku ngerasa gimana gitu yah. Masak dari tahun-tahun lalu nggak ada peningkatan ibadah sama sekali. Sementara Allah sudah ngasih nikmat yang berlimpah nan luar biasa kepada aku dan keluarga. Eikeh kan jadi malu sendiri gitu. Malu sama Sang Maha Segalanya. 'Duuhh, kulo nyuwun ngapuro ngge Gusti'.
Kemudian, selain juga karena ngerasa malu bin nggak enak sama DIA, aku juga malu sama ibuk. Ibuk yang wanita karir plus ibu rumah tangga saja bisa khatam qur'an sampai 2 hingga 3 kali. Sedangkan aku, yang cuma ibu rumah tangga saja cuma bisa khatam satu kali. Itu kan maknyonyor banget jadinya. Ho oh kan ?. Jadi aku putuskan Ramadhan kali ini pengen khatam qur'an maksimal 3 kali minimal 2 kali. Gitu amat batasnya yak ? wkwkkwkwk.
Untuk mewujudkan rencanaku ini, aku mempelajari betul apa yang dilakukan ibuk sehingga beliau bisa mengkhatamkan al qur'an berkali-kali. Setelah melakukan pengamatan selama bertahun-tahun (lama amat yak), akhirnya aku menemukan rumusan atau langkah-langkah yang beliau lakukan untuk bisa khatam al qur'an berkali-kali, antara lain sebagai berikut :
● Istiqomah membaca Al-qur'an setiap hari di luar bulan Ramadhan.
Kalau ingin meningkatkan kecepatan berlari, maka sering-seringlah berlatih. Tahapan demi tahapan. Demikian juga dengan membaca Al-Qur'an. Jika ingin kemampuan membaca Al-Qur'an lebih handal dan lancar jaya. Maka sering-seringlah membacanya disertai dengan memahami tajwidnya. Sehingga saat bulan Ramadhan tiba, kita bisa membaca Al-Qur'an dengan lancar jaya. Itulah yang dilakukan ibuk setiap hari. Di luar bulan Ramadhan.
● Membaca Al Qur'an setiap selesai sholat lima waktu.
Ibuk selalu menyempatkan diri membaca Al Qur'an setelah sholat lima waktu. Meskipun hanya selembar atau dua lembar. Terutama pada saat sholat dzuhur maupun ashar. Saat dzuhur beliau terkadang terserang kantuk. Sementara ashar beliau harus menyiapkan makanan untuk berbuka puasa.
● Memperbanyak membaca lembar demi lembar al qur'an saat tenaga full terisi.
Sambil menunggu waktu isya' datang, ibuk memanfaatkannya untuk membaca Al-Qur'an. Demikian juga saat beliau sedang menunggu waktu subuh datang.
● Menciptakan suasana nyaman saat sedang membaca Al Qur'an.
Ibuk memiliki kostum yang khusus dipakai untuk sholat. Bahan pakaiannya adem banget. Sehingga membuat ibuk nyaman saat memakainya. Baik untuk sholat juga untuk mengaji. Selain itu juga, ibuk menyiapkan sebuah meja, kaca mata juga kipas manual. Mengapa kipas manual ? kata ibuk, kalau pakai kipas angin bukan ngilangin panas, tapi malah bikin cepet ngantuk. Gitu. Dan sebagainya.
Alhamdulillah, berkat mempraktekkan langkah-langkah atau cara agar bisa khatam al-qur'an berkali kali versi ibuk, sejauh ini, aku sudah khatam 1 kali, dan sekarang sedang menuju khatam al-qur'an yang kedua kalinya. Alhamdulillah. Lain waktu mungkin bisa aku selingi dengan belajar maknanya. Amin. Semoga masih diberi kesempatan untuk bertemu Ramadhan lagi. Amin lagi.
Nah kalau kalian gimana nih ? Hilal tercapainya Resolusi di bulan Ramadhan sudah nampak kan ? kan kan kan ? Yukkk. Buruaannn. Sebelum Ramadhan melambai lalu pergi berlalu.
