Makeup Lebaran untuk Kulit Sawo Matang


Assalamu'alaikum

Haeeee
Kalian sudah pada mudik, belum? Mudikku insyaAllah 2 hari lagi. Dan dari sekarang sudah mulai nyicil kebutuhan yang akan dibawa selama mudik serta mikirin mau make up seperti apa pas lebaran besok. Terutama pas dateng ke acara reuni sekolah smp yang rencananya diadakan di H+4 lebaran. Dah, ini mah suasananya masih lebaran banget, yak. 

Rencananya aku mau pakai makeup natural gitu yang tentunya akan aku sesuaikan dengan warna kulit aku yang sawo matang. 

Eh ngomongin soal warna kulit nih ya. Aku dulu sempat dilanda nggak percaya diri punya kulit sawo matang. Karena menurutku waktu itu cantik itu ya yang punya kulit putih atau kuning langsat. Saking nggak percaya diri, aku sampai punya keinginan untuk berusaha membuat kulitku putih dengan memakai produk pemutih. *hahay

Seingatku, keinginanku punya kulit putih itu mulai perlahan hilang manakala suami, yang waktu itu masih jadi pacar, bilang gini: "Sudah, berhenti pakai pemutih, tuh urat di wajahmu kelihatan jelas, kan serem, sawo matang juga bagus, koq". *wakwaw. 

Oke, fix. Sejak saat itu, aku mulai berusaha menerima warna kulitku sendiri. Tidak ingin memiliki kulit putih lagi dan lalu mensyukuri warna kulitku ini.  Sebagai benteng pertahanan, aku pun mencari artis-artis yang tetap sukses meskipun punya warna kulit sawo matang. Segitunya, mak. Ya gitu dah. Hahaha

Balik soal makeup, yak. Jadi rencananya, aku akan hadir di reunian yang jatuh pas hari lebaran itu dengan pakai makeup yang natural aja. Emangnya bisa, make up, Mak? Bisa, kan banyak tuh tutorialnya, bisa dipelajarin. Justru yang bikin susah itu adalah mencari produk make up yang sesuai dengan warna kulit aku. Karena apa? Di tempat tinggalku sini, dominan yang dijual adalah produk makeup untuk yang memiliki kulit putih dan kuning langsat. Pilihan warna untuk dua tipe warna kulit tersebut lengkap banget. Sedangkan untuk kulit sawo matang sedikit banget. Tapi untungnya, sekarang ada online shop. Jadi yang nggak dijual secara offline, aku bisa cari di online shop. 

Lalu seperti apa sih, makeup lebaran untuk kulit sawo matang?

1. Pakai BB Cushion
Aku suka pakai ini. Lebih praktis. Kadang cukup pakai ini langsung cus aja keluar rumah gitu tanpa ngerasa perlu pakai bedak lagi. 

2. Pakai bedak tabur (optional)
Kata beauty blogger, kalau ingin make up kelihatan natural, salah satu caranya adalah pakai bedak tabur. Gitu. 

3. Lipstik
Aku suka pakai warna pink atau peach karena menurutku bisa memberikan tampilan bibir yang segar. Selain itu, menurut beauty blogger, kulit sawo matang yang tipenya warm undertone (seperti kulit aku) memang cocok banget pakai lipstik berwarna peach, orange kemerahan, dan nuansa cokelat.

4. Pensil mata
Aku lebih suka pakai pensil mata ketimbang maskara. Emang sih bikin belepotan tapi nggak tau seneng aja gitu. Pakai pensil mata ini adalah bentuk usaha aku biar mataku yang terlihat layu ini jadi kelihatan lebih segar atau mungkin garang. Hahaha.

Jadi seperti itulah makeup lebaran untuk kulit sawo matang versi aku. Sederhana banget, kan? Iyup, yang penting membuat tampilan wajah kelihatan lebih segar dan bersemangat. Udah gitu aja tujuanku pakai make up di hari lebaran. 

Sembari Nostalgia, Ini Cara Mengajarkan Anak Puasa Versi Ibukku




Buka puasa, pakai kurma.
Lalu sholat, bersama suami dan bocah bocah.
Assalamu'alaikum, buat Kalian para Mama.
Yuk tetap semangat, sebelum ramadan pergi meninggalkan kita. 

Kalimat terakhir bikin sedih, yak? Ho oh. 

Oke, hari ini tema challenge ramadan blogger perempuan adalah tentang Tips Anak Ikut Puasa. 

Tadi awalnya aku bingung lho mau nulis apa. Karena belum punya pengalaman soal ngajak anak puasa. Bisa aja sih aku nulis rencana yang bakal aku lakukan kalau nantinya anakku sudah paham soal ajakan berpuasa. Tapi nggak banget menurutku. Yakali mau share tips yang belum pernah dilakukan. 

Alhamdulillahnya nih, kebingunganku tidak berlangsung lama. Karena aku mau share cara ibukku mengajak aku puasa ajalah yah. Ya itung-itung sembari nostalgia masa kecil (100) sama ibuk. Dah, nulis gini aja, bikin perasaanku nano nano gitu, inget masa kecil yang maknyonyor banget. *hahay

Oke, flashback dimulai. 

Seingatku (dan sudah diiyakan sama ibuk), aku mulai ikut puasa saat kelas 1 SD. Waktu itu puasa setengah hari. Kemudian pas kelas 2, baru deh ikut puasa full. 

