Haihaihai merehaiiii. Apa kabar nih kalian ? Baik semua kan ? Sipp. Alhamdulillah.
Enaknya, kali ini, kita mbahas tentang ASI yuk. Secara tanggal 1 sampai 7 Agustus nanti merupakan Pekan ASI Dunia. Jadi mari kita semarakkan Pekan ASI Dunia. Agar semangat Ng-ASI, pengetahuan tentang ASI dapat tersebar sampai ke pelosok negeri. Yihaaaaa.
Bonusnya, sambil menyemarakkan Pekan ASI Dunia.Hari ASI. Aku juga mau ikutan give away tentang ASI yang diadakan oleh mbk Ira Guslina pemilik blog Dunia Biza. Sekali mendayung dua pulau terlewati. Asyik kaann ? Makanya kalian juga ikutan yuk.
So, langsung mulai aja yuk, ngobrol dan buka-bukaan tentang pengalamanku Ng-ASI dari A sampai Z. Yuk cus ya.
***
Pengetahuan tentang ASI Saat Masih Remaja
Dulu, jauh sebelum menikah lalu menjadi ibu. Lebih tepatnya saat masih gadis kinyis-kinyis, pengetahuanku tentang ASI bisa dibilang cetek banget. Aku cuma tahu bahwa ASI baik untuk buah hati. Sudah itu aja. Minim banget kan ?. Waktu itu ketertarikan untuk mengetahui segala hal tentang ASI belum ada sama sekali.
Darah muda. Minim pengetahuan ttg menjadi Ibu jg ttg ASI. Padahal itu merupakan bekal yang pasti digunakan di masa depan. |
***
Pengetahuan tentang ASI Saat Hamil Pertama Kali
Aku baru mulai ingin lebih mengenal ASI saat aku sudah hamil trimester kedua. Itulah saat-saat pertama kalinya aku tahu bahwa ASI memiliki manfaat berupa :
Memberikan antibodi untuk si buah hati
Berpengaruh terhadap kecerdasan
Berperan penting dalam tumbuh kembang buah hati
Membantu membangun bounding yang kuat antara ibu dan anak
KB alami bagi Ibu
Manjaga kesehatan payudara ibu
Membantu memulihkan kondisi ibu pasca melahirkan
Dan sebagainya.
Hanya sekedar tahu itu. Pengetahuan yang minim itu, cukuplah membuatku berkeinginan kuat untuk memberikan ASI kepada si kecil saat ia sudah lahir nanti.
Baru mulai belajar ttg ASI saat sudah seperti ini. |
***
Pertama Kali Melihat Penampakan ASI
Kalian pernah denger kalimat begini nggak ;" ASI kalau didiemin lama, di tempat terbuka, lama-lama bisa berubah menjadi darah".
Saat aku masih kecil, beberapa kali aku mendengar kalimat tersebut. Siapa yang mengatakannya ? Teman-teman bermainku. Pernah juga aku mendengarnya dari orang dewasa. Waktu itu aku percaya percaya aja. Lagipula aku juga belum pernah melihat wujud ASI itu sendiri. Sungguh.
Nah karena kalimat tersebutlah membuatku membayangkan bahwa ASI itu mirip seperti darah. Hiiii.
Di 7 menuju 8 bulan usia kehamilanku, akhirnya aku pun tahu bagaimana penampakan ASI sesungguhnya. Ya seperti susu. Namanya juga air susu kan. Entahlah, dulu kenapa aku bisa punya bayangan begitu. Wkwkkwkwk.
Iya, di usia kehamilan tersebut, ASI sudah mulai menunjukkan batang hidungnya di payudaraku hingga menjelang melahirkan. Tidak banyak. Hanya setetes dua tetes saja. Tapi cukup membuatku Happy. Aku merasa bahwa ini adalah pertanda bahwa nanti aku bisa memberikan ASI kepada si kecil.
