My Dear Diare

“Genggam batu aja, nanti ilang-ilang sendiri”’
Apanya? Batunya?

Pernah denger yang kayak gitu nggak?. Kalau diperjalanan trus tiba-tiba perut ules atau ebelet pipis, kita disuruh menggenggam batu kecil kuat-kuat. Nanti mules atau kebelet pipisnya bisa hilang.
Pernah nggak ?
Ih saya pernah loh kaya’ gitu, swear tekewer kewer dah. Dua batu pula. Tangan kanan dan tagan kiri. Waktu itu perjalanan dari bali menuju Jombang. Tak cukup tangan saja yang membawa batu, kantung baju juga saya isi dengan beberapa bau kecil. Jaga-jaga, kalau batu yang di tangan hilang. Nah loh?. Parah kan?.

Hampir 5 hari sejak saya berada di Bali, kian hari diare saya semakin menjadi. Karena ibuk tak tega, akhirnya ibuk memaksa saya untuk pergi ke dokter. Saya sebenarnya malas, karena saya pikir hanya sakit begini saja, paling sebentar lagi juga sembuh. Namun karena permintaan ibuk, saya akhirnya berangkat juga ke dokter.

Tiba di sana, saya harus antri terlebih dahulu. Sebelum masuk ke ruang dokter, juru tulis pun menanyakan keluhan-keluhan saya. Setelah itu juru tulis berkata :
“mbak sudah haidh belum bulan ini?”
Ah dipanggil ‘mbak’ membuat saya tersipu-sipu *hahayyy.
Saya pun menggeleng.
“nanti kalau telat, mbaknya kesini lagi ya, ada kemungkinan mbaknya hamil, nanti urusannya sama saya” begitu kata mbak juru tulis yang ternyata seorang ibu bidan, ada amd.keb di papan namanya.
Saya mengangguk.
Seneng sih. Tapi begitu keluar dari ruang dokter. Tanda tanya besar muncul di kepala.
“Koq dokternya ndak bilang gitu juga ya ???”
Daripada tanda tanya saya semakin besar maka begitu sampai di rumah saya pun langsung bertanya ke mbah gugel.
Klik klik klik. Ketemu. Dan inilah jawaban dari mbah gugel.
Salah satu tanda kehamilan adalah perut kembung dan sakit. 
Selama masa awal kehamilan, hormon pada tubuh mengalami perubahan. Hal ini menyebabkan perut terasa kembung dan terkadang disertai dengan rasa sakit/sedikit nyeri di bagian perut bawah. Gejala atau tanda ini biasanya hanya ditemukan dua atau tiga minggu setelah proses pembuahan. Terkadang di awal-awal kehamilan si calon ibu tak jarang mengalami diare, karena perubahan kondisi perut.

Penjelasan dari mbah gugel memang sudah detail. Tapi hati masih ragu sebelum benar-benar melihat dua garis merah dulu. Baiklah saya akan sabar menunggu waktu haidh tiba. Toh kurang 5 hari lagi. Setelah itu baru saya akan cek and ricek dengan test pack.

3 hari kemudian diare saya berhenti. Lalu berganti dengan be to the ser alias beser (boalk balik pipis ke kamar mandi). Alhasil selama menunggu bis malam menuju Jombang datang, saya pun harus bolak-balik ke kamar mandi. Waktu itu saya masih belum ‘ngeh’ kalau sering pipis itu merupakan salah satu tanda hamil. Karena biasanya kalau hendak berpergian, saya dilanda grogi perjalanan. Sering pipis lah, tiba-tiba mual, atau pusing, atau panas dingin. Nah saya kira saat itu, saya hanya mengalami nervous perjalanan saja.

Namanya ibuk, pasti khawatir dengan anaknya yang berangkat ke jombang sendirian. Ibuk sempat menyarankan agar saya membatalkan keberangkatan saya saja dan meminta suami untuk datang ke Bali menjemput saya.

