Showing posts with label Cara. Show all posts
Showing posts with label Cara. Show all posts

3 Cara Ibu Rumah Tangga Mencari Biaya Lanjut Kuliah S2

Dear, Mombeb.

 

Menjadi ibu rumah tangga tak lantas segala mimpi yang dipunya harus dilenyapkan begitu saja. Ibu rumah tangga tetap bisa memperjuangkan mimpi yang dimiliki. Jika tidak bisa berlari, maka berjalan pelan pun tak masalah, selama langkah tertuju pada mimpi yang sudah terangkai begitu indah.

Mombeb, sebelum memutuskan menikah muda, aku mengajukan satu syarat ke calon suami yakni diizinkan untuk kuliah lagi nanti. Trus calon suami aku jawab begini:

"Oke, tapi S2 nya setelah 2 atau 3 tahun kita nikah ya".

Uyeah, aku setuju. Setelah itu, kami pun melangsungkan pernikahan.

2 tahun pun berlalu. Tak ada pembicaraan mengenai lanjut kuliah. Dugaanku mungkin karena aku sudah berhenti kerja dan fokus jadi ibu rumah tangga makanya suami tidak menawarkan untuk lanjut kuliah lagi.

 

Namun, rupanya, dugaanku salah besar, Mombeb. Karena di tahun ketiga ini, tepatnya pas malam hari gitu, (trus hujan serta petir menyambar-nyambar) dan si kecil sudah tidur, tiba-tiba mak lampir muncul   suami tanya begini ke aku.

"Jadi kuliah S2?" tanya suami

"Kirain lupa ee ternyata masih ingat, Alhamdulillah. Jadi donk tapi Ken (anak kami) gimana?"

"Nanti aku yang handle"

"Yes" sorakku sembari senyum sumringah.

Sungguh, saat itu, aku seneeeenggg banget rasanya. Diizinin kuliah S2 aja, aku sudah seneng bukan kepalang, loh Mombeb. Soalnya aku ini kan ibu rumah tangga yang mungkin beberapa orang ada yang menganggap untuk apa sih ibu rumah tangga lanjut kuliah S2?

Eee ternyata nggak hanya diizinkan kuliah, melainkan juga suami berkenan mau bantu momong si kecil selama aku kuliah. Rejeki nomplok kan ini ya? Yup, bagiku ini rejeki luar biasa, Mombeb.

"Cuma ada yang perlu muma tahu dulu" lanjut suami lagi.

"Apa apa?" Tanyaku penasaran

"Kalau muma kuliah sekarang mungkin aku bisa ngasih biaya SPP saja, itupun nggak full, sekitar 50% atau 70% saja, gitu"

JEDIER JEDIER JEDIER

Seketika girangku memudar.

"Jadi tahun depan aja ya muma lanjut kuliah S2. Tahun ini kita ngumpulin biaya dulu, gimana? Sembari nyiapin berkas-berkas pendaftaran kuliah juga." Saran suami.

Aku mengiyakan saran tersebut untuk fokus cari biaya sebelum mulai kuliah di tahun depan. Berikut beberapa usaha yang aku lakukan demi bisa lanjut kuliah S2.

 

Cara Ibu Rumah Tangga Mencari Biaya Lanjut Kuliah S2

 

  • Jualan                    

Mombeb, sebelum aku memutuskan untuk kuliah S2, aku sudah jualan pulsa. Alhamdulillah hasil dari jualan pulsa bisalah buat nambah-nambah isi dompet, gitu.

Selain jualan pulsa, aku juga jualan es batu dan makanan ringan. Untuk makanan ringannya aku kulak an atau ambil grosiran di pasar. Trus aku bungkus kecil-kecil. Setelah itu baru deh aku titipin ke warung-warung. Alhamdulillah ada beberapa warung yang mau aku titipin.

Baca juga: Gapai Mimpi Kuliah S1 dengan Berwirausaha

Nah, Mombeb, pembeliku ini cuma warung-warung di sekitar rumah. Jadi ya hasilnya nggak wah gitu.

Jika ditotal, waktu itu, penghasilanku dari jualan ini itu minimal dapat 200 ribu per bulan. Maksimal dapat 400 ribu. Tapi dapet penghasilan maksimal ini jarang banget, Mombeb. Hasil jualan ini tentunya belum cukup untuk biaya kuliah S2.

  • Admin kantor

Di dekat rumah ada kantor sarikat buruh. Kebetulan waktu itu butuh admin dan untungnya lagi kerjanya cuma pas para buruh libur kerja yakni hari sabtu dan minggu serta tanggal merah. Alhamdulillah, hasil dari jadi admin kantor ini lumayan banget, Mombeb. Sebulan 300 ribu.

Kalau dihitung-hitung 2 usaha yang aku lakukan ini baru cukup untuk bayar SPP satu semester saja. Itu pun masih kurang sejuta an lagi. Trus gimana? Apa aku cari uang tambahan dari internet aja ya? Ya mumpung ada paket internet rumah yang sudah dipasang suami.

  • Mencari Uang Tambahan via Daring

Ada berbagai pilihan usaha untuk mendapatkan uang tambahan dari internet, mulai dari jualan online sampai jadi influencer atau bahkan selebgram, selebtweet, dan selebblog.

Nah di antara pilihan tersebut ada dua usaha yang aku lakukan. Dan usaha yang aku lakukan ini, menurutku cocok banget untuk ibu rumah tangga terutama yang punya kemampuan menulis.

