Beli Tiket Kereta Api di Indomaret Dapet Teh Celup

Beli Tiket Kereta Api di Indomaret Dapet Teh Celup ~ Waktu kuliah dulu, aku tuh hobi banget ngelihatin kalender plus ngapalin tanggal merah. Iya, ngapalin tanggal merah. Apalagi kalau ada tanggal merah yang deket-deketan. Beuugghh. Bakal langsung nyatoltoltol dah di kepala. Aku kadang heran sendiri gitu, koq bisa bisanya urusan tanggal merah begini cepet banget nyantolnya. Mbog ya kalkulus atau matematika diskrit gitu yang cepet nempel di kepala. Hadeeehh.

Sekarang masih tetep gitu sih. Masih suka mantengin kalender. Apalagi akhir tahun begini. Tambah intens. Buat apa sih ?. Buat nentuin kapan saatnya berburu diskonan akhir tahun di mini market sekitar rumah plus nentuin kapan saat yang tepat untuk cus liburan akhir tahun. Dan akhir tahun 2015 ini aku and my gank (si ayah+si ken), memutuskan untuk liburan ke Bali. Ahayyy.. eikeh pulkam cyiinn. Senengnyoooo diriku auwooooo. *mamak mulai lufa diri*.

Sebenarnya rencana ini bukan rencana yang kami buat jauh jauh hari. Melainkan rencana yang spontanitas aja. Keluar begitu saja dari mulut si ayah. Kata si ayah, kebetulan, liburan tahun baru ini selain memang berbarengan dengan libur semester sekolah, juga berbarengan dengan libur di kampus. *sip, kalian kompak, tengkiu sekolah tengkiu kampus*.

Nah karena aku sudah hafal tanggal merah, aku pun ngusulin untuk berangkat sekitar tanggal 24 sore. Karena sebelum tgl 24 itu, si ayah masih ngampus.

Binggo. Si ayah setuju, aku pun langsung berburu tiket. Perburuan pertama tertuju pada agen bus gunung harta trayek Kediri - Denpasar dan hasilnya, di tanggal tanggal 18, 19, 20, 21, 22 dst... nggak ada tempat duduk di bagian depan. Sementara kami ingin dapat tempat duduk bagian depan. Selain karena tempat duduknya lebih luas, ken jadi lebih anteng karena bisa lihat pemandangan langsung.

Gagal naik bus, kami beralih ke....naik kereta api tut tut tuuutttt bruut. ups. sorry. hehe. Aku pun langsung cus ke akun PT. KAI, untuk nge-cek ada nggaknya kereta menuju banyuwangi yang mampir dulu di stasiun Jombang. Dan ulala beibeh. Ternyata ado cyiin. Tanpa tunggu nanti nanti, aku pun mengatakan perihal tersebut kepada si ayah. Ayah pun langsung mengiyakan untuk naik kereta api saja. Kata si ayah : "sekalian ngenalin ken sama kereta api". Mbog ya, kenalan sama siapa gitu, ee malah kenalan sama benda mati. Capek deh, *elunya aja mak yang kagak ngerti maksud si ayah*. Hehe. Ayah juga mengatakan, nanti sepulang sekolah ia akan segera membeli tiket di Indomaret. Biar nggak kehabisan.

Namun karena sepulang sekolah hujan turun deras banget, walhasil si ayah memutuskan untuk beli tiket waktu malam saja sekalian ngajak ken jalan jalan lihat lampu jalan. Emaknye ?. Ya ikut donk. Emaknye kan suka ngintil. Yuk.

Malam tiba, kami cus ke indomaret. Sebelum memesan, kami menanyakan ke si mbak indomaret terlebih dahulu tanggal keberangkatan kereta api yang masih lowong. Dan lagi lagi di tanggal 20, 21, 22, dst..sudah pada penuh. Yang masih lowong sekitar tanggal 18, 17, dst. Akhirnya, si ayah pun mengiyakan.

Proses pembelian tiket di indomaret ini aku rasa cukup mudah yah. Setelah memilih jadwal keberangkatan, si mbak pun akan melakukan pemesanan. Kami diminta untuk menunjukkan nomor ktp, dan nama sesuai ktp juga. Selesai. Gitu aja ?. Bayarnya ?. Serahkan sama...,dia dia dia. Alias si ayah.
O ya, kami juga dikenakan tambahan biaya sebesar Rp. 7.500,. Juga dapat bonus teh celup seharga Rp. 5.200,. Lumayan kan ?. Bisa buat ngeteh ngeteh cantik mah ini di kereta nanti. Sambil lihat pemandangan. Asoy deh kaya'nya *langsung bayangin*.

Jadi nih, yang tiba tiba punya hasrat ingin liburan akhir tahun seperi diriku nih, segera pesan tiket sekarang yak. Keburu kehabisan nanti. Buruaaannn.

