Showing posts with label Kesehatan. Show all posts
Showing posts with label Kesehatan. Show all posts

Upaya Mencegah Anemia pada Si Kecil yang Picky Eater (Bonus Catatan Penting tentang Anemia pada Balita, Anak-anak, Remaja, dan Ibu hamil)


Kemarin, begitu saya tiba di rumah setelah seharian berburu bahan untuk jualan di kedai, suami langsung bilang kalau si kecil Nana ternyata suka dengan pangsit ayam yang saya buat. Kata suami, pas pangsitnya sudah habis, Nana lalu bilang gini: "Agi, Yah, Agi". Maksudnya Nana, dia mau lagi. Duh, saya jadi berbunga-bunga, loh. Seneng banget rasanya setiap kali aku melihat atau mendengar cerita si kecil Nana yang mau makan.  

Lebay, ya? hahay. Mohon dimaklumi yak, respon saya jadi berlebihan gini karena anak saya, si Nana ini, adalah tipe Picky Eater. 

Dulu, saya menganggap remeh soal picky eater. Saya bahkan tidak begitu peduli. Misalnya saat si Nana hanya makan kerupuk seharian, respon saya ya santai saja. Selama masih ada makanan yang masuk ke perut Nana, saya merasa Nana pasti akan baik-baik saja. 

Anggapan saya ini berubah saat  mengikuti rangkaian webinar yang diselenggarakan oleh Nutrisi Untuk Bangsa, salah satunya di webinar yang bertemakan Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi. 

Nah, di webinar tersebut dikatakan bahwa anak yang Picky Eater berpotensi mengalami anemia. Dudududuh....


Penyebab anak mengalami anemia


Anemia itu sendiri adalah suatu kondisi rendahnya kadar Hb, dibandingkan dengan kadar normal yang menunjukkan kurangnya sel darah merah yang bersirkulasi. Kalau sel darah merah yang bersirkulasi kurang, dapat memberikan dampak negatif bagi tubuh. 

Berdasarkan hal ini, saya selalu berusaha agar Nana terhindar dari anemia. Adapun usaha yang saya lakukan adalah:

1. Mencari informasi terkait anemia pada anak.

Saya mencari definisi dari anemia. Lalu mencari informasi soal indikator anak yang mengalami anemia dan bagaimana cara menghadapi anak yang Picky Eater


Definisi anemia


Gambar di atas mendeskripsikan banyaknya sel darah merah yang bersikulasi pada kondisi anemia. Selisih jumlah sel darah merah yang bersirkulasi pada kondisi normal dengan anemia begitu banyak. Padahal sel darah merah itu sendiri memiliki peran penting yang salah satunya mengantarkan nutrisi ke seluruh tubuh. Jika jumlah sel darah merah yang bersirkulasi sedikit maka nutrisi yang didapatkan oleh tubuh dapat dikatakan juga sedikit. Kekurangan nutrisi dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Duuhh...seram juga yak.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui gejala anemia pada anak. Adapun gejalanya meliputi anak rewel, terlihat lemas, pusing dan sebagainya.

Gejala anemia pada anak

Alhamdulillah, poin-poin di atas, saya dapatkan di webinar yang saya ikuti. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. 


2. Mengetahui bahan makanan yang mengandung zat besi.

Aku juga mencari informasi terkait bahan makanan yang mengandung zat besi tinggi, Vitamin C, dan bahan makanan yang mempermudah penyerapan zat besi. 

Beruntung, lagi-lagi, saya mendapatkan informasi tersebut dari Webinar yang saya ikuti. Adapun rinciannya dapat dilihat pada infografis di bawah ini. 


Heme dan non heme iron


Gambar di atas menunjukkan ada dua kategori bahan makanan sumber zat besi. Pertama yakni heme iron merupakan bahan makanan bersumber dari hemoglobin hewani dan yang kedua non heme iron merupakan bersumber dari tumbuhan. 


Bahan makanan sumber zat besi

Nah gambar di atas menunjukkan rincian bahan makanan sumber zat besi baik dari non heme iron maupun heme iron. Daging sapi yang memiliki kandungan zat besi tinggi. Kebetulan anak saya suka dengan bakso daging sapi.

Bahan makanan sumber vitamin C

Memenuhi kebutuhan vitamin C juga perlu. Perpaduan antara zat besi dan vitamin C akan menghasilkan daya tahab tubuh yang tangguh. Nah dari gambar di atas dapat diketahui bahwa paprika merah memiliki kandungan vitamin C yang paling tinggi. Tapi bahan ini kurang familiar bagi anak saya. Jadi saya memilih untuk memberikan kelengkeng atau jambu biji padanya.


3. Mencari informasi mengenai makanan yang disukai anak-anak

Dalam Kompasdotcom, Prof. Dr. Rini Sekartini, SpA, menyebutkan cara untuk menghadapi anak yang Picky Eater adalah dengan kreativitas. Orangtua bisa berkreasi dalam hal menu makanan. 

Selain itu juga, orangtua bisa berkreasi dalam hal tampilan makanan. Makanan dengan tampilan yang menarik, menurut hasil penelitian Cornell University dan London Metropolitan University dalam detikdotcom, terbukti dapat menarik minat hingga selera bagi si kecil. 

4. Mencoba membuat variasi makanan

Saya nggak pandai memasak, tapi demi si kecil Nana saya belajar untuk membuat variasi makanan.

5. Mengajak anak melakukan aktivitas yang menyenangkan

Sejauh ini, si kecil Nana memang jadi lebih banyak makan saat sedang beraktivitas yang baginya menyenangkan. Biasanya, saya mengajak si kecil Nana beraktivitas yang menurutnya menyenangkan seperti main kelereng dan sebagainya.  

6. Memberikan Si Kecil Susu Pertumbuhan dan Tidak Memberikan Makanan atau Minuman yang Mempersulit Penyerapan Zat Besi

Saya bersyukur si kecil Nana yang Picky Eater masih mau minum susu. Karena susu dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil. Selain itu saya juga tidak memberikan si kecil Nana makanan atau minuman yang mempersulit penyerapan zat besi seperti minum teh yang didalamnya terdapat kandungan zat tanin.

 



Sejauh ini dan semoga seterusnya, Nana tidak menunjukkan tanda-tanda anemia seperti lemas, tidak aktif bergerak, rewel.

Akan tetapi, meskipun begitu, saya nggak boleh lengah. Saya harus tetap menjaga si kecil Nana dari anemia. 

Saya juga bertekad untuk melindungi keluarga kecil dan orang-orang sekitar saya agar terhindar dari anemia. Cara saya yakni dengan memberikan informasi terkait anemia juga memberikan pemahaman betapa pentingnya mencegah diri dari terkena anemia.  Salah satu cara saya memberikan pemahaman tentang nutrisi pada anak-anak saya adalah melalui aktivitas bermain puzzle Isi Piringku. 


Mainan puzzle Isi piringku





Catatan Penting dari Webinar tentang Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi.


Nah, saya punya beberapa catatan penting dari Webinar yang saya ikuti. Bahwa prevalensi anemia tidak hanya ada pada balita, melainkan juga pada anak usia 6-12 tahun, remaja lalu ibu hamil. 

Data dari Riskesdas tahun 2013 yang dijelaskan oleh Narasumber, Ibu Dr. dr. Diana Sunardi, MGizi., SpGk., menunjukkan prevalensi balita berjenis kelamin laki-laki mencapai 29.7%. Kemudian untuk balita berjenis kelamin perempuan memiliki prevalensi sekitar 26.5% persen. Data ini menunjukkan prevalensi balita laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Hal yang sama juga ditemukan pada anak laki-laki dan perempuan usia 6-12 tahun dimana prevalensi anak laki-laki lebih tinggi dari prevalensi anak perempuan. 

Prevalensi perempuan mulai terlihat lebih tinggi dari laki-laki saat usia remaja. Prevalensi perempuan tidak hamil mencapai 22.7% sedangkan laki-laki mencapai prevalensi 16.4%. Hal ini juga ditemukan pada perbandingan prevalensi perempuan dewasa dan laki-laki dewasa. 