Monetisasi Blog dan Media Sosial

Begitu aku berhenti kerja karena kandungan lemah, suami sengaja menyediakan paket internet. Katanya biar nggak bosan selama di rumah. Alhamdulillahnya nih suami pilih paket internet yang memiliki jaringan prima. Jadi aku bisa melakukan berbagai macam aktivitas daring yang aku suka dan bermanfaat. Mulai dari aktivitas nulis blog, nonton film hingga nonton drakor.

Mombeb, dulu, niatku ngeblog, awalnya memang buat cari penghasilan tambahan tapi bukan buat kuliah lagi. Melainkan buat belanja-belanja happy. Namun, berhubung aku tak kunjung mendapatkan cuan dari blog walhasil aku mengubah niatku ngeblog yakni buat menyalurkan hobi nulis saja. Ini berlangsung sampai aku memutuskan untuk lanjut kuliah. Setelah itu yaaa niat ngeblog aku ubah lagi yakni menyalurkan hobi nulis sembari mencari biaya untuk lanjut kuliah lagi. Sejak saat itu, aku rajin sekali ikut lomba-lomba. Sayangnya, aku sering sekali kalah di lomba-lomba tersebut.

Fakta ini membuatku tidak menjadikan blog sebagai salah satu pintu rejeki untuk biaya kuliah. Lalu gimana biaya kuliahku? Kalau penghasilanku perbulan 500 ribuan, berarti dalam setahun ini, aku belum bisa mengumpulkan uang minimal buat bayar SPP.

Hhhhh....Ya weslah, ya sudah kalau gitu. Aku lanjut kuliah lagi kalau sudah punya tabungan minimal buat bayar SPP. Jadi aku memilih untuk pasrah saja soal waktu kuliah. Entah bisa lanjut kuliah tahun depan atau entah kapan tapi aku tetap berusaha cari cuan buat biaya kuliah.

Mombeb, dalam kondisi pasrah tersebut, entah gimana tiba-tiba aku dapat email yang isinya menawarkan kerjasama menuliskan review sebuah produk dengan benefit berupa uang tunai sebesar 200 ribu. Wow, nggak nyangka banget, satu tulisanku dihargai nominal yang segitu besar.

Setelah itu aku bergabung di beberapa agensi dan grup penulis lepas. Aku mulai merawat blogku seperti rajin update blog post, beli domain, memperhatikan soal DA, PA, DR, spam score dan sebagainya. Mengapa aku memerhatikan poin-poin ini? Karena seperti itulah syarat yang biasa diajukan oleh brand maupun agensi untuk bisa mendapatkan job nulis di blog.


Cuan dari Instagram, Twitter dan Facebook 

Mombeb, rupanya, dari sini, beberapa kali aku mendapatkan job terkait instagram, facebook, hingga twitter. Hasilnya juga lumayan banget. Berawal dari blog, aku bisa bertemu dengan pintu rejeki lainnya yakni media-media sosial yang ku punya. 

Alhamdulillah wa syukurillah, penghasilan dari blog dan media sosial ini bisa dibilang lumayan banget. Setelah aku hitung-hitung, akhirnya nih Mombeb, tabunganku cukup untuk bayar SPP 1 semester, jadi ya tetap harus berjuang lagi untuk biaya spp di semester berikutnya. Dan ya di tahun berikutnya, aku pun bisa lanjut kuliah S2 sembari tetap mencari biaya spp untuk semester berikutnya. Yihaaaaa

 

Mombeb, aku sering baca artikel tentang dahsyatnya cuan dari kerja secara daring. Tapi pas mengalami sendiri ya kaget aja gitu.

Sungguh, aku tidak menyangka kalau penghasilan dari kerja daring bisa diandalkan banget bahkan sampai aku lulus kuliah S2. Bermodalkan paket internet murah, aku bisa mendapatkan untung yang berlipat-lipat ganda.

Aku berterima kasih banget ke suami yang sudah menyediakan fasilitas internet di rumah. Yang semula bertujuan biar aku nggak bosan di rumah eee ternyata malah bisa aku manfaatkan untuk mencari uang tambahan lewat internet.

 

Jadi seperti itulah cara ibu rumah tangga mendapatkan biaya kuliah S2 ala aku. Ada tiga cara yang aku lakukan yakni jualan offline, jadi admin kantor, dan monetisasi blog serta aneka media sosial yang aku punya. Semoga ini bermanfaat buat para mombeb yang punya mimpi lanjut kuliah s2 namun terhalang biaya. Semangat yaaaa...

Nah, sekian dulu ya blogpost kali ini. 

See yaaaaa

Anak Muda Zaman Now Harus Menjadikan Aksi Peduli Hutan Sebagai Sebuah Tren?

 

Hai, Anak Muda, apa kabar?

Aku sebagai emak-emak dari generasi milenial ini berdo’a buat kamu, semoga kamu selalu dalam kondisi sehat dan bahagia. Aamiin.  

Nak, anak muda, belakangan ini, emak cukup sering menemukan kata haradukuh atau haraduku di beberapa media sosial. Kamu tahu kata itu, kan?

Nah, dari beberapa artikel yang emak baca ni, akronim ini sendiri cukup populer terutama di kalangan anak muda yang turut beraksi di Citayam Fashion Week. Citayam Fashion Week ini adalah peragaan busana yang diadakan di daerah dukuh atas oleh anak muda yang berasal dari Citayam. Belakangan mereka malah tidak hanya dari Citayam melainkan dari daerah Sudirman, Bojong Gede, dan Depok atau disingkat dengan SCBD.  

Nak, entah siapa yang memulai aksi ini, entah itu Roy, Bonge, Kurma atau siapa. Yang pasti, menurut emak nih, Citayam Fashion Week ini bisa dibilang berhasil menjadi sebuah tren di kalangan anak muda. Menurut emak, CFW ini unik juga kreatif, sih. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.  