Perjalanan Mendeteksi Kecerdasan Kinestetik Si Kecil

Perjalanan Mendeteksi Kecerdasan Kinestetik Si Kecil ~ Kalau dipikir-pikir, si kecil ken sudah menunjukkan kecerdasannya yang paling dominan sejak ia lahir. Kata perawat yang merawat ken selama aku masih dalam masa penyembuhan setelah caesar, saat dimandikan, digantikan bajunya dan sebagainya, si ken nggak bisa diem anteng gitu. Kaki tangan gerak gerak terus. Aku pikir mbak perawat tersebut yaa mungkin hanya sekedar memuji gitu *emangnya marcell*. Jadi aku nanggepinnya biasa aja. Manggut manggut aja.
Dan apa yang dikatakan si mbak perawat ternyata bener. Ken bener bener nggak bisa diem. Apalagi waktu dimandiin. Beuugghhh. Kayak jentik nyamuk. Plecat plecet gitu. Oleh sebab itu, urusan memandikan si kecil ken aku serahkan sepenuhnya kepada ahlinya yaitu si ayah. *Loh*.


Iya, si ayah lebih jago dan handal dalam urusan memandikan hingga menggendong si ken. Aku malah diajarin si ayah gimana cara gendong ken yang bener. Kebalik kan ?. Biasanya suami yang takut kalau gendong bayi, ee ini malah si istri yang takut. Hadeehhh. *wanita macam apa aku inih*.

Aku mulai berani memandikan si ken saat ia berusia 4 bulan. Meskipun ken sudah menunjukkan keaktifannya yang luar biasa, tetep aja aku nggak punya pikiran kalau apa yang ken tunjukkan tersebut adalah kecerdasannya yang paling dominan. Aku pikir bayi bayi yang lain juga begitu. Aktif seperti ken gitu.

Pikiran bahwa keaktifan si ken sama dengan bayi bayi lain terus aku pelihara. Dan mulai berubah saat aku dan si ken diajak si ayah silaturahim ke rumah temannya. Nah kebetulan temen si ayah memiliki anak laki laki yang seumuran ken. Dan, jeng jeng jeng, ternyata anak temen si ayah nggak se aktif ken. Si ken udah merangkak ke sana kemari, sementara anak temen si ayah cuma duduk manis sambil ngelihatin tingkah si ken. Dari sini pikiranku mulai terbuka bahwa keaktifan ken tidak sama dengan keaktifan bayi yang lain. Tapi tetep, aku belum sadar bahwa ini merupakan kecerdasan dominan si ken. Gemes kan, koq nggak sadar2 gitu yah. Iyak, aku memang payah. *hiks*.



Keaktifan ken semakin bertambah saat dia mulai bisa berjalan lalu berlari. Begitu handal berlari, ken malah nggak mau diajak jalan santai. Maunya lari terus. *lari dari si manda mandi kembang lek dis*. Sementara aku, yang ngikutin dia, sudah megap megap ngos ngosan. *kibas kibas bendera putih* *manda mandi kembang nyerah*.

Diajak ke kondangan juga begitu. Ada aja tingkahnya. Nggak mau duduk diem. Maunya ngiterin kursi para undangan. Dan walhasil, dandanan aku yang semula cihuy berubah jadi kayak badut. Bedak hilang kesapu keringat. Jadi blonteng blonteng. Semua itu terjadi karena aku ngikutin tuh bocah. Hari itu, aku gagal tampil keceeehh sodara sodaraaa.

Diajak kemana aja, pasti ken nggak bisa diem. Dan sudah banyak orang yang dibuat kewalahan oleh tingkah si ken. Jadi ken nggak pernah aku titipin ke siapa pun. Cukup aku saja yang merasakan kemaknyonyoran menghadapi tingkah si ken.

Keaktifan ken yang luar biasa ini sempat membuatku menduga bahwa ken adalah anak yang hiperaktif. Dugaanku ini tentu saja ada dasarnya karena dari sekian anak seumuran ken yang aku temui, rata rata, keaktifannya tidak seperti ken. Anak anak tersebut bergerak sebagaimana biasa. Orang tuanya jalan, si anak juga ikut jalan biasa. Orang tuanya duduk, si anak juga ikut duduk, atau kadang juga main ayunan di kaki orang tuanya. Sementara si ken, aku jalan, dia lari. Aku duduk, dia manjat kursi. Aku tiduran, dia malah jadiin aku kuda kudaan. Si ken pikir, emaknye ini kuda lumping kali yak?, bukaaan, yang bener emakmu ini kuda nil. Hadehh.



Tapi dugaanku itu langsung dibantah si ayah. Kata si ayah, ken bukan anak hiperaktif akan tetapi hanya aktif saja. Aku pun mengaminkan pernyataan si ayah tersebut. Meksipun begitu aku tetap memikirkan soal keaktifan ken ini. Gelisah cyiinn.

Kegelisahanku sedikit teralihkan, saat aku menyadari si ken belum mencapai satu tahapan perkembangannya yakni belum mulai bermain kosakata di usia 18 bulan.


Saat itulah aku mulai mencari dan menelesuri lalu mendaki gunung melewati lembah, halah, informasi soal 'apa penyebab anak terlambat bicara'. Dan salah satu penyebabnya adalah bisa karena si kecil merupakan anak kinestetik.

Yup, aku pikir begitu. Ken benar benar memenuhi tanda tanda anak kinestetik seperti :
Tidak bisa diam berlama-lama ? iyup, betul sekali.
Rentang perhatian pendek ?. Ho oh. Sulit rasanya menahan si ken untuk mau memperhatikan sebentar sajs apa yang sedang aku atau si ayah jelaskan.
Memiliki kapasitas energi yang tinggi ?. Iya, ken juga begitu. Aku sudah tepar, dia masih kayal kayal.
Memiliki ketrampilan olah tubuh yang baik ?. Ken ahli banget jungkir balik. Bahkan dalam posisi berlari lalu langsung jungkir balik pun dia bisa. Dia juga handal dalam memanjat. Suka ikutan nari breakdance dan sebagainya. Iyup, si ken anak kinestetik.