Uraian data di atas menunjukkan bahwa laki-laki memiliki prevalensi anemia lebih tinggi dari perempuan pada saat balita hingga anak-anak. Namun mulai usia remaja, perempuan memiliki nilai prevalensi anemia lebih tinggi dari laki-laki dengan selisih prevalensi yang signifikan. 

Data prevalensi anemia


Namun, prevalensi anemia tertinggi dipegang oleh wanita hamil dengan nilai mencapai 37% . Data ini menunjukkan masih banyak ibu hamil di negeri ini yang mengalami defisiensi zat besi atau anemia.

Penyebab Anemia

Nah, ada beberapa hal penyebab anemia yakni sebab asupan makanan, sakit, dan penyebab lainnya. Diantara tiga sebab tersebut, yang paling mudah untuk diatasi adalah soal asupan makanan.




Bagi yang awan dengan soal gizi seperti saya ini dan sebelum saya mengikuti webinar ini, saya tidak tahu mana bahan makanan yang banyak mengandung zat besi atau mana bahan makanan yang mempersulit penyerapan zat besi. Jadi ketidaktahuan ini menjadi masalah pada asupan makanan seperti pangan nabati menjadi lebih dominan, atau asupan energi dan protein rendah dan sebagainya.  



Nah, untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu caranya memang harus dimulai dari diri sendiri dengan aktif mencari informasi terkait gizi seimbang. Saya sendiri merasa bersyukur karena mengikuti webinar ini. Saya jadi melek akan pentingnya memberikan gizi seimbang pada anggota keluarga. Namun, sepertinya, masyarakat belum banyak yang paham dengan hal ini sehingga permasalahan soal anemia ini masih ada di negeri ini.

Upaya Menurunkan Prevalensi Anemia Defisiensi Besi

Permasalahan soal Anemia ini harus segera diatasi. Sebab dampak dari anemia ini sendiri dapat mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh hingga kinerja yang menurun. Nggak kebayang kalau masalah ini tidak segera diatasi. Kemungkinan bakal menjadi-jadi alias prevalensinya akan makin meningkat. Duh, jangan sampai deh, ya. 

Tapi, setelah mendengar penjelasan lebih lanjut dari Ibu Dr. dr. Diana Sunardi, MGizi., SpGk., yang merupakan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesian Nutrition Association, bahwa pemerintah sudah melakukan aksi nyata untuk menurunkan nilai prevalensi anemia ini, saya jadi optimis masalah ini dapat segera teratasi. 




Optimis? tentu saja. Saya makin optimis prevalensi anemia dapat segera berkurang secara signifikan manakala aku mendengar dari Bapak Arif Mujahidin selaku Corporate Communication Director Danone Indonesia bahwa Danone Indonesia juga turut serta membantu pemerintah dalam hal edukasi masyarakat tentang gizi dan kesehatan. 

Saya menyambut senang kabar baik ini. Senang karena ada perusahan sebesar Danone Indonesia yang menunjukkan kepeduliannya akan kesehatan dan gizi masyarakat negeri ini. PT. Danone benar-benar membuktikan komitmennya demi bisa mewujudkan One Planet, One Health. 




Danone percaya, kesehatan manusia dan planet saling berhubungan. Planet sehat, maka manusia pun sehat, menghirup udara yang bersih, minum air yang bersih dan layak konsumsi juga, hingga makan yang dikonsumsi pun sehat. 






Kemudian, di webinar tersebut, Bapak Arif juga menjabarkan bentuk-bentuk edukasi masyarakat tentang gizi dan kesehatan yang dilakukan PT. Danone antara lain sebagai berikut. 

1. Gesid

Gesid atau dikenal juga dengan Gerakan Sehat Indonesia. Melalui Gesid ini, Danone bertujuan untuk membangun pemahaman dan kesadaran remaja tentang kesehatan dan gizi remaja, juga tentang pentingnya 1000 hari pertama kehidupan dan pembentukan karakter. 

2.  Taman Pintar 

Selam bertahun-tahun, Danone sudah menunjukkan dukungannya dalam dunia pendidikan yang berfokus pada gizi dan kesehatan. Salah satu bentuk dukungan Danone dapat dilihat di Taman Pintar Yogyakarta. 

3. Duta 1000 pelangi

Danone menjadikan karyawannya sebagai duta. Para karyawan dibekali pengetahuan terkait kesehatan dan gizi. Harapan Danone agar semakin banyak orang yang melek dengan kesehatan dan gizi. 


Edukasi masyarakat tentang gizi dan kesehatan


Aksi lain yang dilakukan oleh Danone Indonesia dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 



Nah, setelah mengetahui upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dan yang terkait serta Danone Indonesia, rasanya tak pantas jika saya, kamu, kita hanya berdiam diri saja. Kita juga harus mendukung penuh apa yang telah dimulai oleh pemerintah juga Danone Indonesia dengan cara mencegah keluarga mengalami anemia dan memberikan informasi serta pemahaman kepada lingkungan sekitar tentang betapa pentingnya menjaga diri dan keluarga dari terkena anemia. 

Kolaborasi antara pemerintah, Danone Indonesia, juga kita, masyarakat Indonesia, InsyaAllah bisa segera menjadikan para warga negeri ini terbebas dari anemia juga stunting dan memiliki nutrisi yang baik. Aamiin aamiin ya robbal'alamiin. 

Yuk, kita mulai dari sekarang, yak. Oke, ayo mulai. 

***

Referensi:

Webinar Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi.

Odi. 2012. Ternyata Anak-anak Lebih Suka Makanan Warna-warni. www.detik.com  

Lusiana Kus Anna. 2018. Pengaruh Pola Makan Picky Eater pada Kesehatan Anak. www.kompas.com

7 Hal yang Perlu Dilakukan Orangtua Sebelum Anak Kembali Sekolah Tatap Muka


Freepik

Mamis, kira-kira 10 bulan sudah kita menghadapi Corona. Pasti ada rasa lelah, bukan? Tapi mau bagaimanapun lelahnya, kita harus tetap semangat menghalau Covid-19 sampai benar-benar Covid-19 dinyatakan bubar jalan (terutama) dari negeri kita tercinta Indonesia. Semoga, sesegera mungkin. Aamiin

Baca juga: Covid-19

Nah, dalam kurun waktu selama itu, pasti ada begitu banyak perubahan dalam hidup kita. Kalau bagi aku, perubahan yang paling terasa sih soal isi dompet hehe. Yangmana sebelum pandemi, dompetku didominasi oleh gambar Djuanda Kartawidjaja. Lalu saat pandemi begini dompetku didominasi oleh gambar Tuanku Imam Bondjol, beberapa Frans Kaisiepo juga Sam Ratulangi Hahay. Perubahan isi dompetku ini terjadi karena tempat suami bekerja serta usaha sampingan ku sebagai seorang freelancer writer dan penjual baso aci juga terdampak pandemi Covid-19.



Sedih nggak? Awalnya sedih tapi lama-lama mah nggak. Buat apa juga sedih lama-lama, nggak ada untungnya, ya kan? Iyup.

Trus ada lagi perubahan lainnya yakni yang biasanya bekerja di kantor, sejak pandemi, berubah menjadi bekerja di rumah atau dikenal dengan work from home (WFH). 

Merdeka.com

Anak-anak juga tidak lagi sekolah tatap muka melainkan sekolah online saja. Apa lagi ya? Eemmm ... Masih banyak yang lainnya.

Detik - Edi Wahyono

Mamis, untuk perubahan lokasi kerja dan diberlakukannya sekolah online, aku bersyukur dengan hal itu. Aku tidak bisa membayangkan jika suami tidak WFH dan anak tetap sekolah tatap muka di pada pandemi covid-19 begini. Aku pasti diserang rasa khawatir, rasa cemas, juga rasa takut suami atau anak terpapar Covid-19. Dudududuuhhh...naudzubillah.

