Rawat atau Musnah, Ini Cara Sederhana Ibu Rumah Tangga Turut Serta Menjaga Cagar Budaya Indonesia


Ada kabar yang mencuri perhatian di tengah berita soal asap yang mengepung beberapa wilayah di Indonesia. Kabar tersebut mengenai ditemukannya (diduga) peninggalan dari kerajaan Sriwijaya di lokasi terjadinya kebakaran hutan. Ada perhiasan, manik-manik, dan sebagainya. Bentuknya unik-unik, dan cantik sekali.

Barang temuan harta karun milik (diduga) kerajaan Sriwijaya.

Penemuan ini sontak membuat orang-orang berkumpul di lokasi penemuan untuk berburu harta karun kerajaan Sriwijaya.

Orang-orang mencari harta karun milik (diduga) kerajaan Sriwijaya.
cr. detik.com

Untungnya, kejadian ini tidak berlangsung lama, karena pemerintah daerah setempat segera mengambil tindakan untuk mengamankan lokasi penemuan.

Syukur alhamdulillah, saya senang sekali dengan tindakan cepat yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Meskipun belum diketahui apakah benda-benda yang ditemukan tersebut adalah benar-benar barang yang termasuk dalam kategori cagar budaya atau tidak. Ya minimal tidak ada penyesalan manakala benda yang ditemukan adalah memang benda cagar budaya.
"Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan atau kebudayaan melalui proses penetapan".
Benda-benda temuan, apalagi yang masuk dalam kategori benda cagar budaya memang menarik perhatian. Di samping itu juga amat berharga. Maka tak heran kalau banyak yang mengincar benda-benda cagar budaya baik diincar untuk dimiliki secara pribadi atau diincar untuk kemudian dijual.

Pencurian benda-benda cagar budaya pun telah terjadi berkali-kali. Dilansir dari Tempo, pencurian terjadi pada tahun 2013 dimana 4 artefak emas peninggalan kerajaan Mataram Kuno dari abad 10 masehi, di Museum Nasional, Jakarta, raib.

4 artefak emas peninggalan Mataram Kuno yang hilang.
cr. Metrotvnews

Kemudian pada tahun 2010 juga terjadi pencurian 87 koleksi artefak emas Museum Sonobudoyo, Yogyakarta.


Pencurian juga terjadi di Katingan, Kalteng, dimana dari puluhan patung Sapundu (patung ukiran suku dayak yang berusia ratusan hingga puluhan tahun) bersisa 7 patung. Hasil rangkuman data yang dilakukan oleh Jawa Pos yakni pencurian tersebut terjadi sejak tahun 2008 sampai 2 tahun lalu.

Patung Sapundu
cr. Jawa Pos

Dan masih ada beberapa kasus pencurian cagar budaya lainnya.

Sayangnya, dari sekian banyak kasus pencurian, sebagian besar cagar budaya belum ditemukan sampai saat ini. Sayang beribu sayang. Saya berharap dan berdo'a semoga benda cagar budaya yang hilang dapat ditemukan. Aamiin.

Adapun hukuman bagi orang yang melakukan pencurian benda cagar budaya sudah tertuang jelas pada pasal 106 ayat 1 UU 11/2010.
Bagi penadah benda cagar budaya hasil curian juga sudah ada hukumannya yang dipaparkan pada pasal 106 ayat 2 UU 11/2010.
Selain kasus pencurian, benda-benda cagar budaya juga terancam dari orang-orang yang melakukan tindakan vandalisme. Seperti pada bangunan cagar budaya di bawah ini.

Vandalisme di Bunker yang dibuat pada masa pendudukan Jepang.
cr. News.Okezone

Vandalisme di Tembok Keraton Jogja
cr. Geotimes

Entah apa motif pelaku melakukan vandalisme terutama di area cagar budaya. Padahal hukuman bagi perusak benda cagar budaya bisa dibilang tidak ringan. Hukuman mengenai vandalisme atau perusakan cagar budaya sudah dipaparkan begitu jelas pada pasal 105 UU 11/2010.

Perbuatan-perbuatan di atas sangat amat disayangkan bahkan menjengkelkan. Mengingat benda-benda yang merupakan bagian dari cagar budaya yang hilang maupun yang dirusak tersebut merupakan bagian dari bukti sejarah, identitas, hingga kekayaan budaya negeri ini.

Berdasarkan data dari Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Tahun 2019, diketahui, bahwa jumlah Cagar Budaya Indonesia yang terdaftar sudah mencapai angka  96.244 Cagar Budaya. Namun yang sudah terverifikasi baru 48.872 Cagar Budaya. Sedangkan yang tercatat sebagai Cagar Budaya, baru mencapai 1.512 Cagar Budaya.

Dari sekian banyak cagar budaya yang dimiliki negeri ini, ada beberapa yang telah diakui dunia.

Data dari Tempo menyebutkan bahwa sejak tahun 1991 hingga tahun 2012, ada 4 cagar budaya Indonesia yang menjadi Warisan Dunia Kategori Budaya.  4 warisan dunia kategori budaya tersebut yakni sebagai berikut.

Borobudur Temple Compounds (1991),
cr. Unesco

Prambanan Temple Compounds (1991),

cr. Unesco

Sangiran Early Man Site (1996),

cr. Unesco

dan Cultural Landscape of Bali Province: the Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana Philosophy (2012).

cr. Unesco

Nah di tahun 2019 ini pun ada cagar budaya yang dimiliki negeri ini yang kembali diakui UNESCO yakni Warisan Tambang Batubara Ombilin, Sawahlunto.

Sawahlunto, warisan dunia UNESCO th 2019

Keren.
Ya, sebagai warga negara Indonesia, saya bangga sekali dengan cagar budaya yang dimiliki oleh negeri ini yang begitu kaya dan beragam bahkan beberapa sudah diakui dunia. Saya pun ingin agar cagar budaya negeri ini tetap terjaga. Agar generasi selanjutnya bisa merasakan bangga juga cinta tanah air seperti yang saya rasakan saat ini.

Oleh sebab itu, demi mewujudkan keinginan tersebut, saya berusaha melakukan apa yang bisa saya lakukan sebagai ibu rumah tangga yang nyambi sebagai blogger part time untuk menjaga cagar budaya Indonesia.

1. Bentuk usaha saya sebagai ibu rumah tangga dalam menjaga cagar budaya negeri tercinta.
Sejauh ini, yang bisa saya lakukan sebagai seorang ibu rumah tangga untuk turut serta menjaga cagar budaya Indonesia adalah sebagai berikut.

  • Menularkan rasa bangga akan budaya yang dimiliki Indonesia kepada si kecil juga orang-orang sekitar saya.
  • Memberikan nasihat kepada si kecil untuk berperilaku baik, tidak merusak, bahkan tidak mencuri saat pergi ke suatu tempat cagar budaya.
  • Mengajak si kecil pergi ke tempat Cagar Budaya agar lebih kenal, lebih tahu dengan aneka benda cagar budaya.

Museum Islam Indonesia
Cr. Dokpri

Museum Majapahit
cr. Dokpri

  • Memberikan contoh kepada si kecil bagaimana berperilaku saat sedang berada di area cagar budaya.

cr. Dokpri

cr. Dokpri

Diorama Kerajaan Mojopahit
Lokasi museum merupakan ibukota dari kerajaan mojopahit
cr. Dokpri

2. Bentuk usaha saya sebagai blogger part time dalam menjaga cagar budaya negeri tercinta.

  • Yang saya lakukan adalah menyebarkan semangat untuk turut serta menjaga cagar budaya melalui media sosial yang saya miliki.
  • Membuat blogpost tentang cagar budaya,
  • hingga ikut berpartisipasi dalam lomba yang diadakan oleh Kemendikbud yang berkolaborasi dengan IIDN dengan tema Cagar Budaya Indonesia: RAWAT ATAU MUSNAH.

Saya berharap, usaha kecil nan sederhana yang saya lakukan sebagai seorang ibu rumah tangga yang nyambi menjadi blogger part time dapat membuat cagar budaya yang dimiliki negeri ini semakin terjaga awet saklawase. Aamiin.

Oya, bagi teman-teman, yang juga ingin turut serta mengkampanyekan atau menyebarkan semangat menjaga Cagar Budaya negeri ini, monggo ikutan lomba yang diadakan oleh Kemendikbud dan IIDN ini. Caranya mudah banget. Di bawah ini saya cantumkan poster lombanya yak. Jangan lupa ikutan yak.


3 comments:

  1. Sedihnyaaa kalau benda-benda cagar budaya begitu dicuri. Semoga kedepannya kejadian seperti ini tak terulang lagi. Lestari cagar budaya kita, untuk warisan terbaik anak cucu kita

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbk. Sedih. Aamiin semoga tidak terjadi lagi.

      Delete
  2. Kalau ada vandalisme gitu sedih banget sih. Ini berkunjung kok malah merusak. Mungkin perlu diberi peringatan keras dan hukuman biar pengunjung takut berbuat semena-mena di cagar budaya.

    ReplyDelete

Biji bunga matahari namanya kuaci
Kupas kulitnya pakai gigi
Eee para pengunjung yang baik hati
Yuk tinggalkan komentar sebelum pergi.

Buah Pir Buah Naga
Jangan khawatir, aku akan mengunjungimu juga. :)

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

About Me

Halo Assalamu'alaikum, Aku Inda, guru tk. Aku  ibu dari dua bocil, ken dan yumna, yang suka menulis, suka kulineran, jalan-jalan...