Nak, kamu tahu nggak? Fenomena Citayam Fashion week ini bikin emak mikir gini, andai saja yang menjadi tren di kalangan kamu nih, anak muda zaman now adalah aksi peduli hutan, maka emak yakin, kondisi hutan pun akan makin membaik seiring bertambahnya jumlah anak muda yang mengikuti tren aksi peduli hutan ini. Lalu tren ini pun akan menjadi salah satu hal yang membanggakan bagi Indonesia. #IndonesiaBikinBangga

Tapi mengapa sih pakai bikin aksi peduli hutan? Kalau kamu belum tahu soal ini, sini, duduk sini, emak akan jelaskan soal ini.

Lalu kenapa sih harus menjadikan aksi peduli hutan sebagai sebuah tren?

Nak, sini, duduk dekat sini. Emak kasih tahu sekilas tentang hutan negeri ini.

Hutan #IndonesiaBikinBangga

Ada banyak hal yang membuat kita bangga menjadi anak bangsa Indonesia. Salah satu yang bikin bangga yakni hutan negeri ini.

a. Hutan Indonesia Sebagai Paru-paru Dunia.

Bukan tanpa alasan hutan Indonesia mendapat julukan tersebut. Hal ini karena Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang amat luas. Indonesia menduduki peringkat ke-tiga setelah Kongo lalu Brazil sebagai negara yang memiliki hutan hujan tropis di dunia.

Sebagaimana peran paru-paru bagi tubuh manusia, seperti itulah peran hutan hujan tropis Indonesia bagi dunia. Dunia masih bisa 'bernapas' karena paru-parunya, hutan Indonesia, masih berfungsi dengan baik.

Hutan hujan tropis Indonesia yang kaya akan pohon yang bisa menghasilkan banyak oksigen masih ada. Sehingga Indonesia beserta negara lainnya yang memiliki hutan hujan tropis juga masih bisa menyuplai oksigen pada dunia sekitar 20 hingga 30%.

Ya hutan hujan tropis memiliki kemampuan yang luar biasa dalam hal menyerap karbondioksida dan  menghasilkan banyak oksigen. Kemampuan ini berasal dari banyaknya pohon yang ada di hutan hujan tropis.

Setiap pohon itu sendiri memiliki kemampuan menghasilkan oksigen yang berbeda. Demikian juga pohon yang ada di hutan hujan tropis salah satunya yakni pohon sonokeling. Dari ForestDigest disebutkan bahwa satu pohon sonokeling (Dalbergia latifolia) setinggi 10 meter bisa menghasilkan oksigen 207,33 kilogram per hari. Jika ada 5 pohon sonokeling setinggi 10 meter maka bisa menghasilkan 1 ton lebih oksigen per hari. Sejalan dengan ini, pohon sonokeling juga memiliki kemampuan dalam menyerap karbondioksida.

b. Mega Biodiversity

Indonesia dinobatkan sebagai mega biodiversity. Salah satu alasannya karena #HutanKitaSultan .

Nak, hutan kita sultan. Hutan Indonesia kaya akan keberagaman flora dan fauna. Bahkan dalam website indonesia.go.id disebutkan bahwa keberagaman flora dan fauna di Indonesia lebih kaya dibanding Afrika dan Amerika Selatan yang memiliki iklim tropis.

Melansir dari rimbakita bahwa Indonesia memiliki sekitar 40.000 jenis tumbuhan hidup di wilayah Indonesia. Nah dari jumlah total spesies tumbuhan yang ada di Indonesia tersebut, sekitar 40% adalah vegetasi endemik yang hanya ada di Indonesia. Lebih lanjut, Lipi mengungkapkan kekayaan spesies flora Indonesia merupakan 15.5 persen dari total jumlah flora di dunia.

Kalau fauna di hutan Indonesia gimana? Banyak juga donk, Alhamdulillah. Data dari LIPI yakni Indonesia memiliki 8157 spesies vertebrata, yang terdiri atas mamalia, burung, herpetofauna dan ikan.

Selain itu, terdapat 1900 spesies kupukupu atau 10 persen dari jumlah spesies kupu-kupu di dunia. Sama seperti flora, Indonesia juga memiliki spesies fauna endemik. Adapun spesies fauna endemik Indonesia antara lain 270 spesies mamalia, 386 spesies burung, 328 spesies reptile, 204 spesies amphibia, dan 280 spesies ikan.

Sungguh, pas mengumpulkan informasi soal flora dan fauna di Indonesia ini, emak bolak-balik mengucapkan kata Alhamdulillah Indonesia kaya raya, #HutanKitaSultan .

c. Hutan Indonesia menjaga Anak Bangsa secara Paripurna

Yang tak kalah penting, yang pasti bikin bangga anak bangsa karena hutan menjaga kita dengan amat baik.

Nak, hutan menjaga kita dengan cara tak henti menyerap emisi karbondioksida dan mengubahnya menjadi sesuatu yang dibutuhkan kita yakni oksigen. Hutan juga tak pernah lelah berusaha menyimpan air untuk kita. Lalu di saat curah hujan sedang tinggi, hutan pun akan bergerilya menyimpan air hujan untuk kita, mengaturnya sedemikian rupa, mengerahkan akar-akar pohon agar mencengkeram tanah sekuat tenaga demi menghalau terjadinya bangsir ataupun longsor parah.

