Tip Survive di Tengah Kepungan Naiknya Harga Bahan Pokok ala Emak


Mombeb, di tempat tinggal aku sini, bahan-bahan masakan pada naik. Bawang merah 60 ribu sekilo, telur ayam 2 ribu perbiji, gula pasir 20 ribu, cabe merah besar seribu dapet sebiji doank, dan sebagainya. Belum lagi minyak goreng yang harganya masih aja subhanallah nggak ndang-ndang kembali seperti semula. 

Kalau dulu, tepatnya sebelum minyak goreng melambung tinggi ke awan, belanja kebutuhan dapur sebesar 50 ribu udah dapet banyak bahan. Sekarang dapet seuplik doank. 

Selain bahan pokok naik, listrik juga kabarnya mau naik. Biaya BPJS mandiri juga berubah. Trus PDAM juga naik. Dahlah, harga-harga pada naik naik ke puncak gunung semuaaaa. 

Kalau penghasilan bertambah, sih, nggak masalah kalau bahan-bahan pada naik. La ini, penghasilan nggak nambah, pengeluaran yang malah makin menjadi-jadi. Sampai bingung apa yang mau dihemat lagi biar bisa survive. 

Selain berhemat, sebenarnya ada satu cara lagi untuk bisa survive di kondisi ekonomi yang serba maknyonyor ini. Ya apalagi kalau bukan cari kerjaan lagi. Tapi, untuk melakukan ini, aku nggak mampu rasanya. Karena sekarang saja aku sudah punya 1 kerjaan utama, dan 3 kerja sampingan. Mau ditambah lagi, takutnya, aku jadi nggak punya waktu untuk memperhatikan anak-anakku, dan mengurus rumah.  

Sebenarnya, ngurus rumah dan momong anak-anak sudah dibantu sama suami. Tapi ya namanya bapak-bapak tahu sendirilah ya cemana mereka. Momong anak atau ngurus rumah ya sekenanya aja, nggak kayak kita, Mombeb. Yang aku rasain begini. Tapi ya nggak apa-apa, dibantu sekenanya begini aja aku udah bersyukur. Karena ini menunjukkan suami peduli dan mau bantuin. 

Oleh sebab itu, aku memilih untuk berhemat ajalah. Hemat paling mentok mungkin nanti aku bakal lebih rajin puasa. Cemanalah ini niat puasa bukannya ibadah eee malah biar bisa hemat. Dududuhhh, ngapunten, Gusti. 

Oke, ubah niat harusnya, puasa tetap diniatin untuk ibadah, bonusnya ya bisa menghemat pengeluaran. Ini solusi sementara untuk bisa survive di tengah kondisi ekonomi yang makin memprihatinkan bagi aku khususnya. 

Nggak lupa, untuk selalu tetap berdo'a, semoga keadaan ekonomi negeri ini segera ramah terutama  sama rakyat kelas menengah ke bawah. Semoga harga bahan-bahan kebutuhan pokok ramah di kantong. Semoga juga para pembuat keputusan terkait dengan ekonomi, bisa lebih bijaksana dan peduli pada nasib rakyat. Itu aja dulu. Entar kalau ada ide aku tambahin lagi do'anya. Yuk aminin, mombeb. Aamiin ya robbal'alamiin. 


No comments:

Post a Comment

Biji bunga matahari namanya kuaci
Kupas kulitnya pakai gigi
Eee para pengunjung yang baik hati
Yuk tinggalkan komentar sebelum pergi.

Buah Pir Buah Naga
Jangan khawatir, aku akan mengunjungimu juga. :)

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

Jauh dari Nyaman

Kapan nyaman itu datang? Rasanya, saban hari seperti dikejar-kejar Ayo selesaikan A Yang B belum siap nih C belum rampung Bergegas deh Cepet...