Utamakan Bahan Berkualitas Demi Kenyamanan Busana
![]() |
Sumber Gambar : Hijup.com |
Pengalamanku Menggunakan Cetaphil Gentle Skin Cleanser
- Kulit memerah
- Kulit kering dan pecah-pecah
- Kulit tidak elastis
- Kulit kerut (Penuaan Dini)
- Kulit wajahku terasa lembab sehingga terhindar dari yang namanya kulit dehidrasi.
- Kulitku juga terasa lentur dan kenyal seperti kulit bayi.
- Aman untuk kulitku yang berjenis kulit kombinasi. Aman di bagian area jenis kulit berminyak dan juga aman di bagian area jenis kulit normal.
- Memudahkan bagiku dalam merawat kulit wajahku yang merupakan jenis kulit kombinasi, Sebab cukup ribet merawat jenis kulit kombinasi.
- Cara pemakaiannya juga amat praktis. Jika sedang sibuk banget nih, aku bisa memilih cara penggunaan yang kedua. Dan kalau agak senggang, aku bisa memilih cara yang pertama.
- Mendapat tanggapan positif dari yang memandang. Bersih, tidak kusam, apalagi kucel.
3 Hawa Nafsu yang Harus Dihadapi Ibu yang Memiliki Balita
Secara sederhana puasa itu berarti menahan hawa nafsu. Berupa nafsu makan, minum, marah, dendam, mencuri, korupsi dan sebagainya. Sekilas memang nampak mudah. Hanya 'menahan' saja. Tapi apabila kata menahan ditemani dengan hawa nafsu, beuuggghh, nyonyor nyonyor dah. Sebab tidak akan terasa mudah. Apalagi untuk orang yang sudah terbiasa berkubang dengan hawa nafsu macam aku ini. Eit tunggu dulu, aku berkubang bukan di hawa nafsu bagian dendam, mencuri, apalagi korupsi. Melainkan berkubang di hawa nafsu yang mungkin juga dialami oleh ibu-ibu lain yang memiliki balita seperti aku ini. Apakah ituuuuuu ?.
1. Nafsu makan
Entah dari mana asalnya, semenjak punya anak, nafsu makanku rasanya begitu menggelora *aseg*. Padahal dulu nih waktu masih gadis kinyis-kinyis *pret*, aku tu nggak akan makan kalau nggak sampek lapar banget. La sekarang ? Apa saja aku embat. Hahaha. Kalau si ken nggak mau ngabisin makanannya, aku yang ngabisin. Kalau si ayah nggak habis juga, aku yang ngabisin. Kalau makananku yang nggak habis ? eemmmm... itu merupakan suatu hal yang mustahil. Hahahaha.
Memiliki kebiasaan seperti ini, yang terlahir dari nafsu makan yang membara *halah*, tentu saja berdampak di bulan suci Ramadhan ini. Apalagi bagi ibu yang memiliki balita.
Masuk di usia balita memang anak sudah memiliki banyak kemampuan Salah satunya adalah mampu makan sendiri. Si kecil ken juga sudah bisa makan sendiri. Tapi ya gitu, makannya lamaaaaaakkkkk dan blonteng-blonteng. Selain itu, ia juga tidak akan mau makan sendiri kalau bukan makanan kesukaannya. Kalau sudah begini, mau nggak mau, si mamak harus turun tangan donk yak. Meskipun aku sedang puasa. Meskipun nantinya aku bakal nelen ludah. Bahkan bisa berkali-kali nelen ludah kalau menu makanan si ken adalah menu kesukaanku juga. Bahahaha.
Nyebut mak nyebut. Tahan nafsu makan mak. Puasa puasa.
Eh iya
Astaghfirullahal'adzim.
2. Nafsu minum
Tak dapat dipungkiri, puasa zaman sekarang lebih susah daripada puasa di zaman dulu. Terutama apabila dilihat dari suasana alamnya. Mulai dari cuaca, udara, angin, dan sebagainya.
Kalau dulu, zaman aku masih kecil mungil imut dan lucu *glodak*, suasana alamnya enak banget. Cuaca bersahabat dan nggak pernah bertindak ekstrim seperti sekarang. Bentar panas, bentar hujan. Selain itu juga zaman dulu, udara masih seger. Stok angin juga banyak. Karena masih banyak pohon dimana-mana. Seger semriwing. Jadi terhindar banget dari yang namanya kepanasan. Kalau sekarang ? beuuuggghhhh, fanas. Bahkan bersembunyi di dalam rumah pun, tak mampu mengusir hawa panas. Kalau sudah kepanasan, maka selanjutnya yang akan hadir adalah ngelak i sasi alias haus banget.
