Mak Irit Versus Me


Mak irit hemat dikala sahur. Saya hemat saat buka puasa juga sahurnya. Gimana caranya?numpang di rumah tetangga. Hahaha. Kidding.

Kalau soal hemat irit no pelit, itu mah saya banget. Hampir sama dengan Mak irit. Saya malah dapet gratisan buka puasa plus sahurnya. Dan ini berlangsung nggak cuma sehari loh. Asoy dah.
Dimanakah saya mendapat santapan gratis buka puasa serta sahurnya?. Jreng jreng..di rumah mertua. Hahaha.
Saya beruntung, alhamdulillah, punya mertua dan adik-adik ipar yang baek. Dan yang paling utama adalah beruntung saya punya Si kecil Ken. Kehadirannya banyak menaburkan benih-benih gratisan buat emak dan bapaknya. Hahaha. Alhamdulillah.
Hampir setiap hari, kami, ditawari berbuka puasa di rumah mertua. Jarak rumah mertua dengan rumah kami memang tidak terlalu jauh. Sekitar 20 menit lah.
“Mbak, Nggak buka di rumah?” begitu sms adek ipar saya. Secepat kilat saya membalas.
“Oke meluncur”.
Dua hari kemudian.
“mbak ken ajak maen kesini, sekalian buka puasa disini” sms adek ipar. Saya pun segera membalas sms tersebut. Suami mah oke-oke saja.
Keesokannya lagi.
“mbak, ajak ken terawih di sini donk” sms si adek ipar.
“oke, nanti sebelum maghrib meluncur ke situ” balasku. Hatiku berbunga-bunga.
Trus begitu.
Tapi meskipun saya suka gratisan, saya juga masih punya rasa malu lah ya. Masa’ numpang buka puasa terus.
Sms masuk lagi.
“mbak, emak masak banyak nih, nggak ke rumah”. Kali ini saya nggak langsung membalas pesan tersebut. Jaim dikit donk. Hehe. Dengan posisi tangan tetap memegang hp. Saya menunggu waktu berlalu sekitar 30 menit saja.
Jari-jari tangan sdh siap mengetik kata "okee". 30 menit kemudian. Kata 'okee' pun terkirim. Kami meluncur lagi ke situ.
Menjelang H-10 hari raya. Kami semakin sering diajak buka puasa di rumah mertua. Mungkin karena kami, saya, ken dan suami akan mudik ke Bali. Saat pulang, buntelan lauk untuk sahur pun sudah nangkring di motor kami.
2 hari sebelum kami berangkat mudik. Saya mengajak ayah ken untuk membeli 6 bungkus bakso untuk dibawa ke rumah mertua. 4 untuk mertua dan adik-adik ipar. Dan dua lagi untuk kami.
Jika dihitung2, tentu saja harga 4 bungkus bakso tetap kalah dengan buka puasa dan sahur gratis hampir setiap hari di rumah mertua. Masih tetap hemat bin irit kan
. Hahaha.
Eh sekian dulu deh cerita saya mengamankan uang belanja.  Kalau nggak direm sekarang. Bisa kebablasan nih. Malu donk eikeh jadinya.



Kehilangan Cowok Matre, Tak Masalah Bagi Aye

Heemmm GA mak Argalitha benar-benar menguras es mosi. Melihat hati yang pernah retak dari kaca spion. Tapi nggak apa-apa deh. Demi pulsa. Ups maksud saya, demi berbagi cerita, berbagi pengalaman, dan berbagi pelajaran hidup.
Sedikit flashback.
Saya setuju dengan lirik lagu alm. Chrisye bahwa tiada kisah paling indah, kisah kasih di sekolah.
Pertama kali saya mengenal cinta-cintaan mungkin saat smp kali ya dan mulai berani menjalin hubungan saat lulus SMA.
Kami menjalin hubungan cukup lama. Hampir 3 tahun. Ada marah, ada cemburu, ada rindu. Saat itu saya merasa dia adalah jodoh saya. Hati saya sdh begitu mantap. Tak lirik sana lirik sini. Padahal ssaat itu juga ada pria lain yang mendekati saya, dan pria itu adalah pria yang saya puja saat kelas 1 - 2 SMA. Tapi sedikitpun hati tak beralih dari cem-ceman saya itu. Haihai mungkin ini namanya cinta monyet yang buta, tai kucing rasa coklat. Iyaks.
Mendekati tahun ketiga kami menjalin hubungan. Tiba-tiba cem-ceman saya itu menghilang. Hp dimatikan. Saya coba menghubungi teman-temannya, pun tak ada yang tau keberadaannya.
2 minggu kemudian, cem-ceman saya itu menelpon saya, mengabarkan bahwa 2 hari lagi dia akan menikah. Seketika itu, saya merasa seperti tersambar petir. Cetarrrr..tarrrr..taaarrrrr.
Semangat langsung menghilang dari badan. Tapi itu tidak berlangsung lama.
Fainnama'al 'usri yusro...innama'al 'usri yusro...
Fainnama'al 'usri yusro.. innama'al 'usru yusro...
Sesungguhnya bersama dengan kesulitan, ada kemudahan...bersama dengan kesulitan, ada kemudahan.. (Al-Insyirah:6-7)
Kemudahan apa yang saya peroleh :
1. Allah mempermudah saya menemukan 7 sahabat yang luar biasa. Hilang satu tumbuh 7.


