Jalan Terjal Mendirikan Lembaga Pendidikan

Dear, Mombeb 



Jauh hari aku memang bermimpi memiliki sebuah lembaga pendidikan. Mimpi ini bukan muncul sekonyong-konyong gitu. Ada beberapa momen yang melatarbelakangi mimpi ku itu. Salah satunya karena keprihatinanku akan beberapa lembaga pendidikan yang pernah aku temui, yang mana menurutku, tak serius mendidik anak-anak generasi penerus bangsa. Jadi niatku mendirikan lembaga pendidikan yakni ingin memberikan ikhtiar maksimal untuk mendidik anak-anak generasi penerus bangsa. Aku merasa jika anak-anak mendapatkan stimulasi atau didikan terbaik, inshaallah, mereka pun akan tumbuh menjadi generasi yang luar biasa. 

Gayung bersambut, suami pun sepakat dengan mimpiku dan ya, akhirnya kami memiliki mimpi yang sama. Setiap kali kami membahas soal mimpi mendirikan lembaga pendidikan, rasa antusias seakan tumpah ruah. Namun belakangan, aku baru menyadari, ada bahasan yang terlewat yakni soal biaya mendirikan lembaga pendidikan.

Tak murah, sungguh tak murah mendirikan lembaga pendidikan. Jika aku ingat-ingat, mulai dari mengurus izin yayasan hingga izin operasional sekolah keluar, kami sudah mengeluarkan uang lebih dari 100 juta an. Tabungan terkuras dengan sempurna termasuk tabungan pendidikan anak-anak. Belakangan, di lubuk hati yang terdalam, aku berharap Allah ngasih rejekiku dan suami lebih banyak dari biasanya agar bisa membiayai lembaga pendidikanku apalagi saat ini jumlah siswa yang tidak mampu di sekolahku makin bertambah saja. 

Mombeb, jalan terjal tersebut tidak hanya berkaitan dengan biaya namun ada hal lainnya yakni kehadiran oknum-oknum pemilik lembaga pendidikan lainnya yang menganggap lembaga pendidikanku ini sebagai ancaman. Oknum ini menggunakan cara-cara dzalim seperti menyebarkan fitnah, melarang orang-orang mendukung lembaga pendidikanku dan sebagainya.

Hal lain yang juga luput dari bahasan kami yakni mengenai masih minimnya kesadaran warga sekitar akan pentingnya memberikan pendidkan untuk anak, terutama anak usia dini. Semula, aku pikir, banyak anak-anak yang tidak menempuh pendidikan anak usia dini dikarenakan terkendala biaya. Namun ternyata aku salah. Tawaran sekolah gratis di lembaga pendidikanku ditolak mentah-mentah oleh mereka. 

Hhhhh....

Jujur, kadang rasanya lelah, amat lelah. Karena tidak hanya itu saja alias masih banyak rintangan yang datang berbarengan dan sampai saat ini aku belum menemukan solusi atau cara mengatasi rintangan tersebut. Mbok ya satu-satu gitu datangnya, hahayyy.

Tapi tenang, lelahku ini hanya bersifat sementara saja. Begitu bertemu dengan anak-anak, biasanya, rasa lelah menjadi hilang entah kemana.

Mombeb, doain aku bisa melewati jalan terjal mendirikan lembaga pendidikan ini ya. Doa dari kamu, Mombeb, tentu sangat berarti buat aku. 

 

Cara Mencari Biaya Pendidikan untuk Anak Yatim Piatu dan Tidak Mampu

 Assalamu'alaikum, dear, Mombeb.

Apa kabar? Semoga Mombeb dan keluarga selalu dalam lindungan Allah SWT., aamiin ya rabbal'alamiin.

Mombeb, beberapa waktu lalu aku pernah bikin post tentang keinginanku untuk mencari biaya sekolah bagi anak anak yatim piatu dan tidak mampu serta tambahan untuk biaya operasional sekolah. Alhamdulillah, aku sudah nemu satu cara yakni jualan produk digital selain itu juga aku menjual berbagai media belajar yang dipakai di sekolah. 

Nah produk-produk yang aku jual ini nantinya akan aku pasarkan di e-commerce dan blog khusus. Untuk blog khusus ini, rencananya mau aku kasih tld sekalian kalau aku sudah punya duit lebih.

