Terlepas dari gaya belajarnya apa, ada aktivitas lain yang perlu ada dalam kegiatan belajar anak usia dini yakni aktivitas mengulang atau pengulangan.
Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa pengulangan dapat menjadi sangat penting untuk pembelajaran secara umum, terutama untuk ingatan (Hintzman, 1976) dan pembelajaran bahasa (Schwab & Lew-Williams, 2016).
N. Cabaroglu et al(2010) berpendapat bahwa sebuah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang lebih cepat diingat dalam otak.
Aku mengiyakan hal yang tersebut di atas. Karena, sejauh pengamatan ku pada si sulung, selain memberikan stimulasi sesuai dengan gaya belajarnya, aku juga melakukan pengulangan di setiap stimulasi yang aku berikan. Alhamdulillah, si sulung yang kebetulan tipe anak kinestetik, bisa mengerti apa yang aku ajarkan.
Nah, hal ini aku terapkan lagi ke anakku yang bungsu. Alhamdulillah, si bungsu yang memiliki gaya belajar visual auditori pun bisa mengerti apa yang aku ajarkan.
Namun, ada perbedaan kuantitas pengulangan yang aku berikan pada si sulung dan si bungsu. Jumlah pengulangan si bungsu lebih sedikit daripada si sulung.
Perbedaan tersebut nampaknya terjadi sebab gaya belajar mereka yang berbeda. Si bungsu memiliki gaya belajar visual auditori, sedangkan si sulung memiliki gaya belajar kinestetik visual.
Perbedaan bukan suatu hal yang gimana-gimana, malah wajar, mengingat media belajar yang aku gunakan memang sesuai dengan gaya belajar si bungsu.
Kesimpulannya, nih, dari contoh kasus di atas, si sulung ku juga bungsuku, menunjukkan bahwa penting untuk tetap melakukan repetisi meskipun sudah mengajarkan atau menstimulasi si kecil sesuai dengan gaya belajarnya.
No comments:
Post a Comment
Biji bunga matahari namanya kuaci
Kupas kulitnya pakai gigi
Eee para pengunjung yang baik hati
Yuk tinggalkan komentar sebelum pergi.
Buah Pir Buah Naga
Jangan khawatir, aku akan mengunjungimu juga. :)