2. Allah mempermudah saya menyelesaikan pendidikan sarjana.
Masih ada lagi, Allah memberikan bonus kepada saya yakni mengirimkan seorang pria baik untuk menjadi suami saya #ehm ehm..colek si Aa' Ginuk-ginuk.

Beberapa bulan setelah pernikahan cem-ceman saya itu, saya mendapat kabar bahwa cem-ceman saya itu menikah dengan gadis kaya. Mendengar kabar itu barulah saya sadar bahwa cem-ceman saya itu adalah cowok matre. Makan jarang bayar. Bensin saya yang beli dan pulsa pun selalu saya kirim. Bahkan uang saya yang ia pinjam dan katanya akan ia kembalikan, akhirnya raib begitu saja.

Saya bersyukur. Allah benar-benar menyelamatkan saya dari cowok matre.
Cowok matre..ke kali aje jadi santapan ikan lele. Hus hus.

Kalau dipikir-pikir sekarang, jadi terheran-heran sama diri sendiri. Koq bisa jatuh hati sama cowok model gitu. Hhhhhh. Ya sudahlah ya, yang penting sekarang sudah ada pangeran berkuda, si Aa’ Anteng.

Kata Mak Argalitha : " Jangan ratapi kehilanganmu, karena semua adalah semu ".


Sekian cerita kehilangan saya dan terima kasih.




Silaturahmi Berbuah Dua Garis Merah

Satu bulan setelah akad nikah. Saya telat datang bulan. Saya test, dan saya hamil. Senang sekaligus bersyukur. Begitu menikah saya sudah dititipkan janin oleh Allah SWT.

Sayangnya, titipan itu tak bertahan lama. 2 bulan kemudian, saya harus dikuret. Karena terjadi pendarahan terus menerus. Sedih sekali. Saking sedihnya, saya mengurung diri di rumah. Menghindar dari mendengar ucapan orang-orang yang menyatakan bahwa mereka turut bersedih atas apa yang saya alami. Kenapa menghindar? Karena ucapan-ucapan tersebut tidak berpengaruh apa-apa buat saya, malah membuat saya lebih down. Mungkin orang-orang mengucapkan perasaan simpati mereka dengan penuh ketulusan. Tapi entah kenapa, saat itu saya tidak bisa berpikir jernih.

Satu bulan setelah kuret, saya mulai bangkit. Tentu saja dengan dukungan penuh dari suami serta keluarga. Saya mulai rajin minum vitamin untuk menyuburkan kandungan dan mempersiapkan rahim agar segera bisa ditempati si calon buah hati lagi. Berusaha dan tak pernah berhenti berdo’a. Mengharapkan Allah segera memberikan kepercayaan lagi kepada kami, saya dan suami.

Satu bulan berlalu. Bulan itu masih datang. Dua bulan berlalu bulan itu juga masih hadir malah tepat pada waktunya.

Nah pada bulan kedua, tepatnya tanggal 12 Februari 2012. Saya pergi silaturahmi ke rumah salah satu kawan semasa kuliah. Sekaligus reuni temen-temen satu kontrakan dulu. Waktu itu ada kawan saya yang tengah hamil. Hal ini sempat membuat nuansa hati saya berubah suram. Saya berpikir mungkin jika saya tidak keguguran, kehamilan saya akan sama dengan kawan saya itu. Namun saya berusaha untuk tetap terlihat menikmati acara silaturrahmi tersebut. Menahan tangis sekuat tenaga.

Kami saling berbagi cerita dan canda tawa tentunya. Dan tibalah giliran saya yang bercerita, kawan-kawan serius menyimak. Lalu cerita saya tersebut diakhiri dengan do'a agar saya cepat hamil lagi.
Dan alhamdulillah
Terkabul.

Satu bulan setelah acara silaturrahmi plus reuni tersebut, saya dapat dua garis merah, yang berarti saya hamil. Saya pun segera salto.Ups. Maksud saya segera mengabarkan kabar gembira ini ke keluarga dan kawan-kawan tercinta. Do'apun terucap dari mereka semua. Alhamdulillah kehamilan saya yang kedua berjalan lancar. Hingga tepat di tanggal 12 Nopember 2012 lahirlah putra pertama saya, Ken Al Fatih. Alhamdulillah wa Syukurillah. : )




Facebook  Twitter  Google+ Yahoo