Tidak cukup sampai di situ, hutan yang kaya flora dan fauna, juga menyediakan beberapa bahan makanan yang aman untuk dikonsumsi manusia. Kalau perlu tanaman obat, kita bisa merapat ke hutan. Kalau ada tugas kuliah atau mau meneliti flora endemik Indonesia, kita bisa mendekat ke hutan. Bahkan kalau ingin healing, kita bisa berkunjung ke hutan.

sumber tourbandung.com

Saat ini, hutan menjadi salah satu pilihan tempat healing di sini. Salah satunya yaitu bumi perkemahan Ranca Upas yang merupakan hutan lindung yang ada di daerah Bandung. Healing di hutan, kita akan disuguhkan alunan musik alam yang memberikan efek positif bagi kita. Mulai dari suara kicauan burung, suara daun yang berderak, hingga suara gemericik air.

Kompas menjabarkan beberapa penelitian tentang efek mendengar kicauan burung bagi manusia. Salah satunya yakni sebuah studi oleh Ferraro dan timnya yang telah dipublikasikan dalam Proceedings of the Royal Society B. Hasil studi ini menunjukkan bahwa suara kicau burung dapat meningkatkan perasaan sejahtera dan merasa menjadi lebih baik.

Senada dengan kicau burung, suara gemericik air pun dapat memberikan efek positif bagi kita. Liputan6 menunjukkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Orfeu Buxton seorang peneliti dari Live Science bahwa suara gemericik air dapat mempengaruhi pikiran seseorang agar tetap tentang, dan nyaman.   

Nak, hutan menjaga kita begitu paripurna. Lalu bagaimana dengan kita? Apa yang sudah kita lakukan untuk hutan? Akan kah kita menjadi orang yang digambarkan sebuah pepatah air susu dibalas air tuba? Jangan sampai begitu ya, naudzubillah.

Kondisi Hutan Kita

Kondisi hutan negeri ini sedang memprihatinkan karena deforestasi. Akibatnya luas hutan berkurang secara signifikan. Melansir dari IDNTimes mengenai rincian deforestasi hutan Indonesia menurut Greenpeace Indonesia. Deforestasi terjadi di 629.2 ribu hektare pada 2015-2016, 480 ribu hektare pada 2016-2017, 439.4 ribu hektare pada 2017-2018, 462.5 ribu hektare pada 2018-2019, dan 115.5 ribu hektare pada tahun 2019-2020.  Jika ditotal maka luas hutan yang mengalami deforestasi sejak tahun 2015 hingga 2020 adalah 2126.6 ribu hektare. 

Nah jika luas hutan berkurang maka berikutnya yang terjadi adalah 3 hal di atas perlahan akan menghilang. Lalu secara beriringan pemanasan global akan semakin menjadi-jadi, berkurangnya jumlah atau bahkan hilangnya spesies hewan maupun tumbuhan, siklus air akan terganggu mengingat hutan berfungsi menjaga tata letak air, menyebabkan banjir juga tanah longsor, mempengaruhi kualitas hidup masyarakat sekitar hutan dan sebagainya. Kamu bisa membayangkan kan apa yang akan terjadi jika kamu tidak segera beraksi?

Oleh sebab itu, kamu perlu segera beraksi. Emak pasti dukung, tenang saja. Agar apa? Agar kondisi hutan tidak semakin memburuk. Nah salah satu caranya yakni kamu harus menjadikan aksi peduli hutan sebagai sebuah tren. Karena kalau kondisi hutan terjaga dengan baik, insyaAllah bumi pun semakin membaik. Lalu mengapa anak muda yang harus melakukan ini?


Alasan Anak Muda Harus Menjadikan Aksi Peduli Hutan Sebagai Sebuah Tren 

Alasan pertama

Menurut WHO, seseorang dikatakan anak muda apabila usianya berada di rentang usia 10 hingga 24 tahun. Sedangkan menurut Kemenkes, rentang usia anak muda dimulai dari usia 10 tahun hingga 19 tahun.

Nak jika dilihat dari ketentuan rentang usia anak muda tersebut maka bisa dibilang bahwa kamu adalah generasi Z. Kamu lahir tahun berapa? Antara tahun 1996 hingga 2012, nggak? Kalau iya, berarti kamu benar-benar anak muda generasi Z.


Nah generasi Z ini sendiri mendominasi penduduk Indonesia. Jadi yang satu generasi sama kamu di negeri ini banyak sekali, Nak. Informasi ini berdasarkan data sensus penduduk tahun 2020 yakni anak muda Indonesia sebanyak 27,94% . Lalu diikuti oleh generasi milenial, generasi x dan seterusnya. Jadi alasan pertama mengapa anak muda generasi Z yang harus menjadikan aksi peduli hutan sebagai sebuah tren karena jumlah generasi kamu nih lebih banyak dari generasi lainnya. 

Alasan kedua

Nak, kamu itu memiliki kemampuan yang luar biasa terutama dalam hal kreativitas. Kan keren tuh kalau kreativitas kamu, anak muda generasi Z, jika digunakan untuk membuat suatu hal yang bernilai positif bagi masyarakat. Ya salah satunya ini nih, membuat karya atau konten kreatif yang menggambarkan tentang sebuah aksi peduli hutan.

Alasan ketiga

Kamu ngerasa nggak, kalau kamu itu memiliki rasa empati yang tinggi? Iya, generasi Z memiliki rasa empati yang tinggi. Salah satu buktinya yakni hasil survei yang dilakukan oleh tim Sparks and Honey menunjukkan bahwa 26% dari anak umur 16-19 tahun saat ini terlibat dalam kegiatan volunteering. Wow, keren euy.

Nah rasa empatimu yang tinggi ini, boleh donk kalau dibagi juga pada bumi pertiwi. Gimana? Mau kan? Mau dooonkkk.

