Assalamu'alaikum
Haihai Mamis
Gimana kabarnya?
Aku doakan semoga mamis dalam keadaan sehat selalu aamiin.
Mamis, kita sudah familiar bukan dengan informasi soal kecerdasan majemuk mulai dari apa itu kecerdasan majemuk, macam-macam kecerdasan majemuk (kecerdasan linguistik, kinestetik, dan sebagainya), mendeteksi kecerdasan majemuk anak yang paling dominan hingga bagaimana menstimulasi kecerdasan anak.
Baca: Deteksi Dini Kecerdasan Si Kecil
Yup, informasi tersebut bertebaran dimana mana, buanyak banget, nggak hanya di dunia maya, di dunia nyata juga demikian. Banyak sekolah-sekolah maupun lembaga informal dan sebagainya yang mengadakan kelas-kelas parenting yang membahas soal kecerdasan majemuk. Ah senang sekali rasanya ya, Mamis. Karena saat ini begitu mudahnya kita mendapatkan ilmu pengetahuan terkait perkembangan si kecil. Alhamdulillah.
Mamis, kalau mamis mendapatkan pengetahuan terkait perkembangan si kecil, biasanya, bakal Mamis langsung praktekin atau nggak? Kalau aku mah nggak, Mamis.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, biasanya, nggak aku praktekkan langsung melainkan aku saring-saring dulu, aku pikir-pikir dulu, aku banyak baca buku maupun tulisan terutama tentang pengalaman pengalaman para orangtua atau pendidik yang sudah mempraktekkan teori tersebut.
Baca Juga: Tahapan Menemukan Bakat Si Kecil Sejak Usia Dini
Tahapan terakhir baru diskusi sama suami, kalau sekiranya suami juga oke, baru deh aku praktekkan. Oya aku juga mempertimbangkan karakter si kecil kira-kira dari teori tersebut ada beberapa yang klik dengan si kecil atau nggak. Kalau nggak ada yang klik ya udah nggak aku praktekin dan berlaku sebaliknya. Dan alhamdulillahnya, nggak pakek eyel-eyelan, apalagi sampai keluar rayuan maut ala dilan, suamiku idem dengan keinginanku untuk menstimulasi perkembangan kecerdasan majemuk si kecil.
Mamis, aku masih ingat jelas, awal-awal praktek, aku menstimulasi semua bagian dari kecerdasan majemuk. Iya semua muanya. Delapan bagian kecerdasan majemuk itu dah. Busyet banget kan aku. Yaaa makluuummmm, dulu mah masih mamah muda merangkap mamah baru, tenaganya masih super power, masih seterong, masih idealis, masih kaku, dan masih haus pengalaman baru. Jadi ya begitu itu dah. Hal ini aku lakukan sampai aku tahu kecerdasan si kecil yang paling menonjol, yang paling sering ia tunjukkan, yang paling unggul dari kecerdasan lainnya.
Oya, Aku menstimulasi kecerdasan majemuk si kecil sebagian besar dengan aktivitas bermain, pakai mainan gitu. Secara kan ya anak anak memang dunianya dunia bermain beda mah dengan orang dewasa dunianya dunia lambe turah *walaaaahh.
Nah dari ke-8 kecedasan majemuk si kecil, ada satu dua kecerdasan yang menonjol salah satunya yakni kecerdasan kinestetik.
Baca: Perjalanan Mendeteksi Kecerdasan Kinestetik Si Kecil
Ada banyak pilihan untuk menstimulasi kecerdasan kinestetik mulai dari ngedance, olahraga, memasak, menggambar dan sebagainya. Nah, aku pun menggunakan kegiatan kegiatan tersebut untuk menstimulasi kecerdasan kinestetik si kecil.
Beberapa dia bisa mengikuti dengan baik kecuali ngedance. Dia suka sih tapi ya gitu nggak lemes blas. Gerakan ngedance yang kaku begini sepertinya nurun dari aku deh, Mamis. Soalnya kalok aku joget joget juga kaku banget macam kanebo kering. Hehe. Tapi, dari sekian banyak aktifitas stimulasi yang aku berikan ke si kecil, ada yang paling menonjol yakni di aktifitas menggambar. Si kecil menunjukkan kemampuan kecenya dalam hal menggambar.
Mamis, aku nggak nyangka lho bahwa stimulasi kecerdasan kinestetik yang aku berikan ke si kecil ternyata membuat ia memiliki kemampuan menggambar yang baik. Tapi, memang sih ya, kalau dipikir-pikir, stimulasi yang kita berikan bisa jadi banget memunculkan kemampuan terpendam alias bakat si kecil.
Aku bersyukur alhamdulillah karena si kecil sudah menunjukkan bakatnya di usia dini. Jadi enak aku bisa berburu informasi soal mengarahkan, membimbing hingga memberikan fasilitas penunjang bakatnya.
Mamis, mohon do'anya yak, do'ain aku sukses membantu si kecil mengembangkan bakatnya. Makasih banyak, Mamiisssssssss.