Selain karena panas yang bikin haus, ada lagi hal yang bisa banget menghadirkan haus. Yakni nemenin si balita main, nyanyi, joget-joget. Hhhhhhh. Sudah rasanya panas, eee disuruh ikut nyanyi sambil joget pula. Itu kan bikin hot hot pop banget rasanya. Mengundang hasrat (nafsu) untuk minum. Hadeeehhh. Kalau sudah begini mah aku hanya bisa tiduran di lantai sambil ngelihatin teko yang penuh terisi air. *Glek*.
Nyebut mak nyebut. Tahan nafsu minum. Puasa puasa.
Iya iya
Astaghfirullahal'adzim.
3. Nafsu ngomel
Hampir sebagian besar wanita punya bakat ini. Yang membedakan hanya kadarnya saja. Ada yang ngomel hanya sepatah dua patah kata saja, dan ada juga yang sampai menggunakan ribuan kata. Tetet towet tetet towet duar duar.
Sebagai seorang ibu yang memiliki balita, ada beberapa hal yang bisa memicu munculnya bakat terpendamku tersebut. Seperti saat si kecil menhambur-hamburkan mainannya lagi, padahal sudah aku tata rapi. Atau saat si kecil membagi-bagikan makanannya ke semut, padahal aku sudah membersihkan lantai hingga mengepel lantai demi menghindari semut datang, dan sebagainya.
Nah untuk mengerem hasrat ngomelku tersebut, aku menanamkan betul pemahaman soal ini, bahwa namanya juga balita. Yang mana pada usia tersebut memang masa-masa bagi mereka untuk bermain dan bereskplorasi. Jadi ya berbekal pemahaman itu, kalau si ken begitu di hari-hari biasa, aku memilih untuk membiarkannya saja. Nanti kalau sudah selesai baru aku bersihkan lagi. Toh tenaga juga masih full. Tenaga habis tinggal diisi nasi sepiring aja.
La kalau bulan Ramadhan gimana, kan kudu hemat tenaga tuh, tenaga habis nggak bisa dicharge langsung kan ?. Sama. Aku biarkan saja. Nanti kalau sudah buka puasa, baru aku bersihkan. Kalau ada semut ? yaaa disapu bagian yang ada semutnya aja. Dan satu lagi memperbanyak istighfar.
Cieeee...sudah sadar nih ceritanye. Cieeeeee.
Iyah, sadar.
Jama'aaahhh oooo jama'ah
alhamdu...lillaaaahhh.
Yup, cukup 3 hawa nafsu saja yang harus dihadapi oleh ibu yang memiliki balita seperti aku ini. Kalau kalian gimana ? Hawa nafsu apa yang paling sering kalian alami dan yang harus kalian hadapi ?. Share dimari yak. Sekalian solusi ngadepinnya juga boleh. Matur nuwun :D
Do'a Ketika Mendekati Waktu Datangnya Haidh di Bulan Ramadhan
Wanita itu punya hari-hari istimewa. Yang mana jika hari itu tiba, wanita akan berubah. Ada yang tetap berhasil menjadi diri sendiri, ada yang berubah jadi pemain iklan diare (mringis terus, megang perut, karena dilepen), dan ada pula yang berubah menjadi kak ros 'setajam silet' atau kak ros 'upin ipin'. Nah kalau aku berubah jadi maknyonyor aja. Hahaha. Dilepen, emosi tidak karuan, wajah nampak kucel, semua itu adalah teman setia para wanita saat didatangi hari istimewa atau yang familiar di sebut dengan haidh.
Datangnya hari haidh tiap wanita itu berbeda-beda. Ada yang datangnya suka-suka (haidh tidak teratur). Dan ada juga yang datang sesuai jadwal yakni 1 bulan sekali, 2 bulan sekali, bahkan juga ada yang 6 bulan sekali.