Andai saja aku sadar dari awal bahwa apa yang ditunjukkan ken melalui keaktifannya yang luar biasa itu merupakan tanda tanda kecerdasan dominan yang dimilikinya, mungkin aku tidak akan menganggap bahwa si ken adalah anak hiperaktif, aku juga tidak akan mengeluh saat si ken beraksi ini itu dan mungkin si ken juga tidak akan terlambat bicara plus tidak dianggap orang nggak bisa bicara karena aku bisa melatih kemampuan bicara si ken menggunakan kecerdasan kinestetik yang amat dikuasai dan disukainya itu.


Ya begitulah, namanya juga polisi india, si govinda selalu datang belakangan kan ?. Begitu juga dengan penyesalan, *halah*. Tapi aku nggak mau donk berlarut larut dalam penyesalan. Jadi aku pun segera memantabkan diri untuk meningkatkan dan mengarahkan kecerdasan kinestetik ken serta terus melatih dan meningkatkan kemampuan bicara ken. Pe Er masih banyak. Semangaaaatttt menatap masa depaaaan.

Deteksi Dini Kecerdasan Si Kecil

Deteksi Dini Kecerdasan Si Kecil ~ Sejak aku sadar bahwa salah satu perkembangan si kecil tidak sama dengan acuan tumbuh kembang anak pada umumnya yakni belum menguasai beberapa kata saat usianya menginjak 18 bulan, sejak saat itulah aku mulai rajin mencari informasi soal macam-macam tipe anak. Tujuan awal aku berburu informasi tersebut tentu saja untuk mencari penyebab mengapa si kecil ken belum juga mulai bermain kosa kata sebagaimana anak usia 18 bulan pada umumnya. Itulah tujuan awalku. Tujuan awal yang semakin menguat tatkala orang orang di sekitar mulai meragukan kemampuan bicara si kecil ken. (Baca : Terlambat Bicara Bukan Berarti Nggak Bisa Bicara ).

Dari sekian banyak orang yang meragukan kemampuan bicara si kecil ken, ada beberapa orang yang selalu meyakinkanku bahwa kemampuan si kecil ken sama dengan anak seusianya. Mereka mengatakan bahwa nanti, jika saatnya sudah tiba, pasti si kecil ken akan menunjukkan kemampuan bicaranya. Pernyataan orang orang positif tersebut tidak asal njeplak begitu saja donk ya, melainkan mereka membawa serta contoh contoh kasus serupa yang pernah mereka jumpai atau mereka alami sendiri. Tuh kan, Allah itu memang Maha Baik. Diantara orang orang beraura negatif yang ada di sekitarku, Dia ngasih segelintir orang positif yang senantiasa mendukungku. Alhamdulillah. Akan tetapi meskipun orang orang positif tersebut mengatakan demikian, aku tetap ingin dan berusaha untuk mengeluarkan kemampuan bicara si kecil ken.

Akhirnya pencarianku membawa hasil. Aku mendapat informasi dari mbah google bahwasanya tipe anak bisa dilihat dari kecerdasan yang paling menonjol yang dimiliki masing masing anak. Sementara menurut Howard sendiri, ada 9 kecerdasan yang dimiliki anak meliputi kecerdasan kinestetik, linguistik, logika matematika, musik, intrapersonal, interpersonal (sosial), visual spasial, moral, dan natural.

Kecerdasan kinestetik ditunjukkan dengan kemampuan si kecil dalam olah tubuh. Handal melakukan kegiatan yang membutuhkan kemampuan untuk menyeimbangkan tubuh, handal melakukan kegiatan yang membutuhkan keberanian, membutuhkan kekuatan energi, dan sebagainya. 

Kecerdasan linguistik ditunjukkan dengan keunggulannya dalam hal penggunaan kosa kata dan komunikatif. Cepat meniru dan cepat paham akan maksud dari kalimat yang ia dengar.

Kecerdasan logika matematika ditunjukkan dengan kemampuan si kecil dalam hal berhitung dan berpikir secara sistematis.

Kecerdasan musik dapat dilihat dari kelihaian anak bermain musik atau membuat lagu.

Kecerdasan intrapersonal dapat dinilai dari kemampuan anak dalam memahami keinginannya sendiri serta tahu tahapan apa yang harus dilakukan untuk mencapai keinginannya tersebut.

Kecerdasan interpersonal ditunjukkan dengan keahliannya dalam bersosialisasi. Ia juga sudah menunjukkan rada kepeduliannya kepada orang lain.

Kecerdasan visual spasial dapat dilihat dari kemampuan si kecil dalam menata, mengatur dan menyusun benda benda.

Kecerdasan moral ditunjukkan dengan kemampuannya dalam menggunakan nilai nilai dan norma norma dalam kehidupannya sehari hari.

Kecerdasan natural dapat dinilai dari ketertarikannya untuk lebih mengenal flora dan fauna.
Berdasarkan kecerdasan yang aku sebutkan di atas, akhirnya aku menemukan kecerdasan yang amat dikuasai si kecil ken yakni kecerdasan kinestetik, mengingat beberapa keahliannya dalam olah tubuh seperti jungkir balik, memanjat, serta berlari kencang.