Soal aku yang harus menjadi guru dadakan untuk anakku, pun rasanya jadi tak masalah. Rempong, sih, repot juga kewalahan itu pasti. Apalagi mengajar anakku yang tipe gaya belajarnya kinestetik yang butuh effort banget. Tapi nggak apa-apalah daripada aku diterpa rasa khawatir karena melepas anakku pergi sekolah semasa pandemi begini. 


Lalu, beberapa waktu lalu aku mendapatkan informasi dari pihak sekolah bahwa kemungkinan sekolah tatap muka akan dimulai di  awal tahun 2021. Aku kaget donk dengan informasi itu. Bagaimana nggak kaget, lawong pandemi Covid-19 aja belum kelar, eeee sekolah tatap muka mau dimulai aja. Please jangan dooonkkk.

Mungkin, untuk sekolah sekolah yang benar-benar bisa menerapkan protokol kesehatan, dan benar-benar berkomitmen melindungi anak didik dari Covid-19, tidak jadi masalah jika memulai sekolah tatap muka di awal tahun 2021. Tapi bagi sekolah yang tidak bisa melakukan hal di atas, menurutku, lebih baik untuk tidak melaksanakan sekolah tatap muka. Karena apa? Berisiko jadi klaster baru euy. Iya, tho?

Aku sempat uring-uringan dengan informasi tersebut. Aku bahkan sudah berniat menemui kepala sekolah untuk mengkonfirmasi kabar tersebut sembari meminta izin agar anakku tetap bersekolah di rumah minimal sampai Covid-19 tidak jadi pandemi. Iya, aku sudah berpikir ke arah sana tapi akhirnya nggak jadi setelah aku mendengarkan konfirmasi langsung dari pak Menteri Nadiem Makarim bahwa tidak ada paksaan untuk memilih sekolah tatap muka daripada sekolah online. Jika orangtua memilih sekolah online, maka sekolah pun harus mengizinkannya.  Pyuuuhhhh... Syukur deh Alhamdulillah.

Mamis, bagiku, apa yang terjadi di atas adalah sebuah kode, sebuah pertanda bahwa sudah seharusnya orangtua perlu melakukan beberapa hal sebelum melepas anak kembali sekolah tatap muka. Terlepas dari masih ada atau sudah berakhirnya pandemi Covid-19.

7 Hal yang Perlu Dilakukan Orangtua Sebelum Anak Kembali Sekolah Tatap Muka

1. Senantiasa Menjaga Daya Tahan Tubuh Anak.


Ini paling penting yakni senantiasa menjaga daya tahan tubuh anak. Dengan daya tahan tubuh yang tangguh akan membuat anak tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit. Caranya dengan memberikan nutrisi sesuai kebutuhan anak. 

2. Beri pemahaman dasar pada anak tentang Covid-19.

Ada banyak informasi terkait covid-19. Namun aku sebagai seorang ibu membuat definisi covid-19 menjadi lebih sederhana agar anakku yang masih kelas 2 sekolah dasar paham dengan penjelasanku. Seperti ini, Covid-19 itu virus yang berbahaya. Kalau terkena virus covid-19, membuat susah bernafas.  Jadi agar tidak terkena virus ini, caranya adalah dengan  harus mempraktekkan protokol kesehatan. Kalau ada yang bersin atau batuk, segeralah menjauh dan sebagainya. 

Cara lain yang aku gunakan yakni memberikan buku tentang covid-19 pada anakku. Salah satunya seperti buku yang ada di aplikasi let's read berikut ini. 


7 Hal yang Perlu Dilakukan Orangtua Sebelum Anak Kembali Sekolah Tatap Muka

Baca juga: baca dan download buku anak gratis di Let's Read

3. Latih anak menerapkan protokol kesehatan.

7 Hal yang Perlu Dilakukan Orangtua Sebelum Anak Kembali Sekolah Tatap Muka

Sejak daerah tempat tinggalku mulai ada yang terkena covid-19, aku sudah mulai menerapkan protokol kesehatan Covid-19 pada keluarga kecilku. Alhamdulillah semua mau menerapkannya. Bahkan sekarang keluarga kecilku sudah terbiasa dengan protokol kesehatan. Sekarang, kemana-mana selalu pakai masker, dan bawa hand sanitizer atau rajin cuci tangan pakai sabun.

Oya salah satu cara yang aku gunakan untuk mengenalkan hingga membuat anakku ingat dengan bagian bagian dari protokol kesehatan adalah mengajaknya bernyanyi lagu "Ingat Pesan Ibu" yang dinyanyinya oleh grup band Padi Reborn. 


7 Hal yang Perlu Dilakukan Orangtua Sebelum Anak Kembali Sekolah Tatap Muka
YouTube Padi Reborn


4. Survey ke sekolah.

Mengetahui kondisi lingkungan sekolah secara langsung di masa pandemi begini amat penting, bagiku. Agar aku tahu seperti apa dan bagaimana kesiapan sekolah sebelum mulai tatap muka mulai dari peraturan di sekolah terkait pandemi Covid-19, pengaturan posisi duduk di kelas, ketersediaan tempat untuk mencuci tangan dan sebagainya.

5. Koordinasi dengan pihak sekolah.

Orangtua juga perlu melakukan koordinasi dengan pihak sekolah. Agar orangtua tahu apa yang perlu dilakukan untuk mendukung usaha sekolah dalam menghalau Covid-19 di sekolah jika pembelajaran tatap muka benar-benar dilaksanakan.

6. Mempersiapkan benda-benda penting yang akan dibawa anak ke sekolah.

Biasanya, kalau sekolah, anak hanya membawa perlengkapan sekolah dan kadang juga kotak bekal serta botol minum. Namun, karena tengah pandemi, maka yang perlu dibawa ke sekolah jadi bertambah seperti masker, hand sanitizer, face Shield, tisu, dan sebagainya. Jadi orangtua perlu mempersiapkan itu semua di rumah.

7. Vaksin virus covid-19.

Ini yang paling dinanti-nanti oleh semua orang di banyak negara yakni kehadiran vaksin virus covid-19. Demikian juga dengan.  masyarakat Indonesia. Menanti banget kalau aku mah.

Ini sebagai salah satu ikhtiar agar terhindar dari virus covid-19. Ikhtiar lainnya ya tetap jaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan. Jadi misalkan kalau vaksin virus covid-19 sudah ada, aku mau banget mendapatkan vaksin tersebut. Sayangnya, aku dan kamu Mamis belum bisa mendapatkan vaksin covid-19, yak. Semoga segera deh, ya. Aamiin

Etapi kemarin, aku nonton berita di tv. Katanya vaksin Sinochem virus covid-19 sudah tiba di Indonesia. Waaahhh, aku langsung berbunga bunga juga bersyukur Alhamdulillah donk. Sayangnya, aku cuma nonton sekilas soal berita itu. Karena keburu rempong di kedai.

Trus pas luang, aku mencoba mencari berita tentang vaksin Covid-19 di Halodoc. Iya, aku memang kalau cari informasi atau referensi tentang kesehatan jiwa juga raga di Halodoc. Soalnya pembahasan kesehatan di Halodoc itu lengkap. Ditambah lagi artikel artikel di Halodoc ditinjau langsung oleh para dokter yang memang ahlinya di bidang kesehatan.

Adapun informasi yang aku dapatkan di Halodoc bahwa Vaksin Sinochem virus Covid-19 memang sudah tiba. Namun belum bisa langsung dipakai melainkan perlu beberapa tahapan lagi untuk akhirnya bisa disuntikkan pada masyarakat. Baiklah, aku setia menanti sampai akhirnya vaksin virus covid-19 siap digunakan untuk memvaksin masyakarat negeri ini.

Jadi seperti itu hal-hal yang aku persiapkan sebelum anak kembali sekolah tatap muka di masa pandemi Covid-19 yang belum juga pergi dari bumi Pertiwi ini. Tapi mau aku sih tetap, Mamis. Aku mau anakku sekolah online saja sampai pandemi benar-benar usai.