What ?! 6 bulan sekali ?.
Iyup, 6 bulan sekali. Temenku dulu ada yang begitu. Haidh setiap 6 bulan sekali. Kata temenku itu, ia jarang bolong puasa Ramadhan karena haidh. Bisa dihitung jari malah. Duuuhhh enaknyoooo. Ia nggak bakal sering dilanda rasa sumargalau donk kalau haidh mau datang. Nggak kayak aku nih. Dikit-dikit galau. Dikit-dikit gejong alias gak jelas. Apalagi bulan puasa begini. 'Kegejonganku' semakin menjadi.
Salah satunya yaitu do'a yang aku panjatkan di beberapa hari menjelang haidh tiba. Apa do'anya cobak ?.
"Mudah-mudahan si haidh datang malam hari aja, habis tarawih gitu, atau pas makan sahur. Mudah-mudahan haidh nggak datang pas dzuhur, atau ashar, bahkan di detik-detik adzan maghrib. Jangan sampek deh pas masuk waktu maghrib. Jangaaannn. Amiiinnnnnn" begitulah do'a yang aku panjatkan. Nggak jelas kan ? hahahaha.
Asli, rasanya didatengi haidh pas detik-detik menjelang buka puasa itu nggak enak. Kayak orang lagi seru-serunya nonton bola, trus pas si jagoan mau masukin ke gawang lawan, tiba-tiba lampu mati. Noh. Makgedubrak banget kan. Seharusnya semangat menjalankan puasa di hari itu ditutup dengan sesuatu yang manis. Eee malah ditutup dengan si haidh. Utang puasa mulai dihitung waktu itu.
Dulu, demi berusaha mensukseskan do'aku tersebut, aku melakukan satu usaha yakni nggak pergi ke kamar mandi di detik-detik menjelang maghrib. Biar nggak tahu kalau si haidh datang, meskipun ia sudah menunjukkan kemunculannya. Kan katanya kalau tidak tahu, tidak apa-apa. Aku dulu berpikir seperti itu. Lah sekarang gimana ? masih begitu ? Ya Nggaklah yah. Plis deh. Itu mah pendapat waktu masih abegong. Karena tahu itu nggak hanya sebatas tahu secara nyata, tapi merasa juga. Sedangkan datang tidaknya haid juga bisa dirasakan. Jadi pendapatku waktu masih abegong dulu bener-bener nggak jelas. Wkwkwkwk.
Tapi alhamdulillah, Ramadhan ini do'a ku di atas terkabul. Si haidh nggak mendatangiku di siang hari, ashar, atau detik detik menjelang buka. Tapi datang pas makan sahur. Cucok kan.
Nah kalian pernah ngalamin hal itu nggak ? si haidh datang menjelang dtik-detik buka puasa ?. Cerita cerita yuk, pasti seru nih cerita kalian.
Dapatkan Kerudung Segi Empat Modis dari ALLURA di HijUp
Imam Tarawih Idaman Makmum
Tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang dilakukan di bulan Ramadhan. Bisa dilakukan di masjid, musala, atau di rumah. Terserah. Mau dimanapun tempatnya, yang penting tetep ngelaksanain sholat tarawih. Betul begitu saudara saudari ? *krikkrikkrik*.
Nah kalau soal melaksanakan tarawih di rumah atau di masjid, aku sama si ayah ken lebih memilih sholat tarawih di masjid. Alasannya adalah Kalau sholat tarawih di masjid rasanya beda. Nikmaaatt banget rasanya bisa melaksanakan sholat tarawih rame-rame alias berjamaah. Lebih semangat gitu. Hawanya juga lebih syahdu ya. Pada saat sholat terawih berlangsung yang terdengar hanya suara imam. Kadang juga terdengar suara makmum yang membaca surat fatihah dengan cara berbisik. Dan sekali-kali juga terdengar suara kicauan anak kecil yang sedang menunggu ibunya sholat.