Setelah mengetahui bahwa si ken masuk dalam tipe anak kinestetik, langkah selanjutnya adalah mendalami materi tersebut. Soal gaya belajar untuk anak kinestetik.

Oleh karena anak kinestetik suka dengan segala hal yang di dalamnya terdapat unsur gerakan. Tidak duduk atau berdiri diam terlalu lama. Maka gaya belajar yang cocok untuk anak kinestetik macam si ken adalah belajar sambil bergerak atau belajar dengan lebih banyak melakukan praktek. Praktek yang dimaksud di sini adalah praktek yang berupa permainan. Bukan praktek seperi di lab. gitu. Nah langkah selanjutnya adalah dengan membuat rencana rencana permainan apa saja, yang akan aku gunakan untuk menstimulus kemampuan ken berbicara atau meningkatkan kecerdasan linguistiknya.

Dengan mendeteksi kecerdasan si kecil ken sejak dini, maka manfaat yang dapat aku peroleh adalah aku jadi lebih tahu apa saja kecerdasan yang dikuasasi si kecil dan kecerdasan apa saja yang belum menonjol sepenuhnya. Kecerdasan yang sudah dikuasai si ken, bisa aku lebih tingkatkan lagi. Sementara yang belum, bisa aku stimulus lalu ditingkatkan juga. Tak hanya itu sih, aku jadi lebih tahu seperti apa metode belajar yang cocok untuk si kecil ke dan aku juga merasa parenting yang aku dan suami terapkan pada si kecil ken menjadi lebih jelas dan terarah. Dan masih banyak lagi deh manfaat lainnya. Akan bermanfaat terus hingga ia dewasa kelak. amin.

Jadi, buibuuu. Yuk kita deteksi kecerdasan si kecil sejak dini. Lalu kita kembangkan dan tingkatkan kecerdasan yang dimiliki oleh si kecil. Mumpung si kecil masih dalam masa golden age. Yoyoyowww, semangaaaattt. :D

Obat Diare untuk Ibu Hamil

Obat diare untuk ibu hamil ~ Diare. Satu kata ini berhasil bikin aku nempel banget sama yang namanya jamban. Terutama saat aku hamil dulu. Dari mulai awal kehamilan, si diare sudah menghiasi hari hari aku. Hanya saja waktu itu aku nggak terlalu sebel gitu dengan kehadiran si diare soalnya kedatangannya membawa kabar gembira. Sebuah kabar yang mengatakan bahwa diare yang aku alami saat itu merupakan tanda-tanda kehamilan *yeayy. Jadi waktu itu, aku biarkan saja diare menemaniku selama kurang lebih 1 minggu hingga akhirnya si diare menghilang dengan sendirinya.

Aku pikir diare hanya akan datang waktu awal awal kehamilanku saja. Nyatanya ?. Nggak. 6 bulan kemudian, saat keluarga tengah mengadakan acara 7 bulanan untuk aku dan calon bayiku, eee si diare tiba tiba datang lagi. Kali ini aku benar benar terganggu dengan kehadirannya. Bayangkan saja nih ya, pas acara 7 bulanan sedang berlangsung, aku nggak bisa fokus ngikutin acara tersebut. Aku malah bolak balik kamar mandi. Nyetor. Hadeehhh.

Karena nggak tahan, aku meminta si ayah untuk mencarikan daun jambu biji. Kenapa aku minta carikan itu dan nggak langsung minum obat diare saja ?. Karena beberapa petunjuk penggunaan obat diare yang aku lihat, pasti ada keterangan begini "tidak boleh dikonsumsi ibu hamil". Oleh sebab itulah aku memilih untuk mencoba menghentikan diare dengan obat-obatan alami saja.

Dapat. Tanpa babibubebo lagi, aku segera mengkonsumsi daun jambu biji tersebut. Loh nggak dicuci dulu ?. Tentu saja aku cuci terlebih dahulu donk daunnya. Emangnya eikeh kambing, langsung makan gitu aja. Sayangnya, cara tersebut tidak berhasil. Diare masih nggak mau pergi juga. Minum teh pahit juga sudah. Tapi nggak terlalu banyak sih. Soalnya takut bayi yang ada di dalam kandunganku terkena kafein yang ada di dalam teh. Trus obatin apa donk ?. Lagi-lagi, aku membiarkan si diare menemaniku kurang lebih selama 3 hari. Dan lagi lagi, ia akhirnya ia hilang dengan sendirinya.

Akan tetapi, di kedatangannya yang ke-tiga kalinya, yakni saat aku tengah hamil tua dan dalam rentang masa hpl, si ayah tidak membiarkannya begitu saja. Ia memutuskan untuk segera mengajakku ke rumah sakit ibu dan anak. Aku pun menanyakan soal alasan ayah yang kali ini ngotot ingin mengajakku ke rumah sakit. Dan jawabannya adalah karena ia khawatir melihat kondisiku yang semakin lemas dan nampak kurus.

Tiba di rumah sakit. Saat itu dokter langsung menanyakan usia kehamilanku dan hpl. Setelah itu dokter mengatakan bahwa diare yang aku alami bisa menjadi tanda tanda aku akan melahirkan. Terulang lagi ternyata. Sama seperti saat masa awal kehamilan dulu.