“ndak apa-apa buk, sudah biasa, toh dulu kuliah juga wara-wiri sendiri” ujar saya. Dengan berat hati, ibuk mengiyakan.
Karena detik-detik akan berangkat saya masih sering bolak balik ke kamar mandi ditambah dengan rasa mules yang tiba-tiba datang lagi maka adek saya menyarankan saya untuk membawa kerikil.
Awal mulanya tentu saya menolak tawaran adek saya yang memang tak serius itu. Tapi setelah dipikir-pikir apa salahnya dicoba. Siapa tau manjur.

Aduuhh bener dah, waktu itu otak bener-bener nggak bisa berpikir jernih. Sudah grogi perjalanan, mules, beser, sendirin lagi.

Lalu bagaimana efek dari si kerikil yang saya bawa?.  Em em em...nggak ngefek apa-apa. Saya tetep bolak balik ke toilet bis. Begitu juga saat bis berhenti di rumah makan. Waktu saya banyak habis di kamar mandi. Bahkan saat bis akan melanjutkan perjalanan, saya masih indehoy di kamar mandi. Walhasil seluruh penumpang bis menunggu saya. Hahaha.

Tiba di Jombang saya segera mencoba test pack yang tersedia di lemari *koleksi test pack.  Karena hari itu merupakan hari pertama saya telat datang bulan.
Betbetbet.

Muncul tanda dua garis merah. Tapi masih samar. Mungkin karena baru telat satu hari.
Namun sore harinya suami mengajak saya pergi ke dokter kandungan yang menangani saya pada kehamilan yang pertama.

“iya mbak, masih baru, 2 mingguan”
Ungkapan doker tersebut membuat saya tersenyum lebar. Begitu pula dengan suami. Usahanya untuk membujuk saya pergi ke dokter, ternyata membuahkan kabar gembira. Mungkin karena suami tidak ingin musibah yang terjadi pada kehamilan saya yang pertama teruang kembali.
“koq cepet mbak?, biasanya 5 bulan setelah kuretase baru bisa hamil lagi” tanya dokter saat kami akan berpamitan.
“usaha donk dokter”
Tingting.

6 bulan beralu, diare muncul lagi. Bahkan 7 hari akan melahirkan, diare kembali datang. Alhasil disela-sela kontraksi, saya pun harus pergi ke kamar mandi.  Awal mulanya saya bisa berjalan saat hendak menuju kamar mandi. Namun seiring dengan meningkatnya rasa sakit karena kontraksi, maka untuk menuju ke kamar mandi saya harus ‘ngesot’.

Akibat 7 hari diare, membuat berat badan saya turun  4 kg,dan tubuh saya pun lemas. Akhirnya setelah hampir 24 jam kontraksi, suami setuju dengan saran dokter untuk melakukan operasi caesar.  Sebenarnya, dari awal dokter sudah menyarankan untuk operasi, dikarenakan saya asmawati, punya penyakit asma, yang setiap saat dapat kambuh.

Alhamdulillah, tepat pukul 06.55 WIB, senin 12 November, si ken bertemu dengan ayahnya.
2 hari setelah melahirkan, saat selang infus dan selang kateter saya dicabut, saya kedatangan tamu yang selama ini setia menemani saya dari awal kehamilan hingga detik-detik melahirkan. Ya siapa lagi kalau bukan, Diare.  

***

Mampir ke sini juga ya. Makasih. Yuhuuuu.