Beda jauh kalau sholat tarawih di rumah. Suasananya kurang syahdu. Apalagi kalau tinggal di perumahan. Banyak abang-abang jajan seliweran depan rumah. Mulai dari suara ting ting ting abang bakso, sampek suara tong tong abang nasi goreng. Kadang juga ada suara nguuuiiiiiiinnngggg yang berasal dari bambu uap kecil milik abang jajan putu, dan kadang ada juga suara-suara yang berbunyi : "kacang kacang, jagung manis" atau suara "tenonet tenonet tenonenonet" dan lain sebagainya. Suara-suara yang begini nih, aseli, bener-bener membuat ngilerrrrr. Hhhhhhh. Sholat tarawih jadi nggak konsen deh. Kecuali kalau sholatnya malem, mungkin bisa konsentrasi atau lebih mudah khusu'.
Kemudian alasan kedua, kami memilih sholat tarawih di masjid adalah karena ada imam juga bilalnya. Enak aja gitu. Jadi bisa fokus sama sholat tarawihnya. Bukan pada jumlah rakaat atau surat apa yang harus dibaca selanjutnya dan sholawat apa yang diucapkan selanjutnya. Nah apalagi kalau imam sholat tarawihnya tuh 'idaman' para makmum. Sholat bakal tambah manteb. InsyaAllah.
Sebelumnya, kata idaman di atas, bukan menjurus ke hal-hal fisik donk ya. Apalagi menjurus ke soal rasa. No besar. NO. Tapi kata idaman yang aku maksud di sini adalah seperti di bawah ini. Yuk cus yuk :
● Mengerti makmum
Makmum yang sholat tarawih di masjid terdiri dari berbagai macam warna. Salah satu warna tersebut adalah usia makmum. Ada yang lansia, dewasa, remaja, abg, juga nakkanak. Setiap usia pasti memiliki kemampuan masing-masing. Termasuk dalam hal seberapa mampu untuk berdiri lama, atau sujud ketika sedang sholat.
Dalam hal ini, imam memegang peran penting. Imam harus memahami betul para makmumnya. Jangan sampek ada kejadian, si mbah tiba-tiba menyandarkan tubuhnya di dinding masjid, atau kejadian para bocah yang lirik kanan lirik kiri serong kanan serong kiri gegara posisi berdiri dalam sholat yang terlalu lama. Atau juga jangan sampek ada kejadian para makmum menggos-menggos alias ngos-ngosan setelah sholat selesai gegara mengikuti gerakan imam yang super kilat.
Lalu seperti apa donk imam yang mengerti makmumnya. Menurutku ya yang sedang-sedang aja sih. Nggak lama dan nggak cepet banget.
● Fasih
Ini menurutku penting banget. Imam kudu paham betul dengan tajwid. Kalau nggak, duuuuuhhh, makmum gagal khusu'. Malah jadi ngerundel. Aku pernah mengalami hal itu. Dan asli sukses bikin aku susah khusu'. Bawaanya pengen benerin bacaan si imam.
● Suaranya merdu
Sebenarnya, dengan memenuhi dua poin di atas saja, menurutku, seorang imam sudah dikatakan sebagai imam idaman para makmum. Jadi poin ini, hanya sebagai poin tambahan saja. Namun meskipun tambahan, poin ini juga penting loh. Karena kemerduan suara imam dapat mengantarkan para makmum menuju gelombang yang bernama rileks dan rasanya tenang gitu. Hal ini bisa mempermudah makmum untuk khusu' dalam sholat.
Nah itulah beberapa poin imam tarawih idaman para makmum versi aku. Kalau kalian gimana nih ? Sama seperti aku atau ada ide lain. Monggo di share yak. Makasiiihhh. :D
Menu Sahur Paling Enak Sedunia
Berkah di Bulan Ramadhan = Isi Dompet Aman
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Baik berupa berkah berlipatnya pahala ibadah, kemudahan mendapatkan pahala, terkabulnya do'a, dan murah rejeki. Soal pahala yang tahu hanya Allah Swt., dan malaikat pencatat amal baik. Namun soal terkabulnya do'a serta murah rejeki dapat kita sadari dan rasakan secara langsung. Terutama rejeki.
Rejeki tak selalu berupa uang. Juga jodoh. Rejeki itu sehat. Rejeki itu bahagia. Dan rejeki itu dapat memberi manfaat untuk orang lain dan lain sebagainya. Tapi memang di antara sekian banyak definisi dari rejeki, rejeki yang berhubungan dengan fulus marbulus lah yang paling populer.