Alasan keempat

Riset datareportal menunjukkan bahwa ada 204.7 juta pengguna internet di Indonesia di bulan Januari 2022. Sedangkan jumlah penduduk Indonesia sendiri yakni 277 juta. Berarti 73.7% dari total penduduk Indonesia menggunakan internet. Jumlah ini tentu luar biasa, bukan? Yup.

Dari 204.7 juta pengguna internet tersebut, ternyata ada 191.4 juta penduduk Indonesia yang menggunakan media sosial. Kemudian dari katadata disebutkan bahwa rata-rata masyarakat Indonesia menggunakan media sosial selama 3,2 jam perhari.



Berdasarkan fakta tersebut maka tak heran banyak yang menjadikan  media sosial sebagai tempat untuk menyebarkan informasi, mempromosikan sesuatu dan sebagainya. Bahkan data dari BPS menunjukkan bahwa media sosial dinilai sebagai media penyampaian informasi covid-19 yang paling efektif menurut responden.

Nak, di antara sekian banyak pengguna media sosial, emak yakin generasi kamu pasti bisa membawa perhatian pengguna media sosial menuju aksi peduli hutan. Emak yakin generasi kamu bisa menjadikan aksi peduli bumi ini sebagai sebuah tren yang bakal diikuti oleh semua generasi, termasuk generasi emak, generasi milenial. Karena apa?

Nak, untuk saat ini, generasi kamu, generasi Z adalah yang paling melek dengan dunia media sosial. Ini memang sudah jadi keunggulan anak muda generasi Z. Nah bagaimana kalau kelebihanmu ini, kamu gunakan untuk membuat tren aksi peduli hutan? Atau coba kamu bayangkan dulu deh, kira-kira bagaimana ya kalau aksi peduli hutan yang kamu buat ini berhasil menjadi sebuah tren? Nak, membayangkan hal ini saja, sudah berhasil membuat emak tersenyum sumringah membahana. Karena emak yakin, kondisi hutan akan membaik seiring banyaknya orang yang mengikuti tren aksi peduli hutan yang dibuat oleh generasi kamu.  

Alasan kelima

Nak, batas usia manusia, katanya, hanya 63 tahun. Jika dihitung-hitung pakai kalkulator manusia, usia kamu lebih panjang dari usia emak yang bikin tulisan ini. Nah, mungkin, selama emak hidup, dampak perubahan iklim yang emak rasakan adalah banjir, angin puting beliung, atau musim kemarau berkepanjangan. Nah bisa jadi, dampak perubahan iklim pada masa kamu nantinya, tidak seperti ini. Mungkin akan lebih parah, jika generasi kamu tidak segera bertindak.

Bukan, emak tidak berharap hal tersebut terjadi di masa kamu bahkan di masa generasi selanjutnya. Naudzubilllah tsumma naudzubillahimindzalik. Emak mau generasi kamu dan selanjutnya bisa hidup aman dan nyaman tanpa menghadapi berbagai macam bencana akibat dari perubahan iklim. Makanya emak mau kamu dan generasimu segera melakukan aksi peduli hutan. Setelah itu jadikan aksimu itu sebagai sebuah tren yang tidak hanya diikuti oleh kalangan anak muda tapi juga diikuti semua kalangan. Caranya gimana?

Cara Menjadikan Aksi Peduli Hutan Sebagai  Sebuah Tren  

Nak, kalau boleh, emak mau memberikan ide untuk menjadikan aksi peduli hutan sebagai sebuah tren. Nanti, ide ini bisa kamu aplikasikan langsung atau kamu kembangkan lagi juga boleh banget, koq.

1. Mengemas konten tentang informasi hingga aksi peduli hutan dengan kreatif, inovatif, dan menarik.

Alhamdulillahnya nih, Nak, beberapa lembaga, komunitas, organisasi, public figure hingga musisi yang peduli bumi sudah melakukan hal ini. Jadi ini bisa memudahkan dan membantu usaha kamu untuk menjadikan aksi peduli bumi sebagai sebuah tren. Karena apa? Mereka tu mengemas segala informasi hingga aksi yang berkaitan dengan peduli bumi dengan apik, unik, kreatif, inovatif dan menarik. Salah satunya yakni @hutanituid dan website team up for impact.   

Menurut emak ya, segala informasi tentang kondisi bumi dan aksi peduli bumi dikemas dengan begitu kreatif oleh @hutanituid. Ada konten yang ala-ala anak tiktok lho. Asyik, deh. Selain itu juga informasi yang ada di akun Instagram @hutanituid ini mudah dipahami karena sebagian besar kontennya berupa infografis-infografis, gitu, Nak. Coba deh kamu follow akun @hutanituid.


Nah sama seperti @hutanituid, team up for impact juga mengemas informasi dengan begitu kreatif. 



Bahkan untuk kali ini, Alhamdulillah, komitmen #TeamUpForImpact untuk menjaga bumi mendapat dukungan luar biasa dari musisi Laleilmanino, Hivi!, Sheila Dara serta aktor Chicco Jerikho. Dukungan mereka ini berupa karya yang amat istimewa yakni sebuah lagu yang indah yang berjudul DENGAR ALAM BERNYANYI. Seperti apa lagunya? Coba deh kamu klik di bawah ini yak.



Sudah kamu dengar kan, Nak? Bagaimana? Apa yang kamu rasakan saat mendengarkan lagu #DengarAlamBernyanyi ?