Bagai gayung bersambut, pas buka email promosi eh ketemu post dari qword yang isinya seputar sedekah domain. Tanpa menunggu waktu lama, aku segera klik donk info tersebut. Adapun domain yang masuk list sedekah qwords yakni .my.id lalu web.id dan sebagainya. Aku cek biaya perpanjangan domain yang dimaksud qwords, alhamdulillah masih terjangkau di kantongku. Jadi ya langsung check out deh.

Rencanaku punya blog khusus jualan produk untuk mewujudkan niatku itu terwujud begitu cepat, alhamdulillah, masyaallah. Dan berikut link blog yang aku maksud, Mombeb.



https://www.khawas.web.id/2025/03/ular-tangga-tema-menjaga-kebersihan-di.html

Nah, buat mombeb yang lagi luang, aku tunggu mampir di blog tersebut yak, sekalian bantuin aku agar blog ini cepat terdeteksi di pencarian google.

Atas bantuan Mombeb aku ucapkan terima kasih banyak-banyak.

Doaku untukmu, semoga segala kebaikan selalu melingkupi Mombeb.  

Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

 

Belajar Parenting ala Ibu Nurhayati Subakat Pendiri Paragon

Assalamualaikum, dear, Mombeb.

Meskipun sudah 12 tahun menjadi ibu, menjadi orang tua, namun tak lantas membuatku merasa kaya ilmu pengasuhan. Malah rasanya masih miskin ilmu. Oleh sebab itu, jika aku memiliki waktu luang, maka sebagiannya aku gunakan untuk mencari referensi yang berkaitan tentang perkembangan anak juga tentang pengasuhan. 

Nah belakangan aku tertarik sekali dengan gaya parenting tokoh-tokoh publik di negeri ini. Salah satunya gaya parenting pendiri Paragon. 


sumber gambar kompas

Ketertarikanku ini membawaku untuk mulai nonton podcastnya koko Daniel Mananta dengan pembicara dr. Sari Chairunnisa yang tak lain adalah putri dari Ibu Nurhayati Subakat. Namun oleh karena bahasan tentang parenting cukup terbatas karena lebih banyak membahas tentang perjalanan Paragon walhasil aku cari-cari lagi donk. Akhirnya ketemu channel Ibu Ibukota dengan narasumber Ibu Nurhayati Subakat sendiri. 

Tumbuh dalam didikan seorang ayah yang hebat juga ibu yang tangguh menjadikan Ibu Nurhayati sebagai sosok ibu yang luar biasa. Tak hanya sukses menjadi pengusaha, menurutku, beliau juga sukses menjadi seorang ibu.

Waktu merintis produk pertama, beliau tetap tidak mengesampingkan peran sebagai ibu. Padahal, namanya merintis, tentu berat dan membutuhkan curahan perhatian juga waktu. Aku sendiri mengalami ini, masa-masa awal membangun lembaga pendidikan. Saat itu, menemani anak belajar saja, aku tidak sempat. Hal ini tidak berlaku buat ibu Nur. Beliau tetap mengupayakan cukup waktu bersama anak-anaknya. Durasi waktu kerja beliau di luar rumah adalah mulai dari anak-anak sekolah sampai mereka pulang sekolah.   

Hal menarik lain dari parenting ala beliau adalah bagaimana menanamkan kejujuran pada anak-anak. Beliau selalu memberikan kepercayaan kepada anak-anak untuk mengambil uang bekal sekolah sendiri di dompet beliau. Meskipun diberikan kebebasan, anak-anak tetap izin dan selalu mengambil uang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kata beliau, saat anak-anak tahu uang di dompet beliau menipis, mereka pun menahan diri dan tidak memaksakan kehendak sendiri.

Selain soal kejujuran, beliau juga melatih anak-anak bertanggung jawab. Beliau tak ragu melibatkan anak-anak ke dalam usaha yang beliau rintis. Anak-anak mendapatkan tugas masing-masing. Hal ini berdampak besar saat anak-anak terjun langsung ke dalam Paragon. Mereka begitu handal mengelola dan mengembangkan Paragon yang saat ini menjadi salah satu perusahaan terbesar di negeri ini bahkan menjadi perusahaan kosmetik Indonesia pertama yang menghadiri acara bergengsi IFSCC Congress London.