Mamis, kita memang masih harus terus berjuang untuk menjaga diri sendiri juga keluarga terutama dari virus covid-19. Semoga perjuangan kita untuk menghadapi dan menghalau virus covid-19 ini segera berakhir dengan happy ending ya, Mamis. Aamiin.



Tak Hanya Sebagai Obat Liver, Pien Tze Huang Juga Kaya Akan Khasiat Lainnya



Jika seandainya kesehatan hati terganggu maka akan berdampak pada penyakit yang lebih serius lagi pada tubuh. Mengingat betapa pentingnya fungsi dari organ tubuh yang satu ini bagi tubuh manusia. Umumnya penyakit atau gangguan pada hati ini sudah bisa dirasakan sejak awal, sehingga sebelum bertambah parah pastikan untuk segera melakukan pengobatan. Tak perlu khawatir karena banyak sekali diantara pilihan obat liver yang bisa Anda jadikan sebagai alternatif. Mulai dari obat-obatan herbal sampai dengan medis.



Hanya saja kebanyakan diantara masyarakat Indonesia sendiri cenderung prefer menggunakan obat herbal, karena khasiat yang diberikannya begitu banyak, selain itu juga lebih minim akan resiko efek samping berbahaya yang disebabkan olehnya. Salah satu diantaranya adalah obat herbal dari China yaitu Pien Tze Huang, salah satu obat liver yang sudah banyak dibuktikan khasiatnya. Selain membantu untuk mengatasi penyakit liver, nyatanya obat yang satu ini juga banyak menawarkan khasiat lain, yaitu:


1. Membantu mengobati tipes. Tipes ini juga tergolong masalah kesehatan yang sering dialami oleh masyarakat, karena infeksi dari bakteri Salmonella typhus. Bahkan dalam kondisi yang serius penyakit ini dapat memicu terjadinya masalah kesehatan yang serius karena komplikasi dengan penyakit lain, kandungan herbal yang ada di dalam Pien Tze Huang juga berfungsi dalam melawan infeksi bakteri tersebut.

2. Mempercepat penyembuhan luka bekas operasi, baik itu operasi besar layaknya by pass jantung, operasi caesar, saraf, kista, sinus, wasir sampai dengan operasi kecil layaknya cabut gigi, bisul dan sejenisnya. obat ini bekerja secara aktif untuk membantu mempercepat proses penyembuhan lukanya.

3. Membantu dalam memperlancar peredaran darah, mencegah terjadinya penggumpalan darah, kondisi yang bisa berakibat serius pada kesehatan organ cardiovascular.

4. Dapat mencegah terjadinya infeksi yang disebabkan oleh bakteri.


Begitu banyak bukan manfaat yang ditawarkan oleh Pien Tze Huang selain digunakan sebagai obat liver. Namun pastikan hanya membeli produk aslinya yang diimpor secara langsung oleh PT. Saras Subur Abadi, distributor resminya yang ada di Indonesia.


Macam-macam Fungsi Masker



Sejak covid-19 muncul, masker  menjadi salah satu barang yang banyak diminati. Saking banyak peminatnya, masker sempat menjadi barang yang langka dan begitu muncul malah jadi barang mahal yang mana dulunya 5000 dapet 3pcs masker medis, sekarang malah 5000 dapet 1 biji. Ini pun jarang banget tempat yang jual dengan harga segitu. Terakhir yang jual masker medis dengan harga segitu kalau nggak salah Ramayana yak.

Belakangan, pemerintah menganjurkan menggunakan masker kain ketimbang masker medis. Alasannya? Agar tenaga medis tidak kesulitan mencari masker medis. Masker medis untuk tenaga medis alias tenaga kesehatan. Mungkin anjuran ini berlaku untuk sementara, selama masa pandemi. Anjuran pemerintah yakni untuk menggunakan masker kain saja. Lagi-lagi aku mendukung anjuran pemerintah untuk memakai masker kain saja. Mengingat kalau pakai masker kain, tidak akan adanya kelangkaan masker medis sehingga hal ini dapat memudahkan nakes untuk mencari masker medis. Di samping itu, pakai masker kain bikin kantong nggak jebol karena harus bolak balik beli masker medis. Kan masker kain bisa dicuci. Jadi bisa lebih hemat pengeluaran kalau pakai masker kain. Hehe.

Fungsi masker adalah untuk menjaga diri dari serangan virus. Kalau sebelum masa pandemi ini, masker berfungsi untuk menghindar dari  virus influenza. Nah berubung sekarang lagi masa pandemi covid 19,  jadi influenza tidak lagi jadi musuh utama, melainkan si corona. Dah, itu aja yang ada dipikiran. Copad copid copad copid.

Tapi kalau bagi aku, masker tidak hanya berfungsi untuk menjaga diri dari virus, melainkan buat menyembunyikan ekspresiku kalau lagi tidur di angkutan umum. Hahay. Penting, bagi ku, karena ekspresiku kalau lagi tidur sungguh nggak ada biuti biutinya, udah ngowo, ngiler pisan. Hahaha.

Trus fungsi lainnya yakni untuk memberi kesan kalau aku galak, jutek, sangar pas lagi di tempat ramai misal terminal atau angkutan umum. Ini kata suami sih, kalau aku pakai masker katanya keliatan sangar, tapi kalau nggak pakek masker keliatan lugu culun cupu. *waduh. Jadi suami menganjurkan aku pakai masker pas lagi bepergian sendirian. "Biar nggak ada yang jahilin, usil, aneh2". Ini memang benar adanya. Apa yang dianjurkan suami emang benar. Sudah aku buktikan. Kalau pas nggak pakek masker, tu abang-abang di terminal pada usil nyuit2in yang asli bikin aku risih setengah mati. Tapi kalau pakek masker nggak ada yang begitu.

Masker juga berfungsi untuk memberi kesan kalau aku lagi nggak pengen diajak ngobrol saat naik angkutan umum. Karena aku suka memanfaatkan masa-masa di angkutan umum untuk me time sejenak seperti dengerin lagu atau tidur.

Fungsi lainnya yakni untuk menjaga kulit wajah dari paparan sinar matahari alias biar nggak item, ceu. Hahay.

Oya, ada juga yang menjadikan masker sebagai bagian dari fashion, lho. Aku juga kaget pas baca berita soal ini tapi ini fakta sih yah. Lalu gimana sih bentuk masker yang dijadikan bagian dari fashion. Nih udah aku jentrengin buat kalian di bawah ini.


Nah, kalau kalian gimana?

Penerapan Sosial Distancing yang Setengah Setengah


Sosial distancing, begitu familiar di telinga bukan? Yup, semenjak covid-19 menunjukkan eksistensinya di sini di negeri ini, sejak itulah anjuran-anjuran untuk melakukan sosial distancing digaungkan.

Social distancing merupakan salah satu cara menghindar dari tertularnya covid-19 yang dibawa oleh orang yang sudah terjangkit dengan ketentuan jarak minimal 1 meter. Tapi kalau aku sih, minimal 1.5 meter hingga 2 meter. Karena aku baca artikel dari inews dan suara.com, bilang bahwa radius percikan bersin bisa mencapai 1 meter lebih. Nah loh.

Di tempat tinggal aku, yang pertama kali mempraktekkan soal social distancing adalah Kantor Pos. Aku benar-benar mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh kantor pos. Gercep gitu.

Namun sejauh ini, penerapan social distancing masih belum maksimal. Masih ada lokasi-lokasi yang orang-orangnya pada berjubel jubel rapet euy.

Awalnya aku nggak masalah dengan hal itu. Tapi begitu ada pasien positif covid-19, beuughhh, rasanya gemes sendiri kalau ada yang belum menerapkan social distancing. Yang teledor-teledor begini malah bisa membahayakan yang sudah ikhtiar maksimal untuk social distancing atau mengikuti aturan pemerintah. Kezel.