Setelah itu, dokter langsung meminta bidan untuk memeriksa jalan lahir, dan hasilnya..ternyata..belum pembukaan. Lalu dokter menyuruhku untuk menimbang berat badan seraya menanyakan berat badatku bulan lalu. Kemudian beliau menuliskan sebuah resep obat untukku.

Aku dan si ayah pun segera menebus obat. Jujur, sempat terpana dengan obat diare yang diresepkan untukku. Yaaa, gimana nggak terpana kalau obat diare yang diberikan untukku adalah obat diare untuk anak dan balita. Hadeehhh. Atau jangan jangan, dokter tersebut mungkin mengira aku masih anak anak kali ya, secara wajah aku kan imut banget *huwek.

Alhamdulillah. obat diare untuk anak anak, yang merupakan suplemen makanan yang membantu memelihara pencernaan, tersebut cukup berhasil mengurangi kuantitasku bolak balik ketemu jamban. Jadi bisa dibilang, si diare tetap nempel aku hingga 3 hari setelah melahirkan. Bayangin deh, bisa bisanya nih saat saat kontraksi ee perut ikutan mules pengen segera disetor. Hadeeehhh.

Ya begitiulah, sekelumit, ciee sekelumit, hehe. Ya, sedikit cerita pengalamanku yang ditemani diare hampir di sepanjang masa kehamilanku. Semoga bermanfaat yak. Dan semoga yang sednag hamil nih, diberikan kesehatan serta kemudahan hingga saat melahirkan nanti. amin.
***
Mampir ke sini juga yak. Makasih. Yuhuuuu.

Lawan Korupsi dengan Menanamkan Karakter Anti Korupsi Sejak Usia Dini [Part 1]

Sejak Komisi Pemberantasan Korupsi didirikan, masalah masalah korupsi nampaknya bukan malah berkurang, akan tetapi semakin bertambah. Bagaikan minum obat, hampir 3x sehari kita disajikan berita berita soal korupsi yang dilakukan oleh pejabat ini ataupun itu. Jujur, menonton berita seperti itu membuat hati merasa miris. Iya, di tengah tengah persoalan kesejahteraan rakyat yang belum belum tuntas, mereka begitu teganya melakukan tindak korupsi yang tak sedikit jumlahnya itu.

Tidak usah jauh-jauh, di lingkungan sekitar saja bisa kita temukan para pelaku korupsi. Mengingat penyakit yang satu ini tengah meraja lela dimana-mana. Aku sendiri pernah menemukannya dan sayangnya tidak bisa berbuat apa-apa karena dilarang oleh bapak. Sebab bapak tidak ingin apa yang beliau alami juga dirasakan oleh keluarga.

Lalu apa yang beliau alami ?. Beliau dikucilkan oleh semua teman di tempat kerjanya dan tidak berapa lama kemudian beliau dipindahtugaskan ke tempat lain. Apa yang beliau terima tersebut dikarenakan beliau menolak perintah atasan dan rekan kerja beliau untuk menandatangani sebuah nota belanja kosong namun sudah tertulis nominal Rp. 5.000.000,. di dalamnya. Begitu hebatnya dampak yang harus diterima bapak karena menolak untuk turut serta melakukan korupsi berjama'ah.

Kejadian tersebut membuatku terlecut untuk benar-benar melawan penyelewengan dana atau korupsi. Melawan sesuai dengan kemampuanku saat ini. Yakni melawan dengan cara membentengi keluarga, khususnya melindungi si kecil dari penyakit korupsi yang semakin meraja lela ini.

Cara yang paling utama untuk menjauhkan si kecil dari penyakit korupsi adalah dengan menanamkan karakter anti korupsi sejak dini. Penanaman karakter tersebut aku sesuaikan dengan tumbuh kembang anak usia 3 tahun. Yang mana pada usia tersebut merupakan masa-masa anak suka bereksplorasi. Jadi kami, aku dan suami, menanamkan sikap anti korupsi ini dengan tanpa menghalangi si ken bereksplorasi.

Sikap anti korupsi ini sendiri terbangun dari 10 karakter yakni jujur, peduli, tanggung jawab, disiplin, sederhana, adil, berani, mandiri, sabar dan kerja keras. Namun untuk saat ini aku dan suami, baru menanamkan dan menguatkan 4 karakter dulu kepada si kecil ken yakni sederhana, mandiri, bertanggung jawab dan berani.

1. Sederhana
Untuk menanamkan karakter ini, maka yang kami lakukan adalah dengan mencontohkan dan membiasakan ken akan beberapa hal yakni :

a. Tidak sering jajan di luar. 
Kami menyiapkan camilan buatan sendiri atau  menyediakan buah-buahan kesukaan ken di rumah. 



b. Mencontohkan ken untuk tidak membuang barang begitu saja. 
Dengan sengaja kami menunjukkan kepada ken bagaimana kami memperbaiki mainannya yang rusak namun masih bisa diperbaiki, juga memperbaiki beberapa alat elektronik yang juga masih bisa diperbaiki. Kami juga sengaja menunjukkan proses daur ulang barang yang tidak terpakai menjadi barang yang bisa digunakan kembali.



c. Mengajak ken melakukan beberapa kegiatan sederhana tapi bisa menjadi sangat menyenangkan. Seperti membuat permainan baru dengan memanfaatkan mainan ken yang lama dan sudah jarang dimainkan lagi oleh ken karena bosan.