***
Kondisi ASI Pasca Melahirkan
Seperti yang aku ungkapkan di atas yakni saat usia kehamilanku 7 menuju 8 bulan dan ASIku sudah keluar, aku menganggap bahwa itu adalah tanda bahwa aku bisa menyusui si kecil dengan lancar tanpa hambatan. Dan ternyata, anggapanku tersebut tidak benar. Sebab pasca melahirkan ASIku malah tidak keluar. Baru keluar setelah H+2 pasca melahirkan. Itupun hanya setetes dua tetes.
Sedih sudah pasti. Khawatir, apalagi. Khawatir kalau si kecil kelaparan. Tapi kata perawat yang menjaga si kecil ken di ruang neonatus, untuk sementara si kecil ken diberikan bantuan sufor. Nggak banyak. Pemberian sufornya juga menggunakan sendok kecil. Tidak menggunakan dot. Kata perawatnya lagi : "Jadi bunda nggak perlu takut si kecil akan mengalami bingung puting".
Di samping itu juga, selama aku masih di rawat di rumah sakit pasca melahirkan, aku diajari bagaimana posisi pemberian ASI yang pas. Nyaman untuk si kecil juga ibu. Dan bagaimana penempelan antara mulut si kecil dan puting ibu. Serta bagaimana cara memijat payudara untuk merangsang produksi ASI dan sebagainya.
Seneng. Alhamdulillah. Dapet tambahan ilmu lagi tentang ASI. Tengkiu buat si ayah yang sudah memilihkan rumah sakit yang pro ASI.
1 hari setelah melahirkan, diajari cara menyusui yang baik dan benar |
Keluar dari rumah sakit, aku pun segera mempraktekkan ilmu yang aku dapat. Sayangnya jumlah ASIku tetap sak iprit. Hiks. Dan ini berlangsung cukup lama.
***
Penyebab ASI Tidak Lancar
Seminggu di rumah. Asiku masih belum lancar juga. Padahal berbagai macam nasehat, saran, dari pengalaman orangtua dulu, sudah kulakukan. Mulai dari mengkonsumsi daun katuk, daun pepaya, daun singkong. Kemudian rajin keramas di pagi hari. Banyak makan sayur. Banyak minum. Semuanya. Tapi ASIku masih belum lancar juga.
Lalu apa donk penyebabnya ? aku tidak tahu. Minimnya pengetahuan tentang ASI membuatku bingung sendiri harus melakukan apa lagi. Tanya ke temen, caranya juga sama, sama seperti nasehat orangtua dulu. Mau konsultasi ke bidan atau tenaga kesehatan terdekat juga nggak bisa sebab terhalang mitos yang dianut keluarga yakni ibu yang baru melahirkan dilarang pergi keluar rumah sebelum selapan (38 Hari). Jadi satu-satunya pelarianku mendapatkan informasi tentang ASI adalah dari internet.
Acara selapan si ken. Setelah selapan, baru si ibu diperbolehkan keluar rumah |
Berburu informaai dari internet tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada artikel yang bahasan tentang ASI nya kurang mendalam. Ada juga artikel yang isinya sama dengan artikel yang sudah aku baca sebelumnya. Dan ada juga artikel yang isi-nya nggak sesuai judul. Jadi, aku harus ngubek-ubek internet dulu baru bisa mendapatkan informasi yang pas dan sesuai dengan yang aku cari.
Nah di artikel-artikel yang aku baca dan yang isinya sesuai dengan yang aku cari. Aku menemukan penyebab utama ASIku tidak kunjung lancar yakni Stress.
Iya, saat itu memang aku dilanda stress. Bukan hanya stress karena ASI ku yang tak kunjung lancar. Namun juga stress karena suatu hal.
***
Cara Agar ASI Lancar
Yakni dengan menumpas penyebabnya. Iya, itu adalah satu satunya cara. Aku pikir begitu. Sehingga aku pun merasa ingin segera memberitahukan kepada suami mengenai kondisi jiwaku yang sebenarnya. Waktu itu, aku memang sempat ingin dan berusaha menutupi gejolak jiwa yang tengah aku alami. Aku pikir, seiring berjalannya waktu, gejolak jiwa ini akan berangsur-angsur menghilang. Nyatanya, nggak. Jadi aku memutuskan untuk memberitahukan tentang perihal penyebab stress ku ini kepada suami.