Tapi ya mau gimana lagi. Susah memang mah. Dikasih tahu malah ngeyel, bilangnya kurang iman karena takut sama corona. Yaelah nggak gitu juga bambang maemunah. Hadeehh.

Jadi, daripada membahayakan diri sendiri, aku mengurangi betul berinteraksi alias lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Urusan keluar rumah sudah diambil alih semua sama pak suami.

Dah, tetap selipkan do'a ya manteman semoga corona segera kelar dari bumi pertiwi dan seluruh dunia. Aamiin.

Tindakan Preventif Agar Terhindar dari Covid-19



Aku bersyukur dengan adanya kecanggihan teknologi saat ini sehingga membuat informasi menyebar dengan cepat terutama informasi yang dibutuhkan oleh orang banyak yakni soal Tindakan Preventif Agar Terhindar dari Covid-19. Tinggal diri sendiri yang harus pandai memilah dan memilih mana informasi yang bukan hoax.

Informasi soal covid 19 ini sendiri cukup mudah didapatkan. Banyak media-media kredibel yang menginformasikannya secara detail. Namun, sejauh ini aku lebih sering mengakses informasi soal covid 19 melalui website www.who.int dan websitenya kemenkes.

Nah, di dalam www.who.int dibahas secara rinci mengenai tindakan preventif yang bisa kita lakukan agar terhindar dari Covid-19.

Sebelumnya, ada 2 tindakan yang berbeda. Pertama yakni tindakan preventif untuk diri sendiri dan yang kedua yakni tindakan preventif jika (terpaksa) mengunjungi wilayah zona merah covid 19.


Tindakan preventif untuk diri sendiri
1. Sering mencuci tangan. Lebih diutamakan mencuci di air mengalir menggunakan sabun. Namun kalau tidak ketemu tempat cuci tangan maka gunakan saja hand sanitizer. Atau cairan antiseptik. Nah alkohol yang ada di dalam cairan tersebutlah yang mampu membunuh virus covid 18 yang ada di tangan.

2. Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin.

3. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Mengapa? Tangan menyentuh berbagai permukaan benda dan virus penyakit ini dapat tertempel di tangan.

4. Pastikan kita juga orang-orang di sekitar kita mengikuti etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu bekas tersebut.

5. Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat.

6. Tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot-hotspot COVID-19 (kota atau daerah di mana COVID-19 menyebar luas). Jika memungkinkan, hindari bepergian ke tempat-tempat tersebut – terutama jika kamu sudah berusia lanjut atau mengidap diabetes, sakit jantung atau paru-paru. Mengapa? Karena e karena kemungkinan tertular COVID-19 lebih tinggi di tempat-tempat tersebut.

Tapi kalau ada yang memang harus dan terpaksa keluar rumah misal karena mencari nafkah, ada caranya juga untuk menghindar dari terjangkit covid-19.
1. Ikuti panduan di atas.
2. Setelah dari luar, isolasi diri sendiri sekitar 14 hari. Kalau keluar setiap hari gimana? Ya isolasi diri setiap hari. Nggak mau kan menularkan covid 19 ke anak juga istri apalagi orangtua. Jadi please sadar diri. Meskipun merasa kondisi sehat tetap harus isolasi diri. Karena siapa yang tahu, siapa yang bisa memastikan ada tidaknya virus corona di badan? Jadi ya mending berjaga-jaga, berhati-hati, demi diri sendiri dan orang-orang terkasih. Kalau nggak sadar diri dan nggak mau melakukan ini, oke fix kalau dikubur biarin budal sendiri.

3. Jika kamu demam, batuk dan kesulitan bernapas, segera minta nasihat dokter karena kondisi ini bisa jadi dikarenakan infeksi saluran pernapasan atau kondisi serius lainnya.

Sederhana, bukan? Iyup sederhana banget, dan mudah euy. Cuma butuh kesadaran dan disiplin diri aja. Please, praktekin yak. Please please please. Agar kita terhindar dari virus corona. Aamiin.

Cara Membantu Sesama Saat Pandemi


Beberapa tahun lalu, nggak lama, negeri ini disibukkan dengan dunia politik. Perdebatan dimana-mana, muncul kelompok pendukung si A, pendukung si B, lengkap dengan teori analisis hingga pandangan masing-masing kelompok. Hal ini, nggak bisa dipungkiri, berhasil membuat rasa nggak nyaman antara saudara sebangsa dan setanah air. Ah nggak usah terlalu luas yak, bahkan ada yang perang dingin di lingkup keluarga. Nah loh.

Aku sempat terpikir, ini koq bisa kayak gini, koq bisa nggak nyatu gini. Ingin memaklumi, bahwa wajar adanya perbedaan pendapat, pandangan, pemikiran. Tapi ya nggak gontok-gontok an juga. Hhhhh.

Aku juga mikir, ini gimana caranya agar tetap nyatu yak, nggak gontok-gontok an lagi soal politik, atau perbedaan lainnya. Kata suami, biasanya kalau ada musuh bersama, bakal nyatu lagi Indonesia. Aku mengiyakan hal itu. Karena aku ingat waktu kompetisi sepak bola yang mana seluruh penjuru mendukung team sepak bola mengalahkan tim lawan. Demikian juga dengan perlombaan lainnya. Oleh sebab itu, aku menyambut senang kalau ada momen-momen kompetisi olahraga atau apapun. Karena di situ kita benar-benar nyatu, mendukung dan mendo'akan. Hal senada juga ditunjukkan waktu negeri ini tertimpa musibah berupa bencana alam. Semua berbondong bondong membantu saudara sebangsa dan setanah air yang tertimpa bencana tersebut. Lalu bagaimana saat negeri ini diserbu covid-19? Apakah akan terjadi hal yang sama sebagaimana yang sudah aku sebutkan di atas?

Alhamdulillahnya iya, sama. Dari awal covid-19 ini, beberapa orang sudah mengulurkan tangan untuk memberikan bantuan. Salah satunya yakni selebgram Rachel Vennya yang turut menyumbang dan membuka pintu bagi yang ingin membantu. Lanjut lagi, masih di awal-awal covid-19, produsen Wardah pun turut menggelontorkan dana yang tak sedikit.

Alhamdulillah. Makin ke sini, makin banyak yang mengulurkan tangan dengan caranya masing-masing, semampunya. Salah satunya seperti yang dilakukan Blogger hits, Mak Gaoel, yang memanfaatkan kemampuan menjahitnya untuk membuat masker lalu dibagi-bagikan secara gratis. Sampai saat ini sudah 250 masker yang dibagikan secara gratis.

Adalagi, blogger hits juga, mbk Ferdias Bookelmann, yang juga turut serta membantu dengan cara membagikan sabun cuci tangan cair secara gratis.

Dan masih banyak lagi tindakan-tindakan untuk membantu sesama selama masa pandemi covid 19 ini.

Aku, tentu terinspirasi dengan apa yang orang-orang yang aku sebutkan di atas lakukan. Sayangnya, apa yang aku lakukan tak sekeren yang mereka lakukan. Karena sejauh ini, tindakan yang bisa aku lakukan untuk membantu sesama yakni mengingatkan orang-orang yang ada di sekitar aku untuk patuh pada aturan pemerintah dan melaksanakan anjuran dari divisi kesehatan mengenai cara menghindar dari virus Covid 19. Kemudian tak lupa, aku menyelipkan do'a agar negeri ini kembali sehat seperti sebelum covid-19 tiba. Aamiin.

Yuk, kita lakukan apa yang bisa kita lakukan untuk membantu sesama dalam menghadapi covid 19. Semampu kita.

Pengaruh Negatif Positif Covid-19 di Kehidupan Sehari-hari


Sejak pindah ke Bali awal tahun ini, aku njajal profesi baru, masih sama seperti yang dulu, usaha kuliner. Bedanya, kalau dulu kedai kopi, kalau yang sekarang kedai basmi alias bakso dan emmie *hahay. Alhamdulillah, usahaku ini mendapat sambutan yang baik. Ramai pembeli. Alhamdulillah.

