Ikhtiar Agar Anak Tumbuh Tinggi, Tangguh, Tanggap

 

Hai Mamis,

Tau nggak, Mams? Aku senang sekali setiap mendengar seseorang mengatakan bahwa anakku, yang saat ini berusia 8 tahun, hampir menyamai tinggi badanku. Aku mengiyakan hal tersebut. Karena memang seperti itu adanya. Jika kami berdiri bersama, maka dapat diketahui tinggi badan anakku memang hampir sampai pundakku. Kalau diukur kira-kira berapa, ya. Emm...seingatku, terakhir tepatnya tahun lalu, aku mengukur tinggi badannya sekitar 125 cm. Entah sekarang, aku belum mengukur tinggi badannya lagi.


Tinggi, Tangguh, Tanggap


Trus sedih, nggak sih, mau dikalahkan anak sendiri? Nggak lah, ngapaiiiinnnn. Justru aku malah bersyukur jika anakku lebih tinggi, lebih baik lah dari aku. Ah, aku rasa bukan aku saja. Semua orangtua pasti senang sekaligus bersyukur jika anaknya lebih tinggi, lebih baik darinya. Iya, tho?

Akan tetapi, meskipun saat ini anakku sudah terlihat tinggi, tentu aku tidak boleh berhenti ikhtiar untuk membuat ia tumbuh tinggi. Terlebih aku tahu bahwa masa pertumbuhan anak berlangsung sampai ia berusia 17 tahun. Jadi aku nggak mau menyia-nyiakan sisa 9 tahun masa pertumbuhan anakku.

Selama ini, ikhtiar yang aku lakukan untuk membuat anakku tumbuh tinggi yakni dengan menyediakan susu bubuk untuk anak. Aku nggak pernah absen memberikan susu bubuk untuknya. Apapun kondisiku, mau sedang bokek kek, atau pas lagi tanggal tua kek, aku tetap berusaha menyediakan susu bubuk untuknya.

Adapun susu bubuk untuk anak yang aku sediakan untuknya yakni Indomilk susu bubuk Optinutri rasa cokelat kesukaannya.


Indomilk Susu Bubuk


Kenapa memilih Indomilk Susu Bubuk untuk anak? 

Simple, karena anakku suka dengan susu bubuk Indomilk Optinutri. Apalagi yang rasa coklat. Enak banget katanya. Karena aku penasaran, aku pun njajal icip-icip, eee ternyata iya, emang enak susu Indomilk Optinutri rasa coklat. Bahkan dicemilin aja udah enak banget Ya Allah. Beneran, asli enak. Aku jadi terinspirasi pengin bikin camilan untuk anak pakai susu bubuk Indomilk Optinutri.

Baca: Pengalaman Pertama Bikin Donat untuk Si Kecil

Kandungan Indomilk Susu Bubuk

Manfaat Susu Bubuk


Trus ya, di samping memang karena anakku suka, Indomilk susu bubuk ini juga memiliki kandungan yang baik untuk anak. Apa sajakah itu?

Kalsium Tinggi
Kalsium membantu dalam pembentukan dan mempertahankan kepadatan tulang dan gigi.
Aku baca salah satu artikel di alodokter yang judulnya bahaya kekurangan kalsium. Di artikel itu dituliskan kalau kita kekurangan kalsium bisa mengundang rasa kesemutan, kram, kejang, dan banyak lagi. Trus, kekurangan kalsium dalam jangka panjang bisa berakibat pada osteoporosis dan sebagainya. Duh, serius juga ya, dampak dari kekurangan kalsium.

Omega 3
Ini juga tak kalah penting bagi anak. Karena dr. Irma Lidia (dalam Kompas) mengatakan bahwa Omega-3 adalah asam lemak yang memiliki peran penting dalam berbagai aspek kesehatan. Omega juga memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak. Omega 3 dapat membantu menjaga konsentrasi dan meningkatkan performa belajar.

Sumber Protein
Protein adalah salah satu komponen esensial dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Kekurangan sumber protein (dalam artikel di popmama) bagi anak salah satunya dapat menyebabkan stunting dan sulit tumbuh, mudah merasa lelah, kalau sakit sulit sembuh dan sebagainya.

Nah, dari kandungan yang terdapat di dalam Indomilk Optinutri susu bubuk tersebut dapat dikatakan ada begitu banyak manfaat susu bubuk Indomilk Optinutri. Lebih rinci, berikut aku jabarkan Manfaat susu bubuk Indomilk Optinutri untuk anak yakni dapat membuat anak jadi tumbuh Tinggi, Tangguh, Tanggap.

Manfaat Susu Bubuk Indomilk Optinutri

Indomilk Susu Bubuk untuk Usia anak 5 sampai 12 tahun


Kalau aku ingat-ingat dan aku pikir-pikir, nih, iya anakku menunjukkan bahwa ia memperoleh semua manfaat susu bubuk Indomilk untuk anak. Anakku tinggi, tangguh, tanggap.

Anakku Tinggi

Seperti yang sudah aku bahas diawal bahwa anakku memiliki tubuh tinggi. Ia juga termasuk salah satu murid yang memiliki tubuh tinggi di sekolahnya. Alhamdulillah.

Anakku tangguh.
Ia yang tipe anak kinestetik aktif banget bergerak, ia suka melakukan eksplorasi dan ia juga suka tantangan.

Baca: Perjalanan Mendeteksi Kecerdasan Kinestetik Si Kecil

Ia selalu excited saat diajak atau diminta melakukan sesuatu hal terlebih hal tersebut masih bagian dari apa yang ia sukai seperti main musik, menggambar atau olahraga.

Misalkan saat aku menantangnya untuk mencoba mengcover lagu qasidah, dia mau melakukannya. Pun demikian saat aku menantangnya untuk mengcover lagu barat yang lagi hits saat itu, ia mau mencobanya. Ya meskipun butuh waktu lama, dan berkali-kali salah nada, ia tidak menyerah.

Demikian juga saat aku mengajaknya mencoba olahraga bulu tangkis. Ia juga mau melakukannya. Awalnya tentu saja ia mengalami kesulitan. Akan tetapi setelah 2 hingga 4 kali latihan, ia pun bisa main bulu tangkis. Yeaayyy, lumayan aku jadi punya partner main bulu tangkis kalau suami nggak ada di rumah.

Aku senang anakku selalu menyambut hangat tantangan yang aku berikan. Ia juga tak mudah menyerah menaklukan tantangan yang aku berikan.

Aku juga bersyukur sekali ia memiliki daya tahan tubuh yang tak kalah tangguh dengan semangatnya. Berkat daya tahan tubuhnya yang tangguh itulah ia bisa melakukan aktivitas yang ia suka juga menaklukan tantangan-tantangan yang aku berikan padanya serta senantiasa bisa meningkatkan potensi yang dimilikinya. Good job, Kid. Alhamdulillah.

Anakku Tanggap.
Diantara sekian banyak momen yang menunjukkan ia tanggap, ada satu yang paling aku ingat yakni momen saat anakku melihat gambar bumi sedang bersedih. Seketika itu ia bertanya, bumi kenapa? Hingga apa yang bisa dilakukan agar bumi tidak seperti itu? Dengan senang hati aku menjawab apa yang ia tanyakan. Dan ya, dilakukan, dipraktekkan bener donk sama dia. Alhamdulillah. Ia bahkan sampai bikin tutorial cara menjaga bumi, lho.

Indomilk Susu Bubuk untuk Usia Berapa Tahun?

Oh iya, hampir terlewat, Indomilk susu bubuk untuk usia berapa tahun ya? Indomilk susu bubuk untuk usia anak 5 sampai 12 tahun. Rentang usia sekolah taman kanak-kanak dan sekolah dasar lah yah. 

Nah, bagi aku penting banget nih memberikan susu bubuk untuk anak di masa-masa sekolah dasar. Mengingat begitu banyak aktivitas di sekolah dasar yang masih melibatkan gerak fisik juga daya berpikir untuk mengeskplorasi hingga memahami materi yang anak-anak pelajari.

Harga Indomilk Susu Bubuk Optinutri

Untuk harganya sendiri terjangkau di kantong. Di rumahku, nih, daerah Jembrana Bali, untuk 800gr susu bubuk Indomilk Optinutri rasa coklat dibandrol Rp. 67000 saja. Untuk Indomilk susu bubuk 400 gr yang rasa coklat dibandrol Rp. 59000 dan untuk yang sachet nih, 37 gr, dibandrol dengan harga Rp. 3000 saja. 

Alhamdulillah, aku bersyukur banget melihat pertumbuhan dan perkembangan anakku. Ikhtiar yang aku lakukan untuknya agar ia tumbuh tinggi memberikan hasil yang wah bagiku karena juga membuat ia tangguh dan tanggap.

Meskipun begitu, sekali lagi, tentu aku tidak boleh berhenti berikhtiar melakukan dan memberikan yang terbaik untuk anak, bukan? Tetap lanjut donk. Uyeahh.

Kalian juga ya, Mamis.Tetap ikhtiar, tetap semangat ya memberikan yang terbaik untuk anak salah satunya dengan memberikan susu bubuk Indomilk Optinutri agar anak tumbuh Tinggi, Tangguh, Tanggap.