Nak, selama mendengarkan lagu ini, rasanya, emak seakan sedang diajak berbincang dengan seseorang yang begitu dekat namun sudah lama tak berjumpa, dan nama orang itu adalah Hutan. Ia pun mengutarakan kerinduannya, lalu mengajukan tanya kenapa tidak pernah berkunjung hingga mengapa seperti sudah tidak peduli. Meskipun begitu hutan tetap berusaha memberikan yang terbaik salah satunya melindungi dari dampak perubahan iklim. 

Sungguh, lagu ini membuat kita merenung, bermuhasabah, sejauh mana ikhtiar atau usaha yang kita lakukan untuk menjaga hutan. Jangan-jangan belum berbuat apa-apa? Jadi yuk, mari kita berbuat sesuatu untuk hutan. Apa sih yang nggak #UntukmuBumiku. Kita berusaha maksimal untuk membuat kondisi kamu baik-baik saja, ya kan, Nak? Iyalaaahhhh.

2. Aksi Peduli Hutan ala Kamu

Jadi untuk kamu, anak mudah generasi Z, yuk turut serta melindungi bumi dengan melakukan aksi peduli hutan. Kamu bisa memilih mau melakukan aksi yang mana dulu. Tinggal disesuaikan sama kemampuan kamu. Kalau kamu belum ada ide, nih emak kasih beberapa referensi aksi peduli hutan buat kamu.

Aksi peduli hutan ala Emak

referensi aksi peduli hutan ala emak


Aksi peduli hutan ala Team Up For Impact.

referensi aksi peduli hutan:
mengikuti misi dari team up for impact

Lalu jangan lupa untuk membagikan aksi peduli hutan ala kamu ke berbagai media sosial yang kamu punya. Kamu jadikan aksimu ini sebagai konten. Setiap kali kamu melakukan aksi peduli hutan ala kamu, maka sebanyak itu pula kamu membuat konten lalu kamu ke semua media sosialmu.

Oya tambahan referensi lagi nih bagi kamu untuk aksi peduli hutan, kamu bisa menengok hutanituid. 

referensi aksi peduli hutan
banyak pilihan aksi yang bisa diikuti

Nah selain membagikan aksi peduli hutan ala kamu, jangan lupa juga untuk membagikan setiap konten informasi atau aksi peduli hutan dari lembaga atau komunitas atau pegiat lingkungan lainnya ya, Nak. Untuk hal ini, kamu bisa memulainya dari sekarang, sesegera mungkin. Kamu bisa membagikan lagu Dengar Alam Bernyanyi di berbagai media sosial yang kamu miliki.

Berbaginya sesering mungkin ya, Nak. Setiap kali ingat atau mendengar lagu ini, sebanyak itu juga kamu share yak. Biar apa? Biar makin banyak yang kenal, banyak yang tahu, banyak yang suka dengan lagu ini, trus jadi viral deh. Dengan begini, tidak hanya kalangan generasi Z yang tahu lagu ini, melainkan juga dikenal oleh teman-teman emak dari generasi milenial, generasi X, dan seterusnya.

Yang tak kalah penting nih, Nak, dan perlu kamu ketahui juga bahwa ROYALTI dari lagu Dengar Alam Bernyanyi ini akan disumbangkan oleh Laleilmanino, Hivi!, Sheila Dara, dan Chicco Jerikho kepada Team Up For Impact untuk menjaga bumi, untuk melindungi hutan. Gimana? Makin semangat donk pastinya membagikan lagu Dengar Alam Bernyanyi dan mengajak orang-orang untuk menonton video clip atau mendengarkan lagu tersebut? Iya donk semangat membara.

Oya, lagu Dengarkan Alam Bernyanyi ini, tidak hanya ada di channel YouTube Laleilmanino. Tapi juga ada di Spotify dan Apple music. Jadi share ini juga, ajak-ajak orang-orang sekitar kita. Biar makin banyak yang kenal dan mendengarkan lagu ini. Trus royaltinya pun makin bertambah banyak. Untuk link Spotify dan Apple Music dari lagu Dengarkan Alam Bernyanyi ini, emak sisipkan di bawah ini ya.

Klik ini untuk mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi di Spotify dan klik ini untuk mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi di Apple Music

Nak, dengan melakukan 2 hal di atas, insyaAllah, kamu bisa menjadikan aksi peduli hutan sebagai tren di kalangan teman-teman kamu, anak muda generasi Z. Ah kebayang nggak sih jika ini terjadi. Seneng banget rasanyaaaaa. Rasa bangga sebagai anak bangsa Indonesia pasti akan tumpah ruah. #IndonesiaBikinBangga 

Emak ngingetin, nih.

Sebelum emak tutup obrolan kita nih, emak mau mengingatkan bahwa kamu, anak muda generasi Z, harus turut serta melindungi bumi dengan cara menjadikan aksi peduli hutan sebagai sebuah tren. Mengapa kamu harus melakukan ini,? Karena ini untuk kebaikan generasi kamu sendiri dan generasi setelahnya. Selain itu juga, kamu, anak muda generasi Z, dianugerahkan kelebihan luar biasa oleh Allah SWT yang mana kemampuan ini sangat pas digunakan untuk melindungi bumi. Generasi Z memiliki kemampuan untuk melindungi bumi. Lalu kamu bisa mulai melindungi bumi dengan melakukan aksi peduli hutan kemudian menjadikannya sebuah tren.

Memang, usaha ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, juga tidak secepat awan kinton sun goku. Kamu tahu sun goku kan, Nak? Dragon ball? Kartun zaman emak. Kalau nggak tahu ya nggak apa-apa. Yang terpenting, Nak, mau sesusah apapun, #UntukmuBumiku, kita tetap harus melakukan ini. Emak, dari generasi milenial, pasti mendukung tren aksi peduli hutan yang kamu buat.