Lega. Setelah mengungkapkan apa yang tengah aku rasakan kepada suami. Suami pun menanggapinya dengan bijak. Alhamdulillah. Dan keesokan harinya, ia pun mulai beraksi. Satu persatu penyebab stress ku ia singkirkan perlahan, pelan, pelan, dan kemudian menjadi samar. Sudah. Sampai samar saja. Aku maklum. Karena untuk menghilangkannya, memerlukan waktu yang tidak sebentar. Jadi, sampai samar saja. Perasaanku juga sudah terasa nyaman.
Alhamdulillah. Begitu stress perlahan mulai menghilang sembari diselingi dengan hiburan-hiburan kecil persembahan suami serta mempraktekkan beberapa ilmu tentang memperlancar ASI yang aku dapatkan dari internet seperti rajin menyusui yang bertujuan untuk merangsang produksi ASI, kuantitas ASIku mulai menunjukkan peningkatan. Dan meningkat dengan begitu cepat.
***
Cobaan Selama Memberikan ASI
Setelah ASI lancar, hari-hari menjadi ibu baru pun terasa gemilang. Si kecil ginuk-ginuk, suami juga tak kalah happy. Hahaha. Iya donk ya. Sudah pasti. ASI lancar, pengeluaran bulanan jadi lebih hemat.
Namun, di samping kegemilangan yang aku rasakan, ada kerikil kecil alias cobaan yang aku rasakan selama memberikan ASI. Antara lain sebagai berikut :
● ASI penuh
Kalau sudah ASI penuh, beuugghhh, rasanyaaaa, MAKTENGTENG. Jadi beburu harus segera diperah. Baik dimasukkan ke dalam botol atau langsung diberikan kepada si kecil. Kalau nggak segera diperah, ASI akan keluar dengan sendirinya dan membanjiri daster yang aku kenakan.
Kejadian tersebut tidak akan jadi masalah kalau terjadi di rumah. Yang jadi 'La Kopriben' adalah saat aku sedang berada di luar rumah lalu tiba-tiba ASI terasa penuh, MAKTENGTENG, trus meluber ke baju. Kalau hal itu terjadi, buru-buru dah jadiin jilbab sebagai tameng. Sambil mencari kamar mandi untuk tempat memerah ASI. 3 tahun yang lalu, masih belum marak tersedianya tempat khusus untuk menyusui di area publik.
● Gigi si kecil mulai tumbuh
Setiap ibu menyusui pasti mengalami fase ini. Dimana payudara terasa nyut-nyutan, nyeri, sakit, gegara diodot-odot bin ditarik-tarik sama si kecil yang memang tengah suka bereksplorasi dengan gigi barunya. Alhasil, payudara pun akan menjadi lecet bahkan luka. Kadang, meskipun dalam kondisi lecet, aku tetap berusaha memberikan ASI kepada si kecil kalau stok payudaraku yang satunya sudah kosong melompong. Hal tersebut akan membuat ekspresiku nampak aneh bahkan kadang sampai menitikkan air mata karena menahan sakit. Demi si kecil jadi dikuat-kuatin.
Usia 8 bulan, gigi si ken udah nongol banyak. Cobaan selama ng-ASI. |
Nah cara yang aku lakukan untuk menyembuhkan lecet atau luka di payudara adalah dengan mengoleskan ASI ke bagian yang lecet atau luka. Lalu biarkan payudara dalam keadaan terbuka alias di-ler. Dengan begitu lecet luka akan segera kering, menutup, hilang dan sembuh. Bagiku, cara ini sangat ampuh dan cepat.
***
Drama Saat Menyapih
Sudah 2 tahun. Namun si kecil ken tidak menunjukkan tanda-tanda mau berheni menyusu dengan sendirinya. Jadi aku pun mulai merangkai cara bareng suami untuk menyapih si kecil ken.
Awalnya, kami ingin menyapih dengan cara damai yakni dengan memberikan penjelasan kepadanya. Namun, hasilnya, gagal. Si ken tetap menolak berhenti menyusu.
