Kembali Membuat Resolusi di Usia yang Tak Muda dan Gagal Berkali-kali

 

Bolehkah Ibu Rumah Tangga yang Sudah Berusia 35 Tahun Plus Plus dan Sering Gagal Meraih Resolusi Ini, Kembali Membuat Resolusi?

 

Assalamu'alaikum,

dear, Mombeb.

Tahun 2024 sudah menjadi bagian dari masa lalu. Tentu saja, sebelum menjadikannya begitu, ku tak lupa untuk mengambil pengalaman berharga dan beragam hikmah dari kejadian-kejadian yang aku alami sepanjang tahun 2024 lalu. Mulai dari kejadian yang membuat luka, hingga yang bikin bahagia. Maka dari itu, aku pun sudah siap melepas 2024 dan lalu menyambut tahun 2025 dengan energi positif yang ku punya.

Mombeb, tahun 2025 ini, ada beberapa hal yang ingin sekali aku raih dan rencananya mau aku jadikan resolusi. Salah satunya meraih apa yang jadi mimpi kedua orang tuaku. Kalaupun belum bisa, minimal tahun 2025, jarakku menggapai hal itu lebih dekat dari saat ini.

Kalau boleh jujur, ada rasa psimis yang mampir di hati, apakah aku bisa mewujudkan resolusi yang aku buat mengingat seringkali gagal meraihnya. Terlebih lagi saat ini, usiaku sudah menginjak di angka 35. Sehingga adakalanya aku merasa bahwa sudah cukup terlambat untuk bisa meraih itu di usiaku yang tidak lagi muda ini. Bahkan belakangan kesehatanku pun sedikit menurun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Aku sempat menjalani hidup sebagaimana alur-Nya saja alias tidak memiliki resolusi apapun. Hari-hari, aku isi dengan tetap berbuat baik, melakukan perintah dan menjauhi larangan-Nya, dan mendukung penuh orang-orang terdekatku. 

Namun aku begini tak lama, karena aku merasa makin kehilangan diri sendiri. Aku kehilangan semangat membaca, hilang antusias mengamati ini itu, hilang minat membuat sesuatu, hilang. Maka aku memutuskan untuk memberanikan diri kembali membuat resolusi. Hanya saja kali ini, aku membuat durasi resolusiku lebih panjang dari biasanya. Ya sekitar 5 tahun lah yah.

Resolusi terbesarku tahun ini, mengukir rasa bangga orang tua.

Belakangan, aku baru menyadari, apa yang membuat orang tua bangga yakni sukses berkarir dan punya ekonomi yang stabil. Semula, aku pikir ini hanya berlaku untuk suamiku saja, ternyata aku pun diharapkan demikian. Ya sudah, tak apa, aku anggap keinginan mereka itu adalah doa baik untukku.

Jadi tahun ini, aku akan memfokuskan diri untuk meniti karir. Tak berani rasanya menggunakan kata mengejar karir. Karena sadar dengan kemampuan serta tanggung jawab yang tak boleh aku kesampingkan baik sebagai ibu, guru, pemilik bimbingan belajar, serta yang paling terbaru sebagai pemilik yayasan pendidikan dan sosial.  

Aku pun sudah merancang alur yang aku yakini akan membawaku ke karir yang gemilang versi orang tuaku. Langkah awalku yakni mengeksplorasi ilmu yang sudah aku tekuni sejak lama. Apalagi kalau bukan matematika, pendidikan, pengasuhan, dan anak usia dini. Ya, aku akan memulainya dari sini, bismillah. 

Berharap, resolusi jangka panjangku ini, bisa aku raih sebelum jatuh tempo.

Mombeb, aku mohon bantuan doanya ya. Aku juga berdoa untuk kamu, Mombeb, semoga resolusi yang kamu buat tercapai semuanya aamiin.

Oke, segitu dulu deh ya ceritaku kali ini. 

Esok nanti kita sambung lagi.

See yaaa

Wassalamu'alaikuuuummm


 


No comments:

Post a Comment

Biji bunga matahari namanya kuaci
Kupas kulitnya pakai gigi
Eee para pengunjung yang baik hati
Yuk tinggalkan komentar sebelum pergi.

Buah Pir Buah Naga
Jangan khawatir, aku akan mengunjungimu juga. :)

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo