Tanggal 11 Mei 2021 kemarin, Aku merasa mendapatkan rejeki nomplok.
Bukan, bukan rejeki berupa cuan melainkan rejeki berupa pengetahuan yang aku
dapatkan dari ikut online gathering
yang diadakan oleh Let’s Read dan Blogger Perempuan. Nah tema yang dikulik di online gathering tersebut yakni
"Buku: Bekal Anak Bertumbuh".
Ada dua narasumber yang mengisi online
gathering ini. Narasumber pertama dari Kak Elsa Agustine, social media
content development dari The Asia Foundation Indonesia khususnya Let's Read. Lalu
Narasumber kedua yakni pakar Read aloud sekaligus
pendiri Komunitas Read aloud Indonesia,
Ibu Roosie.
Tentang The Asia Foundation
Online gathering ini diawali oleh penjelasan dari Kak Elsa, terkait
Let's Read. Namun sebelum memaparkan soal let's read, Kak Elsa mengenalkan The
Asia Foundation dulu selaku pencipta Let's Read.
The Asia Foundation adalah sebuah yayasan International. The Asia
Foundation ini sudah ada di Indonesia sejak tahun 1955. The Asia Foundation
sudah mendonasikan sebanyak 3.5 juta eksemplar ke berbagai pulau di Indonesia.
Sayangnya buku-buku itu dalam bentuk bahasa Inggris. Hal ini bisa jadi membuat
siapapun terutama yang tidak mahir bahasa Inggris menjadi urung membacanya. Di
samping itu, ada juga kendala lain seputar distribusi buku. Inilah salah satu
hal yang melatarbelakangi The Asia Foundation untuk menghadirkan Let’s Read di
negeri ini.
Tentang Let's Read
Lalu apa itu Let's Read?
Let’s Read adalah cerita bergambar digital. Cerita-cerita yang ada di Let’s
Read diperuntukkan bagi anak yang masih duduk di jenjang PAUD (biasanya mulai
dari usia 3 tahun) dan SD kelas rendah (biasanya mulai dari usia 6 atau 7 tahun
sampai 8 atau 9 tahun).
Sebagai pengguna Let’s Read kurang lebih 2 tahun belakangan ini, aku
sedikit banyak tahu soal Let's Read. Salah satunya yakni Let’s Read memiliki
cerita bergambar yang begitu beragam. Ada berbagai macam bahasa yang tertuang
di cerita-cerita let's read. Seperti kata Kak Elsa, bahwa cerita-cerita di Let’s
Read ini diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Jadi kalau aku mau mengenalkan
bahasa tertentu ke anakku, ya aku menggunakan cerita-cerita di Let’s Read ini.
Kak Elsa bilang
buku-buku cerita bergambar di let's read ini bisa diakses melalui website atau
aplikasi juga bisa. Untuk website let's read adalah https://reader.letsreadasia.org .
Sedangkan untuk link aplikasi let's read adalah https://bit.ly/downloadLR3
Buku-buku di let's
read ini bersifat gratis, boleh diperbanyak, boleh dibagi-bagikan trus kalau
mau dijadikan konten juga boleh misalkan mau bikin konten mendongeng di akun
youtube pakai buku di let's read juga boleh. Kata Kak Elsa, satu hal yang
dilarang yakni memperjualbelikan buku-buku di let's read.
Entah gimana, rasanya
seneng banget waktu nyimak penjelasan Kak Elsa soal Let's Read terutama di part
buku-buku di let's read boleh diperbanyak dan dibagi-bagikan. Seketika muncul
rencana untuk bagi-bagi buku let's read ke teman bermain dan teman sekolah
anakku. Dudududu, makasih banyak buat let's read. Aku do'akan semoga let's read
makin gemilang, aamiin.
Tentang Read Aloud
Part kedua yang tak kalah menarik diisi oleh Ibu Roosieee, pakar Read aloud dan pendiri Reading Bugs atau komunitas Read aloud (Membaca Nyaring) Indonesia.
Reading bugs atau komunitas Read aloud Indonesia
sendiri berdiri tahun 2008. Lahirnya Reading Bugs (Komunitas Read Aloud) terinspirasi dari sebuah
buku the read aloud hand book. Visi
komunitas Read aloud yakni membuat
anak Indonesia sebagai pembaca sepanjang hayat. Misi menjadikan read aloud sebagai budaya di keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
Kenapa mendirikan dan berusaha menyebarluaskan Komunitas Read Aloud? Ya
agar banyak anak merasa senang membaca. Sehingga reading score negeri ini tidak
lagi di posisi terbawah bahkan masuk 10 besar terbawah di dunia.
Oya, ada satu part favoritku di online gathering ini yakni saat Bu Roosie menunjukkan kepada peserta seperti apa aktivitas read aloud itu sendiri. Bu Roosie menunjukkan bagaimana memulai aktiivtas read aloud, kemudian bagaimana mengemas interaksi, intonasi membaca cerita dan sebagainya.
Asli, aku merasa beruntung banget. Bagaimana tidak, aku mendapatkan contoh aktivitas read aloud langsung dari pakarnya. Lalu kesanku waktu Bu Roosie mempraktikkan aktivitas read aloud itu, rasanya senang. Bisa gini ya, ternyata efeknya. Nggak nyangka, aktivitas read aloud bisa mengundang rasa senang begini.