Agar Dapur Tetap Mengepul





Percakapan tersebut hampir terjadi di sebagian besar rumah tangga di Indonesia. Berdasarkan temuan dari Global Adult Tobacco Survey (2011) yang menyatakan bahwa sebanyak 61,4 juta orang dewasa di Indonesia yang masih merokok. Dari data GATS tersebut, ditemukan sebanyak 67,4 persen pria dewasa di Indonesia adalah perokok

Yang lebih mengkhawatirkan, Abdillah, Peneliti Lembaga Demografi FEUI, dalam temu media di Kementerian Kesehatan, mengatakan bahwa survei yang dilakukan pada 2009 menunjukkan pengeluaran untuk rokok pada rumah tangga termiskin yang ada perokoknya menempati urutan kedua.
"Pengeluaran untuk rokok hanya lebih kecil dari pengeluaran untuk makanan," ujarnya.
Pengeluaran untuk rokok itu mengalahkan 23 jenis pengeluaran lainnya seperti daging, buah-buahan maupun pendidikan dan kesehatan.
Rokok itu sendiri, menurut kamus besar bahasa Indonesia, merupakan gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus (daun nipah, kertas). Sedangkan merokok adalah mengisap rokok.
 
Sumber


Saya sempat bertanya kepada beberapa perokok di tempat tinggal saya mengenai alasan mereka mengkonsumsi rokok.
Perokok A berkata :"sumpek, stres, hilang mbak". 
Perokok B berkata : "kalau nggak ngerokok, mulut rasanya pahit mbak"
Perokok C menjawab :"Saya kalau ngerokok ya pas nyangkruk (nongkrong) sama temen-temen aja mbak, kan nggak enak kalau kita nggak ikutan ngerokok mbk "
"Ooo berarti karna gengsi to?" Tanyaku lagi.
"Bukan mbak, kalau nyangkruk itu biasanya mbak, ada yang naruh rokok di depan saya, masak mau saya sia-sia in, la wong gratis e mbak"
*tepuk jidat.
Begitulah beberapa alasan yang mereka lontarkan.
Sebenarnya apa sih yang terkandung dalam sebatang rokok hingga membuat perokok A berpendapat seperti itu?.
Di dalam rokok terdapat kandungan yang bernama nikotin. Nikotin mempengaruhi keseimbangan kimia pada otak, khususnya dopamine dan norepinephrine, cairan kimia otak yang mengendalikan rasa bahagia dan rileks. Ketika efek nikotin mulai bekerja, maka level mood dan konsentrasi pun akan berubah. Para perokok merasakan bahwa efek tersebut terasa nikmat dan menyenangkan. Padahal sesungguhnya nikotin ini merupakan zat adiktif yang lebih berbahaya dari narkoba. Kenapa?. Ketika terjadi ketidakseimbangan kimia di otak akibat jumlah dopamin dan norepinephrine yang berlebiham, otak mencoba untuk menyeimbangkannya. Sistem pertahanan otomatis ini akan mengeluarkan semacam kimiawi “anti-nikotin”. Cairan kimia “anti-nikotin” ini membuat seseorang merasa depresi, mood menurun, dan tidak tenang ketika tidak merokok. Keadaan ini menyebabkan seseorang ingin menghisap rokok untuk kembali meningkatkan mood dan menjadi rileks kembali.

Tidak cukup sampai disitu, masih ada beberapa zat berbahaya yang terkandung dalam satu batang rokok. Apa saja itu ?
  1. Benzene merupakan petrokimia yang diipakai untuk men-dry clean pakaian.
  2. Arsenik adalah logam yang bisa meracuni darah dengan mudah.
  3. Tar yang sifatnya karsinogenik timbul ketika rokok dibakar.
  4. Formaldehida merupakan bahan kimia yang berfungsi untuk mengawetkan mayat.
  5. Aseton merupakan bahan kimia yang terdapat pada penghilang cat kuku.
  6. Karbon monoksida adalah gas beracun yang bisa menempel pada sel darah merah serta mengganggu pengangkutan oksigen dalam darah sehingga menimbulkan kerusakan pada paru-paru serta berpotensi menyebabkan penyakit koroner.
  7. Aroma amonia bisanya tercium pada pembersih toilet.
  8. Kadmium merupakan satu diantara logam-logam bahan untuk membuat baterai.
  9. Nitrogen oksida hasil polutan udara dari Pabrik dan mobil
  10. Kromium adalah logam yang terbukti mengakibatkan kanker.
  11. Naftalena adalah bahan kapur barus yang berfungsi untuk mengusir serangga ataupun tikus dari pakaian.
  12. Hidrogen Sianida merupakan racun paling cepat di dunia.
  13. Timbal juga merupakan karsinogen.
  14. Kumarin adalah zat adiktif organik pada bahan tambahan ]makanan yang sekarang sudah dilarang oleh standar dunia.