Kami berharap, apa yang kami ajarkan ini, nantinya, dapat membuat ken tetap bisa menemukan keceriaan, menghadirkan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Serta terhindar dari sifat konsumtif bahkan rakus akan harta.

2. Mandiri
Pada umumnya, anak usia 3 tahun, sudah mampu melakukan beberapa hal secara mandiri. Seperti makan sendiri, minum, dan sebagainya.


Untuk melatih kemandirian si kecil tentu membutuhkan proses yang cukup lama. Tidak boleh tergesa-gesa. Apalagi memaksa. Karena nantinya malah akan membuat si kecil menjadi enggan mencoba kembali. Misalnya, ingin melatih si kecil bisa makan sendiri.

Langkah pertama yaitu dengan mencontohkan terlebih dahulu.
Kedua adalah tetap memberikan contoh sembari membiarkannya memegang sendok sendiri. 
Ketiga, berikan sendok dan mangkok sendiri, biarkan ia bereksplorasi sendiri sambil sekali-kali membantunya atau menunjukkan bagaimana cara mengambil makanan lalu mengarahkannya ke mulut.
Ke-empat. Berikan pujian setiap kali ia berhasil mengarahkan sendok yang berisi makanan ke mulutnya. Dan jika belum berhasil, beri ia semangat untuk mencoba lagi.



Seperti itulah tahapan tahapan yang kami lakukan untuk melatih kemandirian pada si kecil ken. Kami harap, dengan mengenalkan kemandirian pada si kecil sejak usia dini, nantinya, Ia bisa menjadi pribadi yang mandiri, ulet, pantang menyerah. 

3. Tanggung jawab
Bisakah ken, anak usia 3 tahun 1 bulan dilatih untuk memiliki rasa tanggung jawab ?. Bisa. Hanya tanggung jawab kecil saja. Seperti membereskan mainan, menutup spidol setelah dipakai, dan menghapus papan tulis yang sudah penuh coretan dan beberapa hal sederhana lainnya.



Salah satu cara yang kami gunakan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab si kecil ken adalah dengan mengajaknya berdialog. Ya, anak usia 3 tahun sudah bisa diajak berdialog. Dialog sederhana saja. Formula dialog yang kami gunakan adalah jika maka serta dilengkapi dengan contoh misalnya berupa barang yang dulu Ia sukai namun sudah rusak. 
Misalnya seperti saat kami ingin agar ken mau menutup spidol setelah Ia gunakan untuk menulis. Tahapan yang kami lakukan yakni :

Awalnya kami akan memberikan contoh kepada si ken bahwa setelah digunakan untuk menulis maka spidol harus segera ditutup. 
Hari-hari selanjutnya kami akan mengajak ken menulis bersama dan menutup spidol bersama.
Hari hari berikutnya, kami mulai menguji coba ken. Jika ia menutup spidol atas kesadarannya sendiri maka kami akan memberikan pujian dan tepuk tangan untuk ken. Jika sebaliknya, maka kami akan mengajaknya berdialog sembari membawa spidol yang sudah kering. Kalimat yang kami ucapkan seperti ini : "Ken, kalau spidolnya tidak ditutup, nanti spidolnya bisa seperti yang ini, rusak, tidak bisa kamu pakek untuk nulis lagi". 
Hari hari selanjutnya, kami menguji coba ken kembali dan alhamdulillah berhasil. Memang kadang si ken lupa, namun jika diingatkan dengan sigap ken akan segera menutup spidol yang telah ia pakai.




Harapan kami, dengan menanamkan rasa tanggung jawab sejak dini, ken akan menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan lebih bijak dalam membuat keputusan.

4. Berani
Anak usia 3 tahun sangat suka bereksplorasi. Suka mencoba ini maupun itu. Begitu juga dengan ken. Ken yang merupakan tipe anak kinestetik sangat suka mencoba suatu kegiatan yang dapat memicu adrenalinnya. Ia suka memanjat, tak takut ketinggian dan sebagainya. 




Sebagai orang tua, tentu kami harus menjaga Ken dari suatu hal yang membahayakannya. Namun hal tersebut tidak membuat kami serta merta melarangnya melakukan ini juga itu. Kami memilah dan memilih kegiatan mana yang memiliki resiko paling ringan dan bisa diajarkan lalu dilakukan ken. Dan untuk meminimalkan resiko, maka kami memilih untuk memandu ken. Mengajarinya bagaimana seharusnya melakukan kegiatan tersebut. Setelah itu, secara perlahan, kami mulai membiarkannya melakukan tahapan demi tahapan sendiri hingga akhirnya kami anggap ia bisa dan aman melakukan kegiatan tersebut sendiri. 



Harapan kami, dengan menanamkan keberanian sejak usia dini, ken akan tumbuh menjadi anak yang pemberani dan tak takut melakukan apapun atau siapapun selama apa yang ia lakukan benar.

Itulah beberapa langkah yang kami lakukan untuk menanamkan karakter sederhana, mandiri,tanggung jawab dan berani pada si kecil ken. Untuk karakter lainnya, seperti kejujuran, kerja keras, peduli, disiplin, sabar dan adil, kami baru bisa memberikan contoh saja kepadanya.