Jika dilihat dari segi pencapaian anak-anak beliau, bisa dibilang beliau sukses menjadi seorang ibu yang bisa mengantarkan anak-anaknya menjadi orang yang sukses dan kehadirannya memberikan banyak manfaat kepada lingkungan sekitar. Namun tak ada raut jumawa di wajah maupun ucapan beliau. Beliau merasa bantuan Allah begitu nyata. Beliau merasa amat bersyukur karena dianugerahi anak-anak yang begitu mengerti. Beliau tak perlu meminta anak-anak belajar karena anak-anak sudah menyadari kewajibannya masing-masing. 

Masyaallah, kekagumanku akan beliau, ibu Nurhayati Subakat makin bertambah setelah menonton rangkaian podcast seputar beliau. Selain itu, ada satu hal berharga yang aku dapatkan bahwa parenting atau pengasuhan memiliki peran penting dalam kesuksesan Ibu Nurhayati Subakat dan putra-putrinya.

So. mari semangat belajar tentang pengasuhan ya, Mombeb. Sebagai bentuk ikhtiar dalam mengantarkan kesuksesan anak-anak kita di masa depan.

Demikian ya, 

sampai jumpa nanti.

Wassalamualaikum, Mombeb.  





Yang Terjadi Saat Pasrah ke Allah

Assalamu'alaikuuuummm... 

Dear, Mombeb

Ramadan kali ini, terasa berbeda dari sebelumnya. 

Ada rasa khawatir yang datang saat menjelang ramadan. 

"Aku bisa berbagi, nggak, ya? program ramadan seperti tahun lalu bisa terlaksana di tahun ini atau nggak ya?" Kalimat itu sering hadir di kepala. Ya, aku ragu hal itu bisa terlaksana mengingat hampir setahun belakangan ini, aku jarang sekali mendapatkan tawaran job. Sedangkan selama ini kegiatan di sekolah yang tengah aku rintis bersumber dari penghasilanku. 

Aku sering sekali menoleh ke grup-grup job yang aku ikuti. Namun tawaran itu, nihil. 

Aku coba untuk melamar kerja di beberapa tempat, namun ditolak. 

Aku coba buka bimbel, dapat 1 murid, namun jarang masuk. Ada 1 murid lagi, namun tak berbayar alias aku gratiskan karena anak dari gurunya anakku. 

Lalu gimana?

Mau jualan, belum punya modal.

Lalu gimana?

Aku pasrah ke Allah. Sebab rasanya sudah buntu. Aku tak tahu lagi bagaimana cara mendapatkan rejeki untuk membiayai sekolahku ini.

Aku sudah dititik, "Ya Allah, kali ini, aku benar-benar pasrah pada-Mu." 

H-1 Ramadan

Tiba-tiba, ada pesan masuk. Pesan tersebut berisi tentang pemberitahuan nominal transfer ke rekening sekolah. Aku mengernyit, mencoba menelusuri darimana si pengirim yang dermawan ini tahu nomor rekening sekolah.

Apa dari ......

Ah iya, aku ingat, aku pernah menyebarkan proposal bantuan dana untuk siswa-siswaku yang dhuafa. 

Ya, aku punya dua siswa dhuafa. Dua siswa ini, aku gratiskan sekolah, tanpa membayar apapun. 

Selain itu, aku juga punya dua siswa yang orang tuanya meminta keringanan biaya pendidikan dikarenakan tengah mengalami kesulitan ekonomi.  

Alhamdulillah, hal yang aku khawatirkan, diberikan solusinya langsung oleh Allah SWT. dengan nominal sesuai dengan kebutuhan. 

Jadi begitulah pengalaman yang berharga di bulan ramadan kali ini. 

Doain aku ya Mombeb agar diberikan kemudahan oleh Allah untuk mendapatkan rejeki yang nantinya bisa aku gunakan untuk membantu anak-anak yang kesulitan membayar biaya sekolah. 