Belum sampai sebulan, aku mendaftarkan usahaku ke dinas bagian umkm. Alhamdulillah nggak butuh waktu lama, usahaku sudah masuk di daftar umkm di Bali. Tujuanku melakukan ini yakni agar dapat ilmu, dapat pengetahuan terkait pengembangan produk yang aku jual, sama satu lagi dink, memperluas jaringan pertemanan. Ya kali aja ada pembeli yang nyangkut dari jaring-jaring pertemanan yang sudah kusebar. *uhuy.

Nah, dengan jangka waktu yang bisa dibilang relatif singkat, aku sudah bisa merasakan rasa manis dari usaha kuliner yang aku jalani. Awalnya yang cuma niat usaha kuliner buat survive di masa awal pindah ke Bali, eee siapa sangka malah lebih dari itu yang aku dapatkan. Aku sudah bisa menabung dari hasil jualan. Alhamdulillah.

Pengaruh Negatif Covid-19 di Kehidupan sehari-hari

Gitu ya, kalau Allah sudah berkehendak soal nasib hambaNya. Makcling gitu aja. Usaha kuliner yang aku jalani sudah bisa kucicipi madunya.

Dan gitu juga, kalau Allah sudah berkehendak. Covid-19 yang datangnya tiba-tiba dan langsung banyak aja di Bali berhasil nan sukses bikin usaha kulinerku sepi seketika. Yang awalnya omset sampai Rp. 400.000 perhari, berubah jadi omset Rp. 100.000 perhari. Selisih kurang lebih Rp. 300.000. Banyak, kan?

Tak jauh beda dari dunia nyata, penghasilan dari dunia maya alias dunia blogging pun demikian. Sepiiiiii tawaran ngejob untuk blogger. Hiks.

Beruntung aku masih punya tabungan yang bisa dipakai untuk survive selama pandemi covid-19 ini. Jadi insyaAllah tetap semangat menjalani hari-hari *asek.

Itu pengaruh covid-19 dari segi penghasilan. Dan ini yang paling terasa sih. Sama satu lagi, nggak bisa keluar rumah buat jualan, jalan-jalan, kemana-mana. Selain itu? Alhamdulillah berjalan seperti biasa. Nggak ada pengaruh negatif lainnya lagi. Malah aku merasa ada pengaruh positifnya juga.

Pengaruh positif Covid-19 di Kehidupan Sehari-hari.

Salah satu pengaruh positif covid-19 adalah jadi lebih sering menghabiskan waktu bersama keluarga. Kemudian aku bisa melakukan hal yang ingin lakukan namun ketunda-tunda terus karena soal waktu luang. Nah sekarang berubung punya waktu luang yang lama dan banyak, jadi aku manfaatkan sebaik mungkin dah. Mulai dari milih-milih pakaian yang sudah nggak kepakek, sortir buku, belajar masak buat menu baru di kedai, hingga jahit baju untuk bocil. Alhamdulillah.

Namun, terlepas dari pengaruh negatif atau pengaruh positif covid-19, aku selalu berdo'a dan berharap semoga covid-19 segera ambyar dari muka bumi ini. Semoga para dokter, perawat, dan semua yang terlibat di garda depan, senantiasa dijaga dan diberi kesehatan sama Allah. Dan semoga kita semua sehat kuat tangguh melawan covid-19 ini.

Apa Itu Covid-19?



Pertama kali aku 'ngeh' soal covid 19 ini dari berita-berita di tv yang mengabarkan sebuah daerah tengah diserang covid-19. Daerah tersebut yakni Wuhan Cina. Dari awal 'ngeh' aku sudah baper dengan virus ini, secara penyebaran virus ini di wuhan bisa dibilang massive. Saking bapernya, sontak aku komat kamit melantunkan do'a dan harap semoga covid-19 nggak nyampek di sini, di Indonesia ini. Karena apa? Sederhana saja, nggak mau ngalamin seperti yang dialami masyarakat Wuhan dimana puluhan hingga ratusan orang jatuh sakit dalam satu waktu karena terkena virus ini. Fakta ini menunjukkan bahwa virus ini nggak boleh dianggap remeh.

Lalu, beberapa waktu kemudian, beberapa negara mengkonfirmasi bahwa covid 19 sudah sampai di negeri mereka. Sama, mulai dari puluhan lalu ratusan orang jatuh sakit dalam satu waktu.
'Buset  dah, dahsyat bener ni virus, apa sih covid-19 itu?" Gumamku dalam hati.

Penasaran aku pun mencari informasi terkait covid 19 ini.

Apa itu Covid-19?

Dari website www.who.int dijelaskan,

Penyakit Covid-19 ini merupakan jenis coronavirus yang baru ditemukan. Coronavirus ini sendiri adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Kemudian, covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019.

Gejala-gejala Covid-19
1. Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering.
2. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare.
3. Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap.

Cara Covid-19 menyebar,
1. Penularan covid-19 berasal dari orang lain yang terjangkit virus ini.
2. Jika orang yang terjangkit COVID-19 tersebut batuk atau mengeluarkan napas dan tidak menggunakan penutup atau masker maka sudah pasti ada percikan-percikan yang keluar lalu menempel di benda-benda atau permukaan-permukaan atau bahkan terkena orang yang sebelumnya tidak terjangkit.
3. Lalu, jika orang yang tidak terjangkit memegang benda-benda atau permukaan-permukaan yang sudah terkena percikan-percikan batuk orang yang terjangkit covid-19 lalu orang tersebut menyentuh hidung, mata atau mulut maka orang tersebut dapat menjadi yang terjangkit covid-19.
4. Orang yang terkena percikan secara langsung dari orang yang terjangkit covid-19 juga berpeluang ikut terjangkit covid-19.

Itulah sekilas mengenai covid-19.

Nah, aku masih ingat, waktu awal munculnya virus ini, informasi soal covid-19 masih belum sejelas dan sedetail sekarang. Karena awal-awal lebih banyak membahas soal dimana virus ini berasal yakni dari pasar wuhan, virus dibawa oleh kelelewar,  kebiasaan makan orang wuhan yang mengkonsumsi hewan-hewan ekstrim dan sebagainya. Selain itu juga, muncul broadcast-broadcast atau postingan-postingan di media-media sosial mengenai kemungkinan virus ini tiba di sini. Ada banyak seingatku broadcast-broadcast yang begitu. Sebagian besar yang aku temuin malah seperti meremehkan virus covid 19, katanya virus covid 19 nggak bakal ke sini, karena blablabla dan sebagainya. Faktanya sampai juga ni virus ke sini. Hiks. Ya mau gimana lagi, nasi sudah jadi bubur. Yang harus kita lakukan yakni melakukan apa yang bisa dilakukan. Yang paling sederhana, ikuti aturan pemerintah.

Tapi alhamdulillah, saat ini sudah banyak informasi terkait covid-19 secara jelas dan detail bahkan penelitian tentang covid-19 inipun masih terus berlanjut.

Dah, jangan lupa selipkan do'a, semoga virus covid-19 ini segera ambyar dari muka bumi ini. Semoga para dokter, perawat, dan semua yang terlibat di garda depan, senantiasa dijaga dan diberi kesehatan sama Allah. Dan semoga kita semua sehat kuat tangguh melawan covid-19 ini.

Tips Memilih Layanan Fisioterapi Panggil ke Rumah Terbaik

Cr. Aido

Layanan fisioterapi merupakan salah layanan medis yang bisa digunakan untuk beberapa kebutuhan kesehatan. Misalnya untuk layanan ini bisa digunakan untuk penderita Alzheimer, stroke, cidera setelah olahraga, dan juga anak yang mengalami kelainan syaraf. Sehingga dari macam layanan tersebut maka layanan kesehatan ini termasuk ke dalam layanan yang penting dan bermanfaat untuk dipilih.