Akhir kata,

Sampai jumpa di tulisan selanjutnya yak.

Byeeeee....


NB: Nak, jangan lupa lho ya, segera share lagu Dengar Alam Bernyanyi, berkali-kali. Harus ya. Jangan sampai nunggu emak berubah wujud jadi mak lampir, loh, ya. Buruuaannn.....

 

***

Referensi:

https://www.forestdigest.com/detail/942/kebutuhan-oksigen-manusia

https://rimbakita.com/keanekaragaman-jenis-tumbuhan-di-indonesia/

http://lipi.go.id/berita/single/Catatan-Akhir-Tahun-Indonesia-Masih-Menjadi-Surga-Penemuan-Spesies-Baru/

https://foresteract.com/mengenal-hubungan-air-dan-hutan-melalui-hidrologi-hutan/

https://www.idntimes.com/news/indonesia/amp/melani-hermalia-putri/2-tahun-pandemik-covid-19-dan-luas-hutan-yang-kian-terkikis

https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/22/080500323/studi--dengarkan-kicau-burung-terbukti-bikin-bahagia-dan-sehat?page=all.

https://www.liputan6.com/citizen6/read/3387116/kenapa-dengar-suara-air-bikin-tenang-begini-penjelasan-pakar

https://pskp.kemdikbud.go.id/produk/artikel/detail/3133/gen-z-dominan-apa-maknanya-bagi-pendidikan-kita

https://www.sehatq.com/artikel/batasan-usia-remaja-dan-perubahannya-secara-fisik-dan-mental

https://www.grandshamaya.com/post/gen-z

https://www.its.ac.id/news/2021/10/26/menilik-penyebab-perubahan-iklim-dan-dampaknya-bagi-lingkungan/

https://blog.skillacademy.com/karakter-gen-z

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/05/09/warga-ri-main-medsos-3-jam-per-hari-ini-peringkat-globalnya

https://covid-19.bps.go.id/home/infografis

https://datareportal.com/reports/digital-2022-indonesia

https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2005/21TAHUN2005PPPenj.htm

https://katadata.co.id/intan/berita/620a595895d3d/deforestasi-adalah-penggundulan-hutan-ini-penjelasan-dan-penyebabnya

 

Tip Survive di Tengah Kepungan Naiknya Harga Bahan Pokok ala Emak


Mombeb, di tempat tinggal aku sini, bahan-bahan masakan pada naik. Bawang merah 60 ribu sekilo, telur ayam 2 ribu perbiji, gula pasir 20 ribu, cabe merah besar seribu dapet sebiji doank, dan sebagainya. Belum lagi minyak goreng yang harganya masih aja subhanallah nggak ndang-ndang kembali seperti semula. 

Kalau dulu, tepatnya sebelum minyak goreng melambung tinggi ke awan, belanja kebutuhan dapur sebesar 50 ribu udah dapet banyak bahan. Sekarang dapet seuplik doank. 

Selain bahan pokok naik, listrik juga kabarnya mau naik. Biaya BPJS mandiri juga berubah. Trus PDAM juga naik. Dahlah, harga-harga pada naik naik ke puncak gunung semuaaaa. 

Kalau penghasilan bertambah, sih, nggak masalah kalau bahan-bahan pada naik. La ini, penghasilan nggak nambah, pengeluaran yang malah makin menjadi-jadi. Sampai bingung apa yang mau dihemat lagi biar bisa survive. 

Selain berhemat, sebenarnya ada satu cara lagi untuk bisa survive di kondisi ekonomi yang serba maknyonyor ini. Ya apalagi kalau bukan cari kerjaan lagi. Tapi, untuk melakukan ini, aku nggak mampu rasanya. Karena sekarang saja aku sudah punya 1 kerjaan utama, dan 3 kerja sampingan. Mau ditambah lagi, takutnya, aku jadi nggak punya waktu untuk memperhatikan anak-anakku, dan mengurus rumah.  

Sebenarnya, ngurus rumah dan momong anak-anak sudah dibantu sama suami. Tapi ya namanya bapak-bapak tahu sendirilah ya cemana mereka. Momong anak atau ngurus rumah ya sekenanya aja, nggak kayak kita, Mombeb. Yang aku rasain begini. Tapi ya nggak apa-apa, dibantu sekenanya begini aja aku udah bersyukur. Karena ini menunjukkan suami peduli dan mau bantuin. 

Oleh sebab itu, aku memilih untuk berhemat ajalah. Hemat paling mentok mungkin nanti aku bakal lebih rajin puasa. Cemanalah ini niat puasa bukannya ibadah eee malah biar bisa hemat. Dududuhhh, ngapunten, Gusti. 

Oke, ubah niat harusnya, puasa tetap diniatin untuk ibadah, bonusnya ya bisa menghemat pengeluaran. Ini solusi sementara untuk bisa survive di tengah kondisi ekonomi yang makin memprihatinkan bagi aku khususnya. 

Nggak lupa, untuk selalu tetap berdo'a, semoga keadaan ekonomi negeri ini segera ramah terutama  sama rakyat kelas menengah ke bawah. Semoga harga bahan-bahan kebutuhan pokok ramah di kantong. Semoga juga para pembuat keputusan terkait dengan ekonomi, bisa lebih bijaksana dan peduli pada nasib rakyat. Itu aja dulu. Entar kalau ada ide aku tambahin lagi do'anya. Yuk aminin, mombeb. Aamiin ya robbal'alamiin. 