Terima kasih aku sampaikan atas perhatian dan doa kamu, Mombeb. Aku doakan kamu juga semoga segala kebaikan selalu mengiringi langkahmu dan keluargamu, aamiin

Sambung cerita nanti lagi ya,


Wassalamualaikuuuummm....

Langkah Menghemat Biaya Renovasi Rumah, Pas untuk yang Budgetnya Terbatas!

Dear, Mombeb..

 

sumber: BCA

Hunian merupakan salah satu investasi penting dan mahal harganya, apalagi dari tahun ke tahun harga hunian juga terus mengalami peningkatan, namun sebagaimana yang diketahui sejalan dengan bertambahnya usia kondisi bangunan pasti semakin tua dan rentan untuk mengalami kerusakan, jika sudah terlihat tanda-tanda kerusakan maka inilah waktu untuk melakukan renovasi. Sayangnya karena memang biaya renovasi rumah mahal banyak orang yang tidak bisa mewujudkan keinginan tersebut dan harus menundanya. 

 

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Saat akan Melakukan Renovasi Rumah

 

Kegiatan renovasi memang membutuhkan waktu yang tidak Sebentar serta biaya yang tidak sedikit, apalagi jika seandainya renovasi dilakukan secara keseluruhan yaitu dengan mengganti semua bangunan, pastinya harus siap dengan biaya yang mahal. Sebelum itu berikut ini diantaranya ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan ketika ingin melakukan renovasi rumah, yaitu:

 

·    Rencanakan terlebih dahulu kegiatan renovasi secara matang, tidak bisa melakukan renovasi secara mendadak karena ada banyak komponen atau aspek-aspek yang harus diperhatikan. Hal tersebut harus direncanakan secara matang mulai dari melihat bagian mana yang ingin direnovasi sampai dengan pemilihan bahan bangunan atau material yang digunakan.

 

·   Kenali terlebih dahulu luas bangunan serta lahan rumah, dengan mengetahui berapa luas bangunan maupun lahan rumah tersebut akan lebih mudah untuk mengatur biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses renovasi, apakah nantinya rumah ingin diperlebar atau tetap dalam ukuran yang sama bisa jadi perhatian.

 

·    Persiapan terkait dengan anggaran, persiapan yang paling krusial atau penting saat ingin melakukan renovasi rumah adalah biaya atau anggaran, cek terlebih dahulu Bagaimana posisi atau kondisi keuangan saat ini serta harus tahu dari mana sumber dana yang akan dipakai untuk renovasi tersebut, Apakah ini memakai uang tabungan, menjual aset investasi atau dengan mengajukan pinjaman.

 

Tips Menghemat Anggaran Renovasi

 

Apakah mungkin bisa melakukan renovasi rumah dengan biaya yang terbatas? jangan khawatir karena bisa saja dilakukan renovasi dengan anggaran yang sedikit, berikut ini diantaranya ada beberapa tips menghemat biaya renovasi rumah, yaitu:

 

·   Prioritaskan renovasi pada area tertentu yang memang membutuhkan, tidak selalu harus langsung merenovasi total hunian tersebut, jika memang masih ada bagian yang layak pakai tidak harus dibongkar, solusinya adalah dengan memprioritaskan pada area rumah yang paling membutuhkan renovasi, contohnya adalah bagian atap yang sudah banyak bocor dan Lapuk maka cukup direnovasi area tersebut saja, hal ini otomatis juga akan menghemat biayanya dibandingkan langsung renovasi total.

 

·    Memilih material dengan harga terjangkau, berbicara mengenai bahan bangunan sendiri ada banyak macamnya, termasuk untuk atap ada jenis atap dari tanah liat, atap yang berasal dari spandek, atap metal sampai dengan atap keramik, tentunya secara harga juga akan berbeda-beda. Kembali lagi menyesuaikan dengan kondisi keuangan dan lebih utamakan pada fungsinya, pilih material dengan harga yang terjangkau namun tetap berkualitas atau tidak murahan.

 

·    Menggunakan kembali material yang masih layak pakai, jika ada beberapa diantara bahan bangunan yang masih bagus atau layak pakai, Maka jangan dibuang begitu saja karena material tersebut masih bisa digunakan kembali, lumayan bukan bisa menghemat anggaran atau pengeluaran renovasi, karena tidak harus beli yang baru.