Potensi Si Kecil

Kalau potensi si kecil sudah terdeteksi, trus apa? Selain mengembangkan potensinya?



Hi, Moms. 

Aku pikir setelah potensi si Ken, anakku yang sulung, sudah terdeteksi. Aku bisa santai santuy, gitu. 


Tapi, setelah aku baca artikel di @theasianparent_id , bersantuy santai setelah tahu potensi si kecil itu bukan jalan ninja orangtua. Karena mbak Vera, psikolog anak dan remaja bilang umumnya potensi anak baru akan terlihat matang setelah usianya beranjak  remaja atau baru steady setelah puber akhir. 


Saran mbak Vera, selama menuju masa itu, orangtua tetap memberikan kesempatan anak untuk mengeksplorasi apa yang ingin ia ketahui (tetap dalam pemantauan dan bimbingan orangtua). Karena bisa jadi ia menemukan potensinya yang baru. 


Iya juga, sih. 

Oke deh kalau begitu, aku mau bikin list kegiatan yang bisa dicoba si sulung Ken. Kali aja ada potensi lain yang terdeteksi. Kalaupun tidak, ya minimal sudah memperkaya pengalaman si Ken. Itu saja cukup lah. 


Sengaja, aku nggak mau bikin target atau hope tinggi-tinggi. Karena aku takut baper kalau nggak tercapai. Ujungnya malah baperin bocil. Nggak banget lah yah, Moms. 


Lalu, bagaimana jika ada potensi lain yang muncul. Bagaimana jika ada banyak potensi yang dimiliki si kecil? Trus mau fokus ke yang mana? 


Kalau aku, ya semuanya saja difokusin, dikembangkan, ditingkatkan. Mauku begitu. Tapi aku paham, nggak boleh begitu. Not fair. 


Mungkin yang aku lakukan jika aku tahu ada banyak potensi yang dimiliki si Ken, sulung ku itu, aku bakal menanyakan langsung padanya. Ya intinya berkomunikasilah sama dia. Dia mau pilih fokus kemana. Kalau mau semuanya ya hayok aja.


Tapi, sebelum berkomunikasi, ada baiknya aku lebih dulu cari informasi terkait potensi-potensi yang dia milik. Jadi nanti kalau pas ngobrol aku sudah punya gambaran potensi A kayak gimana, potensi B gimana dan sebagainya. 


Semangat deh pokoknya demi bocil, demi menjaga amanah Allah sebaik mungkin.  


#motherhood #indachakim #parenting #jembrana #balibarat #explorejembrana 

The Power of Repetisi

 

Terlepas dari gaya belajarnya apa, ada aktivitas lain yang perlu ada dalam kegiatan belajar anak usia dini yakni aktivitas mengulang atau pengulangan.

 



Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa pengulangan dapat menjadi sangat penting untuk pembelajaran secara umum, terutama untuk ingatan (Hintzman, 1976) dan pembelajaran bahasa (Schwab & Lew-Williams, 2016).


N. Cabaroglu et al(2010) berpendapat bahwa sebuah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang lebih cepat diingat dalam otak. 


Aku mengiyakan hal yang tersebut di atas. Karena, sejauh pengamatan ku pada si sulung, selain memberikan stimulasi sesuai dengan gaya belajarnya, aku juga melakukan pengulangan di setiap stimulasi yang aku berikan. Alhamdulillah, si sulung yang kebetulan tipe anak kinestetik, bisa mengerti apa yang aku ajarkan.


Nah, hal ini aku terapkan lagi ke anakku yang bungsu. Alhamdulillah, si bungsu yang memiliki gaya belajar visual auditori pun bisa mengerti apa yang aku ajarkan. 


Namun, ada perbedaan kuantitas pengulangan yang aku berikan pada si sulung dan si bungsu. Jumlah pengulangan si bungsu lebih sedikit daripada si sulung. 


Perbedaan tersebut nampaknya terjadi sebab gaya belajar mereka yang berbeda. Si bungsu memiliki gaya belajar visual auditori, sedangkan si sulung memiliki gaya belajar kinestetik visual. 


Perbedaan bukan suatu hal yang gimana-gimana, malah wajar, mengingat media belajar yang aku gunakan memang sesuai dengan gaya belajar si bungsu. 


Kesimpulannya, nih, dari contoh kasus di atas, si sulung ku juga bungsuku, menunjukkan bahwa penting untuk tetap melakukan repetisi meskipun sudah mengajarkan atau menstimulasi si kecil sesuai dengan gaya belajarnya. 

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...