Manfaat Aktivitas Read Aloud
Jadi ada 3 unsur yang terlibat dalam read aloud, orang dewasa, anak dan
buku. Nah, aktivitas Read aloud yang
melibatkan 3 unsur ini, dapat memberikan manfaat berupa bisa menghadirkan
keinginan anak untuk membaca. Kemudian juga bisa menghadirkan bonding antara
yang dibacakan dan yang membacakan dan juga bisa memunculkan keterampilan dasar
yang penting uang bisa digunakan anak pada saat mereka membaca misalnya
menambah kosakata, anak jadi lebih ekspresif, mengenali apa itu membaca untuk
kesenangan.
Kata Bu Roosie, akses terhadap buku harus diperkenalkan sedini mungkin
ke anak. Sebab buku bisa menjadi cermin dan jendela bagi anak. Maksud buku
sebagai cermin yakni anak bisa mengenali dirinya sendiri melalui buku. Lalu
maksud buku adalah jendela bagi anak yakni buku dapat menambah pengetahuannya.
Sementara itu, read aloud juga berkaitan dengan proses menuangkan kemampuan literasi usia dini. Mengenai literasi usia dini dapat dilihat pada keterangan gambar di bawah ini.
Dari penjabaran Bu Roosie di atas, ternyata banyak banget dampak
positif dari aktivitas Read aloud ini.
Ada segambreng lebih deh kayaknya. Dah, kalau seperti ini, rasanya wajib
dipraktekkan deh sama anak. Nggak maulah ya menyia-nyiakan pengetahuan yang
sudah diperoleh di acara online gathering ini. Jadi kuylah, gaskeeuun. Etapi
sebelum mengajak anak melakukan aktivitas read aloud, terlebih dahulu, harus
tahu dan paham mengenai tahapan yang ada di dalam aktivitas read aloud.
Tahapan Read Aloud
Adapun 4 tahapan Read aloud yakni
sebagai berikut:
1. Tahapan Persiapan
- Mengetahui tahapan membaca anak: ada 7 jenjang pembaca buku.
- Tujuan read aloud
- Memilih buku
Pemilihan buku meliputi (konten/isi (sesuaikan dg perkembangan psikologis anak, nilai, sikap, pengetahuan, keterampilan), keterbacaan (apakah termasuk pra membaca, membaca dini, membaca awal, atau membaca lancar), kegrafikan (pra membaca: buku konsep, membaca dini: buku cerita bergambar dengan 90% ilustrasi atau big book, membaca awal: buku cerita bergambar dengan 70% ilustrasi, membaca lancar: buku cerita bergambar dengan 50% ilustrasi), genre (fabel klasik, fabel modern, fiksi realistik, buku non fiksi).
- Pra Baca
Membaca buku yang akan digunakan dalam aktivitas read aloud dengan memperhatikan elemen cerita meliputi tokoh,
setting, tema, alur, konflik (problem, solution)
2. Tahapan Sebelum Read aloud (Membaca
Nyaring)
• Mulailah dengan percakapan pembuka
• Tunjukkan sampul buku yang akan dibaca, sebut judul pengarang,
ilustrator.
• Gali pengetahuan umum anak dari covernya
• Mulai menyusuri ilustrasi sebelum mulai membaca
• Buat membaca semenarik mungkin
3. Tahapan Saat Read aloud (Membaca
Nyaring)
• Bantu anak mendengar dan merasakan adanya cerita yang mengalir.
Tetapi membaca nyaring ini bukan mendongeng. Karena kita tengah mencontohkan
anak bagaimana membaca yang baik, membaca yang menyenangkan.
• Ajak anak terlibat dan jaga interaksi dengan anak
• Bangun dialog dengan anak menggunakan buku
• Ajak anak mengungkapkan secara lisan apa yang didengar atau dibacakan
dan apa yang dipikirkan.
4. Tahap Setelah Read aloud (Membaca
Nyaring)
• Minta anak-anak mengajukan pertanyaan
• Ajukan pertanyaan seandainya anak tidak bertanya
• Minta anak-anak bercerita kembali dengan menggunakan kata-kata mereka
sendiri, gunakan five finger retell: karakter, setting, awal mula, pertengahan
cerita dan akhir cerita.
• Letakkan buku atau bacaan di tempat yang mudah dijangkau anak.
Selesai penjelasan dari Bu Roosie, maka acara dilanjutkan ke sesi tanya jawab dan ada kuis juga. Lalu diakhiri dengan sesi foto bareng. Asyik bener pokoknya mah acara online gathering ini.
Btw gimana-gimana? Banyak ya tahapan yang ada di dalam aktivitas read
aloud? Iyup, tapi ini tidak bikin aku undur diri atau balik kanan. Ibaratnya
bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Jadi nggak masalahlah yah
dengan sederet tahapan Read Aloud. Mengingat hasil dari aktivitas read aloud ini sendiri bisa dibilang oke
punya, anak jadi senang membaca, lalu lambat laun aktivitas ini bisa membuat
anak pandai menarik hikmah di setiap cerita. Nah kan, hasilnya sekece ini, koq.
Mungkin di masa-masa awal praktek, rasanya rempong sumarempong
takempong kempong kali ya. Tapi kalau sudah terbiasa, malah jadi enjoy. Ya,
nggak sih? Ini aku lihat dari Bu Roosie saat beliau menunjukkan aktivitas read aloud itu gimana ke peserta online
gathering. Nggak tersirat raut wajah rempong sama sekali, melainkan yang ada
hanya ekspresi senang di wajah Bu Roosie.
Ah, mau cobalah, do'akan aku langsung bisa ya. Kamu juga jangan lupa
mencoba aktivitas Read aloud ini
berama anak ya. Semangat dan selamat mencoba untuk kita. Yihaaaa....