Salah satu pendukung kepopuleran rejeki fulus tersebut adalah me. Loh ? Ya manusiawilah ya. Aku kan manusia biasa. Ibu-ibu pula. Tau sendiri kan, ibu-ibu gimana kalau berhubungan dengan yang berbau fulus or money. Pasti PENGEN MEMANFAATKANNYA sebaik mungkin. Begitu kan ibu-ibu. *nyarik bolo* *kedip mata penuh arti*.
Rejeki yang berhubungan dengan uang benar-benar amat terasa di bulan penuh berkah ini. Menginjak puasa hari ke-5 ini alhamdulillah, uang di dompet yang aku alokasikan untuk dapur, jumlahnya tetep sama. Nggak berubah. Bahkan posisinya sekalipun. Asoy dah ah.
Kenapa bisa begitu ? Karena, suami, aku juga si ken, dapat undangan buka puasa bersama di rumah mbahnya si ken alias mertua akyu. Setiap hari. Dan bonusnyaaaaa, bisa bungkus lauk buat sahur di rumah. hahahaha.
Memang sudah kebiasaan sih. Kalau saat bulan Ramadhan begini, mbah si ken pasti meminta anak-anaknya untuk berbuka puasa bersama di rumah beliau saja. Kata beliau sih : "Masak banyak, eman kalau nggak abis". Noh, baek bener kan. Alhamdulillah yah sesuatu.
Jadi kalau kata orang, bulan Ramadhan pengeluaran dapur malah membengkang, tapi kalau bagi aku bulan Ramadhan pengeluaran dapur benar-benar aman terkendali. Berkah Ramadhan.
Moment Manis di Saat yang Tidak Tepat
Akhirnya terungkap juga penyebab berat badanku terus melejit dan susah turunnya. Padahal porsi makan nggak banyak, dan jarang banget ngemil. Sebabnya adalaaahhhh karena aku telah bertransformasi jadi 'joglang' di rumah. Bahasa kasarnya, 'tempat sampah' hidup di rumah. Loh ?.
Iya, kalau dipikir-pikir emang gitu sih yak. Waktu nyuapin si kecil makan, aku juga menyuapi diriku sendiri. Kalau makanan si kecil nggak abis, aku yang ngabisin. Apapun makanannya. Bubur waktu si kecil masih MPASI pun aku doyan. Ngragas banget kan ? Wkwkwkwk. Kalau si ayah nggak abis makan, aku juga yang ngabisin. Selain itu aku juga suka nyelametin makanan dari yang namanya tong sampah beneran. Jadi kalau ada makanan yang mau basi, aku evakuasi. Begitu juga dengan roti yang mau kadaluarsa, juga aku evakuasi. Evakuasinya kemana ? Ke perut donk. Keren kan misi penyelamatanku ? Hahahaha.
Hal ini juga disadari betul oleh si ayah ken dan si kecil ken. Kalau mereka nggak abis makan, pasti langsung dikasih aku. Kalau mereka nggak doyan, pasti juga disodorin ke aku. Bahkan belakangan ini si ken nggak hanya menyodorkan makanannya yang tidak habis kepadaku, melainkan langsung menyuapiku. Sementara aku menyambutnya dengan bahagia. Dasar !.
Laiya to, siapa yang nggak bahagia coba disuapin sama si kecil. Manis beud kan. Moment yang pasti membuat ibu manapun merasa amazing saat mengalaminya.
Namun sayangnya moment manis saat ken menyuapiku itu tidak terjadi di saat yang tepat. Moment manis itu terjadi saat PUASA PERTAMA. Dan tau kan selanjutnya gimana ? Aku lupa donk kalok aku lagi puasa. Muahahaha.
Tapi lupanya nggak lama sih. Saat kunyahan mau halus aku baru inget. Buru-buru deh ke kamar mandi. Ngeluarin tu kunyahan. Dan asli nggak enak cyiiinnn. Kalau kata orang, lupa jika sedang puasa adalah rejeki nomplok. Tapi kalau menurut aku, lupa kalau sedang puasa itu sama dengan seret cyin. Hadeehhhh.