Sebagaimana kandungan rokok yang telah disebutkan di atas. Maka zat-zat tersebut tentu saja akan membawa dampak bagi si perokok sendiri. Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Sebenarnya masih banyak lagi bahaya rokok bagi kesehatan si perokok aktif itu sendiri , seperti dapat menyebabkan berbagai penyakit yaitu :
1. Penyakit jantung dan pembuluh darah
2. Pengkroposan tulang atau yang dikenal dengan osteoporosiis
3. Putus haid awal
4. Bronkitis
5. Batuk
6. Penyakit ulser peptik
7. Enfisima
8. Otot lemah
9. Penyakit gusi
10. Kerusakan mata
11. Kanker perut
12. Kanker usus dan rahim
13. Kanker mulut
14. Kanker esofagus
15. Kanker payudara
16. Kanker paru-paru
17. dan lain sebagainya

Dampak dari merokok tak hanya berimbas pada kesehatan si perokok saja. Tetapi juga pada orang-orang yang menghirup asap rokok atau disebut dengan perokok pasif. Penyakit yang akan menyerang perokok pasif dalam jangka waktu tertentu adalah
1. Penyakit jantung
2. Kanker paru-paru
3. Kematian dini
4. Bayi mati mendadak
5. Gangguan pernapasan
6. Sistem imun anak

Menurut data dari American Lung Association, setiap tahun ada sekitar 3.400 korban meninggal karena kanker paru-paru dan 70.000 nyawa melayang akibat penyakit jantung dari para perokok pasif. Jadi untuk perokok pasif, jauhi asap rokok dari perokok aktif.

Merokok tak hanya berdampak negatif bagi kesehatan. Merokok juga berdampak pada ekonomi keluarga. Tentu saja. Uang yang seharusnya bisa digunakan untuk sesuatu yang lebih berguna, malah digunakan untuk menciptakan asap beracun (merokok).

Fakta menunjukan bahwa kalangan yang paling banyak merokok justru dari masyarakat berpenghasilan rendah. Sama halnya dengan fakta yang saya temukan di desa tempat tinggal saya yang mana sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Penghasilan mereka pun tak diperoleh setiap bulan melainkan tergantung dari masa tanam dan waktu panen.
Saat saya belanja di warung terkadang saya sering memperhatikan rokok yang mereka konsumsi. Memang harganya tak mahal, harga rokok paling mahal yang dikonsumsi mereka sekitar Rp. 10.000,-/bungkus – Rp.12000,-/bungkus, dan untuk harga eceran berkisar sekitar seribu untuk satu batang rokok hingga Rp. 2000,- untuk 3 batang rokok, tergantung merknya. 
Kontras dengan para istri. Saya juga sempat bertemu dengan istri-istri dari para perokok pelanggan warung tersebut. Tak jarang mereka terkadang berhutang kepada si pemilik warung. Dan untuk membayar hutangnya, para istri bekerja sambilan tentunya setelah selesai mengerjakan tugas rumahnya. Mereka biasanya bekerja menjahit tas, meronce, membuat keripik pisang, terkadang juga ikut menjadi buruh sawah dan lain sebagainya
Miris memang. Si istri bekerja sambilan. Bahkan ia juga menyisihkan rasa malu untuk berhutang ke warung demi dapur tetap mengepul, demi perut anak-anak dan suami. Sementara suami asyik mengepulkan asapnya sendiri.