Langkah kedua, dengan mengalihkan perhatiannya. Terutama saat menjelang tidur. Karena pengantar tidurnya adalah dengan menyusu. Caranya adalah saat si ken minta menyusu, kami mengajak si ken jalan-jalan naik motor, sampai ia tertidur. Hasilnya, gagal. Saat jalan-jalan ia nampak sudah tertidur nyenyak. Nah begitu diletakkan di kasur, ia akan bangun lalu minta menyusu. Hadeeehh.
Rencana ketiga, pengalaman dari orang-orang seperti memberikan obat merah ke payudara, atau mengoleskan minyak kayu putih ke payu dara, dan sebagainya. Namun rencana ketiga ini sama sekali tidak ingin kami lakukan. Kami sepakat untuk tidak melakukan hal tersebut untuk menyapih Ken. Jadi bisa dibilang, kami tidak memiliki rencana lain lagi. Kami melakukan dua cara tersebut secara bergantian. Tapi hasilnya sama, si ken tetap minta menyusu, jika tidak aku kasih, ia akan menangis maksimal.
Hampir setiap malam, menjelang tidur, si kecil ken pasti akan menangis minta menyusu. Beberapa menit kemudian, aku yang mbrebes mili. Sementara suami hanya menatap nanar. Terus begitu. Sampai beberapa bulan. Bener-bener seperti drama bukan ? Hahayyyy.
Hingga suatu hari, suami yang sebelumnya minta izin pergi ke pesantren, pulang ke rumah dengan membawa se-botol kecil minuman siap minum di tangan kanannya. Kemudian, ia tuangkan air tersebut ke tempat minum si ken. Lalu ia meminta si ken untuk meminumnya. Si ken pun mau bahkan meminumnya hingga habis. Nah saat malam tiba, menjelang si ken tidur, tidak ada lagi yang namanya drama. Selesai sudah. Si ken langsung paham saat aku mengatakan kepadanya bahwa Susunya sudah habis.
Alhamdulillah, drama menyapih ditutup dengan do'a, air do'a dari pesantren.
***
Hasilnya
Si ken saat masih berusia 6 bulan The Ginuk-ginuk Baby |
Aku menyusui si kecil ken selama kurang lebih 2 tahun 3 bulan. Tanpa bantuan sufor sama sekali kecuali saat ASI ku belum lancar dulu. Alhamdulillah, banyak hasil-hasil positif yang ditunjukkan oleh si kecil ken yakni :
● Daya tahan tubuh ken amat kuat. Dari sekian banyak imunisasi yang ia jalani, ia hanya demam sekali saat diimunisasi campak. Saat belajar berjalan, si ken tidak demam, hanya mengalami gangguan pencernaan saja. Itupun tidak membuatnya menjadi dehidrasi. Dan sebagainya.
● Bonding antara aku dan si ken juga terasa kuat. Si ken seperti paham dengan kondisiku yang tanpa ART di rumah. Ia tetap tenang saat aku tinggal mencuci baju, menyapu, hingga memasak. Kemudian kalau dilarang, ken sering menolak larangan tersebut. Mulai dari ngambek hingga nangis. Namun ia tidak pernah ngambek, atau nangis berlebihan. Apalagi sampai tantrum. Alhamdulillah belum pernah. Mudah-mudahan jangan deh yah. amin.
● Kalau soal ASI berpengaruh terhadap kecerdasan si kecil, mungkin ini hanya bisa dinilai oleh ahlinya. Namun apabila dilihat secara langsung, tanpa uji ini itu, alhamdulillah, ken hampir menguasai semua kecerdasan majemuk. Terutama kecerdasan kinestetik, visual spasial, musikal, dan logika matematika. Kecerdasan-kecerdasan ini berkembang dengan pesat. Diiringi dengan perkembangan 4 kecerdasan lainnya. Alhamdulillah.
● Soal pertumbuhan, alhamdulillah lagi, ken tumbuh dengan baik. Proporsional antara tinggi dan berat badannya. Ia memiliki tinggi badan 100 cm. Sementara berat badannya, di kisaran garis normal kartu KMS.