 

·         Melakukan pekerjaan-pekerjaan sederhana sendiri, jika memang memiliki keahlian di bidang bangunan contohnya untuk sekedar mengecat maka tidak perlu lagi menyewa jasa tukang untuk melakukannya, dengan melakukan pekerjaan sendiri untuk renovasi rumah tentunya sangat menghemat biaya, Sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak mungkin dilakukan sendiri baru mempekerjakan tukang.

 

·      Memilih tukang yang tepat, anggaran yang harus dikeluarkan untuk jasa tukang ini terkadang bisa lebih mahal dibandingkan dengan harga material, apalagi ketika salah pilih tukang, pekerjaan tidak bagus dan tidak selesai-selesai otomatis biaya yang harus dikeluarkan juga membengkak jadi lebih mahal. Kuncinya adalah memilih tukang yang terpercaya baik itu tukang harian maupun tukang borongan, disarankan untuk pekerjaan pembangunan lebih dipercayakan pada tukang borongan karena cepat. Sedangkan untuk kegiatan finishing lebih baik pilih tukang harian karena lebih rapi dalam bekerja.

 

Biaya renovasi rumah juga bisa didapatkan lewat pinjaman dari Bank BCA, ajukan KPR renovasi dan dapatkan plafon hingga ratusan juta rupiah. Untuk informasi selengkapnya klik tautan ini https://www.bca.co.id/id/informasi/Edukatips/2023/02/15/09/31/cara-menghitung-biaya-renovasi-rumah-agar-budget-tidak-membengkak

Bentuk KEBerpihakan terhadap Literasi Digital Emak-emak Blogger

Dear, Mombeb.

Sebelumnya, aku ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuk Kumpulan Emak Blogger yang Ke-13. Terima kasih teramat sangat karena sudah lahir. Berkat KEB, aku mengenal literasi pengasuhan.

Mombeb, masih lekat diingatan waktu pertama kali aku menjadi ibu. Aku tidak tahu persis apa yang harus aku lakukan pada anakku. Aku hanya mengikuti saja perkataan atau saran dari orang tua atau mertua. Benar-benar buta akan pengasuhan. Buku KIA yang aku punya, ku baca berulang-ulang, namun tetap saja tak paham-paham harus melakukan apa. Dahlah, dengdong sangat diri ini.

Barulah bergabung dengan KEB, sedikit demi sedikit, aku mulai paham apa yang harus aku lakukan untuk anakku. Bagaimana tidak, banyak sekali anggota KEB yang berbagi mengenai pengalaman pengasuhan mereka. Setiap pengalaman dipaparkan dengan begitu rinci dan lengkap mulai dari A hingga Z. Saat itu (sekitar tahun 2015), sepengamatanku, bahasan tentang pengasuhan tak sekaya seperti sekarang. Berdasarkan ini, maka bisa dibilang KEB membuat para ibu baru menjadi melek literasi pengasuhan lewat jalur digital.

 


KEBerpihakan terhadap Literasi Digital

 

Ulang tahun KEB ke-13 kali ini bertemakan KEBerpihakan terhadap Literasi Digital. Tentu ada alasan memilih tema ini. Makpon Mira Sahid, selaku founder KEB, berharap bahwa KEB dapat terus berdaya dan semakin inklusif dalam isu tertentu, terutama isu-isu yang terkait dengan Literasi Digital. Tak hanya itu, lebih spesifik, Makpon juga menaruh harap agar perempuan - khususnya anggota KEB dapat berperan aktif dan memberikan dampak positif di dunia literasi.

 

Literasi Digital dalam Ikhtiar Menuju Indonesia Emas

 

Melansir dari Kompas, adapun makna dari literasi digital itu sendiri adalah pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya. Jadi orang yang melek literasi digital adalah mereka yang mampu menggunakan media digital dengan baik dan bernilai positif.

Sebagai anggota KEB, aku menyambut hangat tema ini. Sebab rakyat negeri ini membutuhkan kemampuan dalam literasi digital. Akan sulit rasanya menuju Indonesia emas tahun 2045 jika rakyat tak memiliki kemampuan akan hal ini. Mengapa demikian?