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Indonesia menyatakan konsumsi Rokok perhari = 1 bungkus = Rp. 10.000,-
Konsumsi rokok perbulan = 30 bungkus = Rp. 300.000,-
Konsumsi rokok pertahun = 360 bungkus = Rp. 360.0000,-
Maka konsumsi rokok per 10 tahun = 3600 bungkus = Rp. 36.000.000 hampir sama dengan biaya haji (biaya haji saat ini saja 33,79 juta),  dana pendidikan sekolah anak, renovasi rumah dan masih banyak keuntungan lainnya yang dapat diperoleh perokok jika ia benar-benar berhenti merokok.
 
Sumber

Namun apabila perokok tidak segera berhenti merokok, maka ia tidak hanya kehilangan kesempatan untuk melakukan ibadah haji dan tidak dapat mempersiapkan masa depan pendidikan anaknya. Malahan, ia akan mengeluarkan biaya untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan karena aktifitas merokoknya. Menurut Depkes, total biaya kesehatan yang dibelanjakan rakyat Indonesia dalam setahun untuk penyakit yang dikaitkan dengan tembakau berjumlah Rp. 15.4 triliun untuk pelayanan rawat inap dan Rp. 3.1 triliun untuk pelayanan rawat jalan.

Begitu banyak kerugian yang diakibatkan dari aktifitas merokok. Baik dari segi kesehatan juga ekonomi keluarga. Andai saja para perokok tersebut menghentikan aktifitas merokoknya, tentu saja akan ada banyak keuntungan dibalik itu semua.
1. Tentu saja kesehatannya lebih terjaga.
2. Begitu juga kesehatan orang-orang disekitarnya. Terutama anak-anak dan istri.
3. Penghasilan lebih terjaga dan terarah. Uang yang biasanya digunakan untuk membeli rokok, kini bisa digunakan  untuk mempersiapkan pendidikan anak. Misalnya dengan tabungan pendidikan atau asuransi pendidikan. Saat ini banyak lembaga keuangan yang memiliki program tabungan pendidikan dan ada juga program asuransi pendidikan sebagaimana yang dimiliki oleh Sun Life Financial memiliki produk dan layanan Scholar in Safe yang hadir untuk membantu orang tua dalam mempersiapkan dana untuk setiap jenjang pendidikan yang akan dilalui oleh buah hati. Dengan Scholar in Safe, para orang tua dapat memastikan senyum cerah buah hati karena sejak dini  telah mempersiapkan kebutuhan biaya pendidikannya. Selain itu juga, untuk memudahkan nasabah, Sun Life Financial juga melakukan kerjasama dengan beberapa bank. Sehingga nasabah tidak perlu bingung atau repot jika ingin menabung sekaligus mempersiapkan dana pendidikan anak atau mempersiapkan dana masa tua. Karena bisa dilakukan di satu tempat.

Sungguh banyak hal positif yang diperoleh dari menghentikan candu merokok. Oleh sebab itu, teruntuk para suami bersikaplah bijak bagi diri sendiri dan keluarga. Bukan hanya istri yang harus Melek Financial, suami juga harus melakukan hal yang sama. Sebagai bentuk gotong royong, bersama-sama membangun sebuah keluarga bahagia yang bijak dalam menggunakan penghasilan. Terakhir, sedikit pesan untuk para suami yang masih merokok.

Wahai suami yang suka merokok
Berhenti menghisap rokokmu
Matikan puntung rokokmu
Bijaklah menggunakan penghasilanmu
Dengan begitu, kau akan melihat anak-anakmu tumbuh dengan sehat, riang dan optimis menatap masa depannya.
Dengan begitu, istrimu akan bangga padamu, karena berhasil menahkodai bahtera rumah tangga dan berlabuh di dermaga sakinah mawaddah warohmah amin.
 
Sumber




Referensi :
http://www.sunlife.co.id/indonesia?vgnLocale=in_ID








Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...