Tahapan Menemukan Bakat Anak Sejak Usia Dini


Tentang Bakat Anak

 

Aku percaya bahwa bakat itu bawaan bukan hasil dari pelatihan, atau tempaan. Sebagaimana pendapat Conny Semiawan dan Utami Munandar (1984) yang mendefinisikan bahwa bakat khusus (talent) adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika memperoleh kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya.

 

Berdasarkan definisi bakat di atas, dapat dimaknai juga bahwa meskipun bakat merupakan bawaan tapi tetap memerlukan kesempatan untuk berkembang dengan baik. Lalu kesempatan seperi apa yang diperlukan? Bagian mana atau bidang apa atau aktivitas apa yang harus diberikan kesempatan? Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka yang harus dilakukan yakni mencari tahu atau menemukan bakat terlebih dahulu.

 

Menurut Bukik Setiawan, ahli parenting, mengenali bakat anak merupakan agenda penting yang harus dikerjakan oleh orangtua. Sebab bakat memiliki pengaruh di masa depan. Lalu dengan mengenal bakat anak, orangtua bisa membantu anak mengembangkan karier di masa depannya.

 

Aneka Macam Cara Menemukan Bakat Anak Sejak Usia Dini

 

Cara untuk menemukan bakat bisa  melalui tes bakat, atau tes sidik jari. Namun dua tes tersebut hanya bisa dilakukan oleh profesional yak. Kalau cara mengetahui bakat anak ala ibu rumah tangga ada, nggak?

 

Sebuah artikel dari kompasdotcom menyebutkan bahwa orangtua bisa menemukan sendiri bakat anak dengan melakukan lima tahapan. Adapun lima tahapan tersebut meliputi memberikan stimulus, mengamati tingkah laku anak, mengamati kecerdasan anak, memberi ruang berekspresi, dan memberi dukungan positif. Nah, dari kelima tahapan tersebut, aku mempraktekkan poin yang nomor tiga saja yakni mengamati kecerdasan anak.

 

Cara Menemukan Bakat Anak dan Aktivitas Stimulasi Kecerdasan Majemuk Anak

 

Ada delapan macam kecerdasan anak atau yang dikenal juga dengan kecerdasan majemuk (Gardner, 2003). Delapan macam kecerdasan anak tersebut antara lain kecerdasan linguistik, kecerdasan logika matematika, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual spasial, kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan intra personal.

 

Setiap kecerdasan memiliki cara stimulasi yang berbeda. Nah, untuk menemukan bakat anak, aku mengawalinya dengan menstimulasi semua bagian kecerdasan majemuk. Kemudian aku amati setiap aktivitas stimulasi. Hasil pengamatan yang aku lakukan yakni dari delapan kecerdasan tersebut, ada dua kecerdasan yang paling menonjol yakni kecerdasan kinestetik dan kecerdasan musikal.

 

Setelah mendapatkan kecerdasan anak yang paling menonjol, selanjutnya aku membuat list aktivitas setiap kecerdasan untuk menemukan bakat anakku. List kegiatan untuk kecerdasan kinestetik yakni menggambar, mewarnai, menari, olahraga dan sebagainya. Kemudian list kegiatan untuk kecerdasan musikal yakni membuat atau meniru nada di alat musik mainan drum, piano, dan xilophone.

 

Hasil pengamatan untuk kecerdasan kinestetik yakni anakku lihai dalam aktifitas menggambar. Sedangkan hasil pengamatan untuk kecerdasan musikal yakni ia lihai memainkan alat musik piano.

 


Tahapan Menemukan Bakat Anak Sejak Usia Dini

Dua kemampuan tersebut menunjukkan perkembangan signifikan tanpa aku ajari, tanpa aku contohkan, dan tanpa aku berikan latihan. Berdasarkan hal ini maka aku yakin bahwa bakat anakku di bidang menggambar dan bermain musik piano.

Sejauh ini, anakku menunjukkan perkembangan yang signifikan. Ia makin mahir memainkan musik piano juga mahir menggambarkan menggunakan software di laptop. Alhamdulillah, bersyukur karena bisa menemukan bakat anak saya sejak usia dini sehingga aku bisa membantunya untuk mengembangkan dan meningkatkan bakat yang ia miliki.

Akan tetapi meskipun sudah menemukan bakat anak, aku masih tetap memberikan kesempatan padanya untuk melakukan eksplorasi atau melakukan apa yang ia minati.

Jadi seperti itulah Tahapan Menemukan Bakat Anak Sejak Usia Dini yang aku lakukan untuk menemukan bakat anakku. Cukup mempraktekkan satu langkah yakni mengamati respon hingga perkembangan anak setiap kali memberikan stimulasi kecerdasan majemuk, aku bisa menemukan bakat anak sejak usia dini. Nah, aku berharap semoga pengalaman saya ini dapat menjadi tambahan referensi bagi orangtua yang ingin menemukan bakat anak sejak usia dini.


Referensi

Semiawan, Conny, Munandar, dkk. 1984. Memupuk Bakat dan Kreativitas siswa sekolah menengah. Jakarta: PT Gramedia

Gardner, Howard. 2003. Kecerdasan Majemuk. (Terjemahan Drs. Alexander

Sindoro). Batam Centre: Interaksara.

Bukik setiawan, http://temantakita.com/mengenal-bakat-anak/ (diakses 10 Februari 2021)

Yohanes Enggar Harususil, https://amp.kompas.com/edukasi/read/2018/09/04/19270871/ini-dia-5-tahap-mengenali-dan-mengembangkan-minat-bakat-anak (diakses 12 Februari 2021)


Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

About Me

Halo Assalamu'alaikum, Aku Inda, guru tk. Aku  ibu dari dua bocil, ken dan yumna, yang suka menulis, suka kulineran, jalan-jalan...