Kami harap apa yang kami contohkan, bisa terekam dengan baik di memory ken. Paham dengan apa yang kami contohkan. Hingga akhirnya Ia akan mengikuti apa yang kami contohkan dan terbiasa. Amin.

Ibu adalah sekolah pertama bagi Anak. Sementara lingkungan keluarga memiliki pengaruh sebanyak 70% dalam membentuk karakter atau tabiat anak. Jadi mari manfaatkan dua hal tersebut dengan baik dan semaksimal mungkin. Tanamkan nilai-nilai positif sejak dini pada si kecil. Salah satunya adalah sikap anti korupsi. Tanamkan lalu kuatkan pondasinya. Agar anak nantinya tumbuh menjadi pribadi yang baik, yang bermanfaat, bahkan bisa membuat masa depan negeri ini jauh lebih cerah. Amin.


Kata 'Biasa' di Balik Peristiwa Naas Metro Mini Ditabrak KRL

Aku pikir, kecelakaan naas yang dialami metro mini tersebut, yang terjadi pada minggu sore lalu, membuat orang orang lebih patuh akan rambu rambu lalu lintas dan tak menerobos pintu kereta api yang akan tertutup lagi. Namun ternyata tidak. Sayang sekali. Sungguh..TERR..LALUH.

Ya, kemarin aku sempat mantengin berita tragedi metro mini yang ditabrak krl ini. Dan salah satu berita tersebut membahas tentang hal di atas yakni masih banyak warga yang tetap melanggar atau menerobos palang pintu kereta api yang akan tertutup. Masih banyak juga yang menunggu kereta api lewat tepat di dekat rel kereta api dan sebagainya. Saat ditanya oleh reporter salah satu stasiun tv swasta perihal mengapa mereka tetap berani melakukan pelanggaran tersebut maka rata rata jawaban mereka adalah 'sudah biasa begini, nggak apa apa'. Mendengar jawaban tersebut, rasanya pengen noyor kepala tu orang. Gemes.

"nggak apa apa, sudah biasa kayak gini, nerobos pintu lintasan kereta api begini".
"nggak apa apa, sudah biasa nunggu kereta api lewat di sini, di dekat rel kereta api ini"
"nggak apa apa, sudah biasa tetap lewat meskipun sirene sudah menyala".
"nggak apa apa, sudah biasa.....
KETABRAK MAKSUD LOE.
hadeeehhhh.

Kita sering sekali terjebak dengan kata biasa. Dengan membubuhi kata biasa di beberapa aktivitas yang kita lakukan, seakan akan membuat kita merasa lebih percaya diri karena sudah biasa, merasa pasti mampu melakukan hal itu lagi karena sudah biasa serta merasa tak perlu menaruh rasa waspada atau berhati hati lagi karena sudah biasa dan tidak terjadi apa apa. Jika sudah begitu, maka akan membuat kita sedikit teledor, tidak mempertimbangkan resiko dan segala sesuatunya, serta tidak peka akan bahaya yang mungkin saja tengah mengintai kita.

Kata biasa ini seharusnya tidak membuat kita terlena,lupa, lalai, dan tak peduli. Apalagi sampai membuat apa yang seharusnya salah menjadi suatu hal yang nampaknya benar karena sudah biasa dilakukan. Entah kita sendiri yang melakukannya atau orang lain. Jangan begitu yak. Jangan sampek, kata biasa tersebut membuat kita tidak waspada bahkan membuat kita menjadi tidak peka dengan hikmah atau pelajaran yang bisa didapat dari kejadian kejadian yang terjadi di sekitar kita. Jangan.

Jadi, mari kita ambil pelajaran berharga dari kejadian tragis krl menabrak metro mini yang terjadi minggu sore lalu. Bahwa patuh akan rambu rambu lalu lintas yang berlaku akan menyelamatkan kita dari mara bahaya. Tidak ada ruginya lah ya menunggu kereta api lewat barang sebentar saja. Toh nggak sampek bikin pantat panas membara ulala kan ? gara gara nunggu tu kereta lewat. Satu hal lagi, ingat, jangan jadikan sesuatu yang salah menjadi nampak benar hanya karena sudah biasa dilakukan atau sudah biasa melihat hal yang demikian.

Semoga kejadian tragis ini adalah yang terakhir. Semoga jembatan layang (fly over) sebagai salah satu solusi untuk mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi di lintasan kereta api, dapat segera terwujud. amin.

Ikhtiar (Usaha) Agar Punya Anak Berjenis Kelamin Laki-laki

"Biasanya kalau saat hari H pernikahan datang bulan, itu cepet hamil, aku dulu gitu mbak".

Begitu kata buk eko, tetangga rumahku, yang saat itu bantu bantu beberes rumah setelah dipakai buat acara pernikahanku.

Aku pun hanya manggut manggut saja menanggapi ucapan buk eko. Tidak sampai dipikirkan sih apalagi terngiang-ngiang. Soalnya, waktu itu, aku belum berencana cepet cepet punya anak, meskipun si ayah pengen banget. Aku pengen ngelakuin yang seperti di novel novel yang aku baca itu tuh, atau beberapa film yang pernah aku lihat, kayaknya seru, pacaran setelah nikah. Kece gitu *halah.