Fisioterapi pada umumnya dapat memberikan latihan dengan memberikan gerakan-gerakan yang dapat digunakan untuk dapat melatih saraf seseorang agar dapat untuk normal kembali. Atau setidaknya ketika tidak bisa kembali ke normal maka bisa untuk menghindari kerusakan yang lebih lanjut.


Oleh karena itulah Anda membutuhkan jasa fisoterapi baik yang bisa didapatkan di rumah sakit ataupun bisa dipanggil ke rumah. Bagi Anda yang menginginkan kemudahan dan menggunakan layanan fisioterapi bisa datang ke rumah , maka ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan agar mendapatkan fisioterapi yang terbaik, antara lain:

Pilih cara mendapatkan fisioterapi
Hal pertama yang bisa Anda perhatikan ketika akan memilih fisioterapi yang bisa untuk dipanggil dan memberikan pelayanan di rumah adalah dari cara mendapatkannya. Anda harus memilih tempat yang aman untuk mendapatkan fisioterapi yang akan digunakan jasanya.

Seperti misalnya mendapatkan rekomendasi dari rumah sakit ketika Anda setelah melakukan perawatan di rumah sakit tersebut. Dari rekomendasi rumah sakit maka tentunya Anda akan mendapatkan fisoterapi yang aman.

Selain itu untuk cara mendapatkan fisioterapi yang aman selanjutnya adalah bisa menggunakan aplikasi online. Hal ini tentunya bisa digunakan untuk mendapatkan fisioterapi yang dengan mudah.

Ada banyak aplikasi yang ada untuk menawarkan aplikasi, tetapi pilihlah aplikasi yang terbaik dan juga aman. Seperti misalnya Anda bisa untuk memilih aplikasi yang menawarkan tenaga kerja dengan layanan yang beragam seperti Aido.

Layanan tersebut memberikan tenaga medis tidak hanya dokter saja tetapi juga perawat dan fisioterapi yang bisa Anda pilih. Sehingga dengan menggunakan aplikasi tersebut, Anda juga akan mendapatkan fisioterapi yang aman dan berpengalaman.

Pengalaman fisioterapi

Hal selanjutnya yang bisa diperhatikan ketika akan memilih fisioterapi adalah bisa untuk memperhatikan pengalaman yang dipunyai oleh seorang terapis. Hal ini sangat penting untuk mengetahui pengalaman dan juga kemampuan yang dimiliki oleh tenaga medis tersebut. Untuk memastikan hal ini Anda bisa untuk melihat dan melakukan pengecekan terhadap sertifikat pelatihan yang dimiliki oleh fisioterapi. Sertifikat tersebut dapat untuk menunjukan kinerja dan juga pengalaman yang telah dipunyai dari pelatihan yang pernah dilakukan.

Waktu kunjungan

Hal selanjutnya yang penting untuk diperhatikan adalah mengenai waktu kunjungan yang akan didapatkan. Waktu ini dapat untuk mempengaruhi banyak hal lainnya seperti misalnya keefektifan kunjungan yang dilakukan dan juga tarif fisioterapis yang akan diberikan. Sehingga untuk beberapa hal tersebut harus didiskusikan pada awal, seperti misalnya ketika akan Anda menggunakan aplikasi Aido untuk memilih fisioterapi. Dimana aplikasi tersebut akan memberikan rincian biaya di awal untuk waktu kunjungan fisioterapi hingga 1 jam setiap kunjungannya.

Jenis layanan yang diberikan

Hal terakhir yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan g adalah dengan memilih jenis layanan yang diperhatikan. Hal tersebut karena setiap fisioterapi akan mempunyai spesialisasi yang berbeda.

Cr. Aido

Seperti bagi Anda yang menggunakan jasa fisioterapi untuk penderita stroke maka bisa untuk memilih fisioterapi neurologis. Layanan yang diberikan juga akan cocok untuk penderita stroke yaitu untuk melatih syaraf yang rusak dan juga mencegahnya agar tidak bertambah parah.

Biaya Vaksin Tifus di Jombang



Ibu mana yang hatinya tak remuk redam manakala anaknya terbaring di rumah sakit? Ah, rasanya, kebanyakan ibu, pasti merasakan rasa seperti itu, termasuk aku.

Menjelang akhir tahun kemarin adalah kali keempat anak pertamaku masuk rumah sakit. Meskipun sudah kali keempat. Tapi tak lantas menjadi suatu hal yang biasa. Tetap saja ada rasa bersalah menggelayut di dada. "Kenapa bisa begitu? Kenapa nggak kamu jaga sebaik mungkin" itu lah kalimat yang terngiang ngiang dipikiranku.

Hari pertama di rumah sakit, hasil lab., rupanya belum menunjukkan penyebab suhu tubuh anakku panas, lemas, dan merasa pusing. Karena dokter pun belum yakin bahwa penyebab sulungku sakit adalah karena tifus. "Sepertinya lebih menunjukkan ke tipesnya, ini saya kasih resep dulu ya, kita lihat perkembangannya" begitu kata dokter anak. Namun, sulungku belum berangsur-angsur membaik.

Dari kompas.com, Demam tifoid atau tifus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang hidup di limbah dan makanan terkontaminasi.

2 hari kemudian, akhirnya dokter anak tadi meminta perawat untuk cek lab. lagi ke anakku. Nah, hasil lab. kali ini, meyakinkan dokter Retno (dokter spesialis anak), bahwa penyebab sulungku panas adalah karena terserang virus tifus tipe 4. Kemudian, dokter Retno memberikan resep lain yang alhamdulillah membuat sulungku berangsur angsur membaik. Lalu tepat di hari ketujuh, sulungku akhirnya diizinkan untuk pulang. Alhamdulillah. Pada saat visitasi, dokter Retno, sempat memberikan saran bahwa sulungku diberikan vaksin tifus saja.

Oya, aku sempat mangkel sama pihak RS yang tidak dengan cepat mendeteksi  penyebab sakit anakku. Karena pikirku semakin cepat terdeteksi semakin cepat penyembuhan. Tapi alhamdulillah rasa mangkel langsung sirna begitu aku baca-baca artikel di google yang katanya perlu beberapa hari untuk menyatakan seseorang terkena virus tifus atau tidak.

Aku mengiyakan saran dari dokter untuk memberikan sulungku vaksin tifus setelah browsing-browsing di mbah Google. Bahwa memang benar adanya bahwa diperlukan vaksin bagi mereka yang pernah mengalami dinaungi virus tipes.

Ada yang menyarankan untuk tidak memberikan vaksin tifus kepada ken dengan alasan yang menurutku aneh. Tentu aku tak melaksanakan saran tersebut. Aku dan suami sepakat akan memvaksin ken. Bagi kami, memberikan vaksin tipes adalah ikhtiar kami untuk menjaga si ken menderita tifus lagi. Gitu. 

Hari Sabtu pagi, kami berangkat ke tempat praktek dokter retno, Graha Tumbuh Kembang Anak, untuk memvaksin ken. Namun beberapa hari sebelumnya, suami aku menanyakan soal ketersediaan vaksin tifus, biaya untuk vaksin tifus, hingga jam dan hari untuk memberikan vaksin.

2 jam berlalu akhirnya tiba waktunya ken divaksin. Alhamdulillah, pemberian vaksin berjalan lancar dengan sedikit buliran air matanya si ken *hahay.

Kata dokter Retno, vaksin ini punya masa aktif sampai 3 tahunan. Gitu. Aku senang dengan apa yang disampaikan dr. Retno. Alhamdulillah, nggak tiap tahun divaksin tifus.

Oya, vaksin tipes di graha tumbuh kembang anak jombang ini dibandrol sekitar Rp. 435.000. Tarif ini sudah include dengan harga vaksin, jasa dokter, juga admin.

Pyuuuhhhh, lega rasanya setelah memberikan si ken vaksin tifus. Semoga dengan ikhtiar ini, si ken terhindar dari serangan virus tifus. Tentu tak lupa, tetap harus menjaga kesehatan si ken.