Ada segambreng manfaat yang bisa didapatkan bagi orang yang melek literasi digital seperti dapat memahami bagaimana menjaga privasi, dapat menelusuri informasi dengan baik, tak mudah kena tipu, memiliki energi positif, memiliki daya kreativitas yang tinggi, mampu menemukan solusi dari masalah yang dihadapi, dan berbagai hal positif lainnya.  

 

Nah, manfaat-manfaat tersebut adalah bekal yang dibutuhkan bagi setiap orang untuk bisa mengantarkan negeri ini menuju masa emasnya.

 

Rakyat Indonesia Melek Literasi Digital


Mombeb, sebagian besar rakyat Indonesia sudah menggunakan gawai dalam kesehariannya. Hal ini terlihat dari data yang disajikan Indonesia Baik yang mengutip hasil Survei APJII yakni terdapat 196,71 juta pengguna internet di Indonesia atau 73,7% dari total penduduk. Sementara itu, data dari CNBC menunjukkan tingkat literasi digital penduduk Indonesia hanya sebesar 62%. Jumlah tersebut paling rendah jika dibandingkan negara di ASEAN lainnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa hanya 122 juta pengguna internet di Indonesia yang sudah melek literasi digital.

Memang, ikhtiar menggalakkan literasi digital sudah ada sejak beberapa tahun lalu.  Sayangnya, belum juga menuai hasil yang manis.  Fakta ini tak lantas menjadi alasan untuk menyerah, bukan? Yup, masih ada KEB yang berpihak pada literasi digital.

 

Peran Emak-emak KEB dalam Literasi Digital


Emak-emak Indonesia diberi julukan oleh netizen sebagai ras terkuat di bumi. Kalau sudah emak-emak turun tangan, permasalahan auto kelar, katanya begitu. Nah, aku pun meyakini, hadirnya KEB dalam Literasi Digital akan memberikan buah yang teramat manis untuk negeri ini. Sebab KEB akan memberikan pemahaman tentang literasi digital lebih luas dan dapat menjangkau seluruh penjuru negeri ini. Ya kan? Yup, mengingat anggota KEB yang berjumlah lebih dari 3000 orang ini berasal dari Sabang sampai Merauke.

Selain meyakini kemampuan dahsyat para  emak anggota KEB, Kumpulan Emak Blogger ini pun selalu menjunjung komitmen. Jika sudah memutuskan untuk KEBerpihakan terhadap Literasi Digital maka KEB pun akan benar-benar terjun secara aktif tanpa mbeleyot. Aku yakin, di hari-hari selanjutnya nanti, para anggota KEB akan memberikan sumbangsih yang luar biasa di dunia literasi digital. Seperti akan banyak diadakannya seminar, event-event, pelatihan-pelatihan terkait dengan tema ini. Kenapa bisa seyakin ini? Karena ya memang KEB seperti ini di tahun-tahun sebelumnya. Apapun tema yang diangkat, KEB pasti menunjukkan komitmennya.

Kalau dipikir-pikir, sebenarnya KEB sudah berperan dalam dunia literasi digital sejak lama. Jika diibaratkan, KEB adalah sesepuh di dunia giat literasi digital. Bahkan sejak lahir, KEB sudah bergelut di dunia ini, mulai dari menyebarkan informasi terkait literasi pengasuhan, pertumbuhan anak, finansial, kesehatan, kecantikan, dan sebagainya. 

Sebagai anggota, tak sabar rasanya menanti gebrakan para emak KEB menunjukkan #KEBerpihakan terhadap Literasi Digital. Seperti apa ya kiranya? Apapun itu, aku yakin itu terbaik dan aku siap mendukung dan juga turut terlibat sepenuhnya. FYI, untuk saat ini, aku pun sedang terjun di literasi digital, fokusku pada pendidikan anak usia dini. Biasanya, aku share di akun tiktok @indachakim dan sosial media salah satu lembaga pendidikan di Bali. Doakan ikhtiarku ini menuai hasil yang manis ya, Mombeb.