Namun ternyata apa yang dikatakan buk eko benar benar terjadi. 1 bulan setelah pernikahan aku positif hamil. Jreng jreng jreng. Entah harus seneng atau kaget. Bingung. Sedangkan si ayah senyam senyum bahagia.

Sayangnya, kehamilanku tersebut hanya berumur 3 bulan saja. Karena blighted ovum. Jadi harus dikuret.

Sedih ?. Pasti donk. Malah menyalahkan diri sendiri. Karena aku ngerasa, tidak benar benar menjaga kehamilanku. Aku pikir, dulu, hamil itu ya seperti biasa saja. Tidak ada bedanya dengan saat belum hamil. Hanya beda fisik saja yakni di bagian perut. Jadi saat itu aku benar benar cuek dengan kehamilanku. Dan begitulah akhirnya... aku dapat teguran dari Yang Maha Segalanya.

Ada yang bilang *yg jelas bukan tong sam chong*, bahwa pengalaman itu adalah guru terbaik. Oleh sebab itu sejak kejadian tersebut, aku berusaha untuk benar benar serius menjadi calon ibu. Aku mulai berburu informasi soal kehamilan. Mulai dari soal bagaimana cara memulihkan rahim setelah kuret, cara menyuburkan tanaman, eh, kandungan, hingga cara agar mendapat bayi berjenis kelamin laki-laki.

Segitunyaaa ?. iyak segitunya yak. Mbok ya ngalir gitu aja loh. Sedapetnya aja. Awalnya sih begitu. Dikasih amanah lagi aja sudah syukur alhamdulillah. Tapi nggak ada salahnya kan mencoba. Minongko usaha. Hasilnya ya tetap di tangan Allah Swt. Betul begitu ibukibuk ?. hehe.

Usaha yang pertama kali aku lakukan tentu saja nganu, halah, berusaha menyuburkan kandungan lagi. Agar nanti saat dikasih amanah lagi, rahim sudah membaik, kuat, aman dan nyaman buat janin.

Usaha yang ke-dua adalah kedua belah pihak, halah, aku juga si ayah harus mengkonsumsi makanan bergizi. Nah karena ikhtiar ingin mendapatkan bayi laki-laki, jadi aku harus mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak kalori, seperti daging, ikan, telur, pisang, dan lain sebagainya.

Usaha ke-tiga adalah berhubungan suami istri tepat pada waktunya. Saat mendekati masa subur atau pada saat masa subur. Mengapa demikian ?. Kromosom Y (kromosom laki-laki) memiliki gerakan yang sangat cepat namun mudah mati saat berada di daerah asam. Sementara kromosom X lambat bergerak tapi mampu bertahan hidup di daerah asam. Jadi, jika melakukan hubungan suami istri jauh hari sebelum masa subur, kemungkinan kromosom Y dapat membuahi sel telur tidak terlalu besar.Maka sebaiknya hubungan suami istri dilakukan pada saat masa subur saja. La sebelum sebelumnya nggak boleh ?. Usahakan nggak dulu lah yah. 'Puasa' aja dulu hingga masa subur tiba. Karena begitu kromosom Y masuk maka ia bisa segera membuahi sel telur tanpa harus berlama lama di daerah asam untuk menunggu sel telur muncul.

Usaha ke-empat adalah posisi saat berhubungan suami istri dan setelahnya. Posisi yang dipakai adalah posisi klasik dan setelahnya harus miring ke kanan. Ditambah bantal juga boleh. Letakkan di bagian panggul. Hal ini beguna untuk mempermudah perjalanan kromosom Y menuju sel telur.

Usaha ke-lima adalah sedekah. Sudah sering mendengar tentang keajaiban sedekah kan ? yang salah satunya adalah sedekah dapat mewujudkan cita cita dan mimpi kita. Sudah donk yak ?. Sippp. Jadi perbanyak sedekah dan mudah mudahan dapat mengabulkan do'a.

Usaha ke-enam adalah do'a. Ikhtiar tanpa do'a atau do'a tanpa ikhtiar bagaikan sayur tanpa garam.

Usaha ke-tujuh adalah tawakal kepada-Nya. Ya, setelah berusaha semaksimal mungkin yang disertai dengan ibadah plus do'a, langkah selanjutnya adalah pasrahkan kepadaNya. Tawakkal. Apapun keputusanNya, adalah yang terbaik buat kita. setuju ibuk ibuk ?. :D

Jadi ya begitulah tahapan tahapan yang aku dan si ayah lakukan dalam ikhtiar/usaha untuk mendapatkan bayi berjenis kelamin laki-laki. Dan alhamdulillah dikabulkan olehNya.

Akhir kata, billahitaufiq wal hidayah, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokaaaaaatuh *malah ceramah*. Hehe. Semoga bermanfaat yak. Yuk cao.

***

Baca ini juga boleh. Boleh bangeeetttt. Yuhuuuu.

Hamil dan Asma
Menghitung Gerakan Janin Saat Trimester Ketiga
Membaca Ayat-ayat Al Quran Saat Hamil
Overdosis Rumput Siti Fatimah
Cara Mudah Mengetahui Masa Subur 
Tips Cepat Hamil Setelah Kuret

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

About Me

Halo Assalamu'alaikum, Aku Inda, guru tk. Aku  ibu dari dua bocil, ken dan yumna, yang suka menulis, suka kulineran, jalan-jalan...