Nah, kalau di tempat kalian gimana, manteman? Berapa harga untuk vaksin tifys di tempat tinggal kalian? Kasih tahu aku yak. Di kolom komentar. Terima kasiiiiihhhhh.

Benjolan di Payudara

Kaget, waktu pertama kali aku menemukan benjolan di sekitar payudara. Lalu khawatir, karena pikiran otomatis mengarah pada:"Duh, masa kanker payudara, ya Allah".
Kekhawatiran tersebut pun lalu menjadi lelehan air mata.

Lebay, ih.
Terserah mau dibilang apa. Kenyataanya memang aku setakut itu, sekhawatir itu, mengingat tidak sedikit wanita yang mengalami kanker payudara bahkan beberapa ada yang sampai meninggal dunia.

Aku mulai sadar akan adanya benjolan di payudaraku saat merasakan ada sesuatu yang tidak nyaman di area payudara. Aku cek, aku raba-raba, ternyata ada benjolan yang lumayan besar, kira-kira sebesar gundu alias kelereng.

Aku heran, koq bisa langsung sebesar itu, koq bisa langsung gede ukurannya, padahal kemarin-kemarin, rasanya tidak ada benjolan di payudara.

Aku cerita ke suami tentang hal ini. Respon suami adalah langsung mengajakku ke dokter kandungan. Ya, kebetulan saat itu aku tengah hamil anak pertama.

Tibalah aku di dokter kandungan. Beberapa pertanyaan aku ajukan, antara lain: "Apakah benjolan ini adalah bibir kanker payudara?" Lalu "Apa yang harus dilakukan".

Jawaban dokter begini:
Ada 2 kemungkin, bisa jadi memang bibit kanker payudara, tapi bisa jadi juga hanya  karena hormon saat hamil. Kalau benjolan itu muncul karena hormon selama kehamilan maka saat melahirkan benjolan itu akan hilang dengan sendirinya. Lalu kalau memang itu bibit kanker maka perlu dilakukan operasi. Ini bisa dilakukan setelah melahirkan.
"Jadi tunggu dulu sampai setelah melahirkan, kalau masih ada benjolan meski sudah melahirkan maka perlu diberikan tindakan lebih lanjut" kata dokter.

Tiba waktu melahirkan.
Benjolan itu masih ada.
Sebulan.
Dua bulan.
Hilang.
Jadi benjolanku ternyata benjolan yang muncul karena faktor hormon selama kehamilan. Atau yang lebih dikenal dengan nama fibroadenoma.
Alhamdulillah.

Fibroadenoma erupakan tumor jinak pada payudara yang paling sering terjadi. Fibroadenoma umumnya tidak terasa nyeri, dan jika diraba terasa bulat, padat, kenyal, dan dapat bergeser.
Tumor jinak ini paling sering dialami wanita usia 20-30 tahun. Fibroadenoma terjadi ketika tubuh membentuk jaringan kelenjar susu berlebihan. Fibroadenoma umumnya dapat hilang dengan sendirinya, tapi terkadang dapat juga menetap dan membesar, terutama saat hamil. Penyebab fibroadenoma tidak diketahui dengan pasti. Diduga fibroadenoma disebabkan karena sensitivitas yang meningkat terhadap hormon estrogen. Fibroadenoma dapat ditangani dengan operasi.

Meskipun begitu, aku tetap harus menjaga diri dari munculnya benjolan yang bisa jadi bibit kanker. Karena kanker tidak pilih-pilih mau menyapa siapa. Salah satunya menyapa wanita di kampungku, sebut saja namanya fulanita.

Awalnya fulanita ini menganggap bahwa benjolan yang ada di payudaranya adalah benjolan biasa. Ia pun tak hendak memeriksakan benjolannya ke dokter. Ia baru ke dokter saat kesehatannya mulai memburuk yang tak lain disebabkan karena benjolannya sudah berubah jadi kanker. Sempat disarankan untuk melakukan operasi. Tapi entah gimana fulanita tidak melakukan hal itu sampai akhirnya ia menghembuskan nafas. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.

Ini tentu jadi pelajaran berharga. Bahwa tidak seharusnya meremehkan benjolan yang ada di payudara.

Memang, dari yang aku alami, tidak semua benjolan yang ada di payudara atau sekitarnya merupakan benjolan kanker payudara.


Dari alodokter, ada gejala berupa benjolan yang harus diwaspadai terkait kanker payudara. 
  • Terdapat benjolan atau penebalan pada payudara atau di dekat payudara, misalnya di ketiak, yang tetap terasa setelah masa haid selesai. Benjolan tidak bisa bergeser ketika ditekan atau digerakkan.
  • Terdapat area yang jelas terasa atau terlihat berbeda dibanding daerah sekitarnya, pada salah satu atau kedua bagian payudara.
  • Terjadi perubahan pada bentuk, ukuran, dan kontur payudara.
  • Terjadi perubahan pada kulit payudara atau pada puting, seperti kemerahan, cekung, berkerut, tanda-tanda peradangan, atau bersisik.
  • Keluar cairan bening atau darah dari payudara.

Akan tetapi alangkah baiknya, kita sebagai wanita tetap harus waspada dan tidak meremehkan manakala ada benjolan di payudara atau sekitar payudara. Karena dengan bersikap waspada, maka insyaAllah dapat menghalau segera yang namanya kanker payudara.

Sikap waspada akan kanker payudara dapat dilakukan dengan cara rutin mengecek payudara dengan melakukan gerakan SADARI. Caranya cukup mudah, seperti pada gambar di bawah ini.


Nah, jika menemukan benjolan di payudara atau sekitarnya, maka alangkah baiknya adalah segera berkonsultasi ke dokter. Kalau bisa lakukan mammograf atau usg payudara. Tapi alat ini masih jarang. Tidak semua daerah punya alat ini. Di tempat tinggalku juga belum ada.

Intinya, sebagai wanita, kita harus peduli dengan kesehatan sendiri. Kalau bukan diri sendiri, siapa lagi?

Selain peduli dengan kesehatan payudara sendiri, kita juga harus peduli dengan kesehatan sesama wanita. Bentuk kepedulian yang bisa kita lakukan seperti mengingatkan untuk menjaga kesehatan payudara atau melakukan SADARI, berbagi informasi terkait kanker payudara agar semakin banyak yang paham dengan kanker payudara, dan terakhir membantu orang-orang yang tengah berjuang melawan kanker payudara, terutama bagi mereka yang mungkin dalam kondisi ekonomi yang sedang sulit.

Wacoal, yang merupakan brand pakaian dalam yang diproduksi oleh sebuah perusahaan pakaian dalam asal Jepang-Wacoal Inc., menunjukkan kepeduliannya akan kanker payudara melalui pemberian bantuan bagi orang-orang yang terkena kanker payudara. Wacoal juga menfasilitasi bagi kita-kita yang ingin membantu orang-orang yang tengah melawan kanker payudara dengan menyediakan kotak donasi di Toko Wacoal. Nah, bagi kamu yang mau donasi, bisa ke toko Wacoal di daerah tempat tinggalmu.

Selain Wacoal, Blogger Perempuan juga turut menunjukkan kepeduliannya pada kanker payudara. Adapun bentuk kepedulian Blogger perempuan adalah dengan mengajak melakukan kampanye tentang Kanker Payudara yang berkolaborasi dengan Wacoal.  “Breast Cancer Blogger Perempuan Movement, in Collaboration with Wacoal

Harapannya tentu agar semakin banyak wanita yang teredukasi tentang kanker payudara. Aku, selaku anggota Blogger Perempuan, pun tertarik untuk ikut kampanye ini melalui seuprit pengalaman yang aku miliki.

Akhir kata, ingat, yuk jaga kesehatan payudara kita. Agar terhindar dari kanker payudara.
Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

Beli Tiket Pesawat untuk Mudik 2025 di BRImo aja

Kemarin, iseng lihat kalender tahun 2025. Dan kaget donk, ternyata lebaran Idul Fitri kurang dari 3 bulan, wow.  salah satu momen mudik (dok...