Akhir kata, kuucapkan kembali, selamat ulang tahun yang ke-13 untuk KEB. Semoga segala kebaikan selalu melingkupimu, KEB. Aamiin

 ***

Referensi:

https://indonesiabaik.id/videografis/indonesia-makin-melek-literasi-digital

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20230214171553-37-413790/paling-rendah-di-asean-tingkat-literasi-digital-ri-cuma-62

 



 




Kembali Membuat Resolusi di Usia yang Tak Muda dan Gagal Berkali-kali

 

Bolehkah Ibu Rumah Tangga yang Sudah Berusia 35 Tahun Plus Plus dan Sering Gagal Meraih Resolusi Ini, Kembali Membuat Resolusi?

 

Assalamu'alaikum,

dear, Mombeb.

Tahun 2024 sudah menjadi bagian dari masa lalu. Tentu saja, sebelum menjadikannya begitu, ku tak lupa untuk mengambil pengalaman berharga dan beragam hikmah dari kejadian-kejadian yang aku alami sepanjang tahun 2024 lalu. Mulai dari kejadian yang membuat luka, hingga yang bikin bahagia. Maka dari itu, aku pun sudah siap melepas 2024 dan lalu menyambut tahun 2025 dengan energi positif yang ku punya.

Mombeb, tahun 2025 ini, ada beberapa hal yang ingin sekali aku raih dan rencananya mau aku jadikan resolusi. Salah satunya meraih apa yang jadi mimpi kedua orang tuaku. Kalaupun belum bisa, minimal tahun 2025, jarakku menggapai hal itu lebih dekat dari saat ini.

Kalau boleh jujur, ada rasa psimis yang mampir di hati, apakah aku bisa mewujudkan resolusi yang aku buat mengingat seringkali gagal meraihnya. Terlebih lagi saat ini, usiaku sudah menginjak di angka 35. Sehingga adakalanya aku merasa bahwa sudah cukup terlambat untuk bisa meraih itu di usiaku yang tidak lagi muda ini. Bahkan belakangan kesehatanku pun sedikit menurun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Aku sempat menjalani hidup sebagaimana alur-Nya saja alias tidak memiliki resolusi apapun. Hari-hari, aku isi dengan tetap berbuat baik, melakukan perintah dan menjauhi larangan-Nya, dan mendukung penuh orang-orang terdekatku. 

Namun aku begini tak lama, karena aku merasa makin kehilangan diri sendiri. Aku kehilangan semangat membaca, hilang antusias mengamati ini itu, hilang minat membuat sesuatu, hilang. Maka aku memutuskan untuk memberanikan diri kembali membuat resolusi. Hanya saja kali ini, aku membuat durasi resolusiku lebih panjang dari biasanya. Ya sekitar 5 tahun lah yah.

Resolusi terbesarku tahun ini, mengukir rasa bangga orang tua.

Belakangan, aku baru menyadari, apa yang membuat orang tua bangga yakni sukses berkarir dan punya ekonomi yang stabil. Semula, aku pikir ini hanya berlaku untuk suamiku saja, ternyata aku pun diharapkan demikian. Ya sudah, tak apa, aku anggap keinginan mereka itu adalah doa baik untukku.

Jadi tahun ini, aku akan memfokuskan diri untuk meniti karir. Tak berani rasanya menggunakan kata mengejar karir. Karena sadar dengan kemampuan serta tanggung jawab yang tak boleh aku kesampingkan baik sebagai ibu, guru, pemilik bimbingan belajar, serta yang paling terbaru sebagai pemilik yayasan pendidikan dan sosial.  

Aku pun sudah merancang alur yang aku yakini akan membawaku ke karir yang gemilang versi orang tuaku. Langkah awalku yakni mengeksplorasi ilmu yang sudah aku tekuni sejak lama. Apalagi kalau bukan matematika, pendidikan, pengasuhan, dan anak usia dini. Ya, aku akan memulainya dari sini, bismillah. 

Berharap, resolusi jangka panjangku ini, bisa aku raih sebelum jatuh tempo.

Mombeb, aku mohon bantuan doanya ya. Aku juga berdoa untuk kamu, Mombeb, semoga resolusi yang kamu buat tercapai semuanya aamiin.

Oke, segitu dulu deh ya ceritaku kali ini. 

Esok nanti kita sambung lagi.

See yaaa

Wassalamu'alaikuuuummm


 


Facebook  Twitter  Google+ Yahoo