Nah kalian pernah ngalamin kayak gitu nggak ? Lupa kalau sedang puasa trus makan minum deh ? Hahaha. Share dimari yak.
Persiapan Menjelang Bulan Ramadhan : Aneka Permainan untuk Si Kecil Selama Ibu Berpuasa
Saat Ibu Berpartner dengan Teknologi
2. Televisi
Salah satu caraku untuk meng-update informasi dan pengetahuan adalah dengan menonton televisi. Baik itu informasi atau pengetahuan yang berhubungan dengan dunia wanita, dunia ibu, maupun informasi tentang dunia politik, kriminal, pendidikan, dan sebagainya. Minimal tahulah ya informasi ter-update saat ini.
Selain sebagai sumber informasi, bagiku, televisi juga sebagai hiburan yang paling mudah dan murah loh. Pengen nyengnyong alias nyanyi suka-suka, nggak perlu pergi ke tempat karaoke. Cukup mantengin channel musik aja. Beres deh. Trus, kalau lagi bosen sama sinetron, nggak perlu pergi ke bioskop. Cukup mantengin aja channel-channel tv yang bisanya nayangin film-film layar lebar. Tapi, kalau pengen banget nonton film terbaru yaaa tetep kudu ke bioskop sih. O ya ada lagi dink, lagi satu nih, dengan adanya televisi, urusan buang hajat alias panggilan aman jadi lebih aman dan nyaman. Saat ingin ke belakang, aku tinggal nyalain acara kesukaan si kecil. Jadi aku tak perlu khawatir dengan tingkah si kecil yang kadang suka nyariin, atau manggil-manggil atau kadang langsung nyamperin ke kamar mandi. Bahkan tingkah si kecil yang membahayakan.
Nah, itu beberapa dampak positif yang aku dapatkan dari televisi. Lain lagi dengan dampak positif yang dirasakan oleh si kecil ken yang merupakan tipe anak dengan gaya belajar visual kinestetik. Dimana anak yang memiliki gaya belajar ini, sangat cocok menggunakan media belajar visual. Salah satunya yaitu televisi.
Eit, tunggu dulu, aku nggak langsung 'nyodorin' begitu aja sama si kecil ken. Terlebih dahulu, aku memilah-milah acara atau channel-channel tv yang cocok dan pas untuk anak se-usia ken. Seperti channel tv disney junior atau baby tv.
Alhamdulillah, dengan menonton televisi (plus tontonan yang disesuaikan dengan usia dan perkembangan si kecil), daya imajinasi ken menjadi luas. Kecerdasan visualnya juga terasah dengan baik. Bahkan sekarang, si ken tidak hanya menonton tv saja, melainkan ia sertai dengan kegiatan menggambar. Nonton lalu ia gambar. Dan hasilnya, amazing. Ia bisa membuat apa yang ia lihat. Yaa meskipun hasilnya masih maknyonyor. Tapi seiring berjalannya waktu, insyaAllah akan semakin baik lagi.
Itulah alasanku tidak menyingkirkan televisi dari keseharianku sebagai ibu rumah tangga juga bagi keseharian si kecil ken. Karena banyak manfaat yang kami rasakan dengan adanya teknologi yang satu ini.
- Memberikan kemudahan dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga
- Pekerjaan rumah tangga dapat selesai lebih cepat
- Komunikasi menjadi lebih mudah
- Tarif komunikasi terasa lebih nyaman di kantong
- Mudah mendapatkan informasi
- Menambah pengetahuan tentang parenting, minat bakat si kecil ken, dan sebagainya.
- Sebagai sarana hiburan yang mudah dan murah
- Sebagai solusi jika dalam keadaan mendesak (mis. kebelet sementara si kecil minta ditemenin main)
- Membantu menstimulasi kecerdasan majemuk si kecil ken
- Mengantarkanku bertemu dengan hobi yang terlupakan yakni menulis
- Membuatku kenal dengan banyak orang-orang luar biasa yakni para blogger, cerpenis, novelis, jurnalis, dan sebagainya
- Membuat waktu luangku/ me time menjadi lebih bermakna karena aku gunakan untuk belajar menulis, dan belajar lagi dengan ditemani internet
- Dan sebagainya.