Dan masih banyak lagi hasil positif nan luar biasa yang aku dapatkan, dan terutama yang si kecil ken dapatkan dari mengkonsumsi ASI.
Si Ken yg sekarang. Keliatan gede. Padahal baru 3 tahun 8 bulan. |
Alhamdulillah. Puji syukur tiada tara selalu aku panjatkan kepada Ilahi Robbi. Keberhasilanku menyusui si kecil ken, tak lepas dari Kuasa Nya, Kehendak Nya, Ridho Nya.
***
Nah seperti itulah kiranya, pengalamanku bergelut dengan ASI selama 2 tahun lebih. Bagi para adek adek mamah muda calon ibu, yuk Ng-ASI yuk. Sekian ribu manfaat akan si kecil juga kalian dapatkan dari ASI. Sumprit deh. Swear. Sudah terbukti khasiatnya. Jadi, harus Ng-ASI loh yah. Ingak ingak ting. :)
Wahh bermanfaat banget ini mba. Makasii ya sharenya
ReplyDeletekembali kaish mbk inna :)
DeleteWua Ken waktu kecil memang baby ginuk2 banget ya mba... Pasti Ken senang bisa ASI terus sampai 2 tahun lebih. Setuju Mba Inda nih, ASI bikin belanja bulanan lebih hemat. :-)
ReplyDeleteiyup, hemat. hiduo hemaaattt, hahaha
DeleteAhhhh lengkaaappp, aku kantongin ya mb inda, sapa tau berguna di kemudian hari...
ReplyDeleteOya oot dunk, nsnya..klo abis nglairin itu PD tambah besar apa kembali seperti sebelum hamil sih??
Biar nambah ilmu ceritanya
tambah besar mbul, ukuran bh aku nambah lumayan bnyak. sampek aku pakek bh nya emak2 yg gk ade sponya gitu,
Deletewihhh, barusan kali ini baca tulisan Mba Inda yang panjang banget, sepertinya lebih dari 2000 kata yah Mba, hehe :D *keren*
ReplyDeletewaktu melahirkan Wahyu saya gak bisa kasih ASI ekslusif Mba, soalnya ASIku gak mau keluar :(
nanti kalo hamil dan melahirkan anak kedua saya bertekad dia harus asi!
amiinnnnnn ya robbal'alamin.. semangat mbk iraaaa
Deletehehe iya nih, panjang ya mbk, suka bgd sama temanya soalnya, jd semangat gt nulisnya, saking semangatnya jd gt deh, pgn berbagi smua pengalaman eikeh ttg asi.
makash sdh berkunjung ya mbk :)
Asyik sesama pendukung ASI *toss*
ReplyDeleteAlhamdulillah ya pemberian ASI lancar jaya ;)
toooosssss
DeleteAlhamdulillah bisa kasih ASI 2 tahun ya mak
ReplyDeletealhamdulilaaahh mbak ela :)
DeleteAlhamdulillah 7 bulan berjalan da ASIku lancar...
ReplyDeleteiya juga ya., mak teng teng rasanya hahaha
iyak mak teng teng, buahahaha
DeleteLuar biasa perjuangan Ibu Menyusui itu ya mbak. Menyusui itu nano-nano rasanya.
ReplyDeleteiyak nano nano :)
DeleteGinuk-ginuk banget anaknya... *towel-towel pipinya*
ReplyDeleteskrg udh ramping mbak
DeleteMendebarkan yamak, masa-masa ngASI itu
ReplyDeletedebar debar happy ya mbak
DeleteAaah..Ken ginuk-ginuk ya Mbak pas usia 6 buan. Kalau aku lihat anak ASI kebanyakan ginuk-ginuk kenceng badannya. Sayangnya pas anak pertama cuma bisa kasih ASI sampai lima bulan saja karena buru-buru kesundulan hamil adiknya ..Hiks.
ReplyDeleteWah mbak, pas banget, baca ini pas lagi nunggu kelahiran anak pertama, makasih banyak, mbaaak.
ReplyDeleteSalam,
Shera.