Kata ibuk, aku tipe anak yang kalau nggak disuruh makan ya nggak makan. Kalaupun makan, baru selesai sejam kemudian. Lamaaaa banget. Ku akui sih, aku memang begitu. Sekarang mungkin juga bakal begitu, bakal makan lama, kalau saja nggak diuber-uber soal urusan momong bocah. 

Ibuk juga bilang aku tipe anak yang oke-oke aja kalau diajak ini itu. (100) Nggak pernah protes secara frontal. Melainkan secara diam-diam. Dieeemmm aja nggak ngomong ngomong alias langsung ngambek gitu. Disuruh masuk TK, aku iya. Didaftarin SD pas 5 tahun, aku juga nggak nolak. Manut aja. 

Nah, dengan kondisi seperti ini, kata ibuk, tentu mudah mengajakku ikut berpuasa.

Namun, dengan kemudahan seperti ini, ibuk tidak mau mulai mengenalkan ibadah puasa saat aku masih tk yakni sekitar usia 4 tahun. Pertimbangan ibuk, di samping karena aku masih kecil, aku juga sering sakit saat itu. Selain itu, aku juga belum bisa memahami sesuatu dengan begitu mudah. Butuh penjelasan, contoh, dan sebagainya. 

Kemudian, begitu aku sudah bisa memahami sesuatu tepatnya kewajiban berpuasa di bulan ramadan, ibuk pun mulai mengajak aku berpuasa. 

Adapun Cara Ibuk Mengajak Aku Berpuasa adalah sebagai berikut:
1. Ibuk sering sekali membahas soal kegiatan ibadah puasa kepadaku. Mulai dari ngasih penjelasan apa itu puasa, sama apa yang didapatkan kalau kita puasa.
2. Ibuk kadang ngajak untuk ikut sahur atau buka puasa (yang ini lebih sering). Meskipun aku nggak puasa. 
3. Tahun selanjutnya, ibuk beneran ngajak aku puasa. Puasa setengah hari. Tentu, dengan iming-iming bakal dapat hadiah kalau bisa puasa setengah hari. 
4. Tahun selanjutnya, ibuk ngajak puasa full dengan iming-iming akan dibelikan sepeda. 

Sederhana kan, cara ibuk mengajak aku ikut puasa. InsyaAllah kalau anakku sekiranya udah kuat, aku bakal praktekin cara ini. 

Ah aku jadi ingat waktu awal-awal belajar puasa. Aku bolak balik ke kamar mandi buat kumur-kumur. Hahaha. 

Ikhtiar Agar Do'a Segera Dikabulkan sama Allah




Assalamu'alaikum

Haloo
Lohaaaa
Ahooooll
Olaaahhh

Mulai gaje
Hahahaha

Nggak lah. Gaje alias nggak jelasnya sudah beberapa hari yang lalu. Udah lalu banget malah. Sekarang alhamdulillah sudah sehat wal afiat lahir dan batin. Aamiin. Doain bertahan lama, yak. Ke-gaje-an tidak lagi datang menghampiri. Terutama di saat aku sedang kelelahan.

Ya, aku pernah merasa lelah. Lelah karena cobaan tak jua sirna. Awet bener ada di dalam kehidupan keluarga kecil aku. Bertahun-tahun. 

Selama itu juga sabar ku himpun. Usaha ku rangkul. Dan do'a kepadaNya selalu kulantun. 
"Robby, bawa kami segera keluar dari cobaan ini, sudah begitu tak tertahankan, hamba mulai lelah". 

Namun, apa daya, doa belum juga diijabah oleh Nya. Manusiawi bukan, merasa lelah saat menghadapi cobaan yang sudah berlangsung lama-lama. 

Kadang, kalau terbersit rasa lelah teramat sangat lalu kemudian memunculkan rasa ingin menyerah, aku alihkan dengan keyakinan bahwa Allah yang paling tahu kapan waktu tepat untuk mengabulkan do'a-do'aku. Itu saja yang aku ingat. Itu saja yang ku ulang-ulang. Karena itu menguatkan, menopang, dan memapahku dengan gemilang selama masa menanti doa dikabulkan. 

Selain mengalihkan pikiran yang nggak-nggak soal doa yang belum kunjung dikabulkan sama Allah, aku memilih untuk menyibukkan diri, berusaha kembali, lagi lagi dan lagi. Mending begini. Agar tak mengeluh, menggerutu di hati. Aku juga tak henti berdo'a, lagi lagi dan lagi. Karena sejatinya kemampuan sebagai seorang hamba, hanya bisa berusaha, berdo'a, berusaha lagi, berdoa lagi, dan lalu bertawakal kepada Allah. 

Di sela-sela kesibukan berusaha, aku juga meluangkan waktu untuk bermuhasabah. Merenungkan apa yang bisa aku usahakan agar Allah mau segera mengabulkan doa.

Hingga akhirnya aku teringat dengan nasihat Ust. Yusuf Mansur. Kata beliau, kalau ingin sesuatu, usahain, sambil sedekah yang diniatin karena Allah baru  lalu berdoa memohon kepada Allah agar berkehendak mengabulkan keinginanmu. Usaha, sedekah, do'a. Begitu terus. Terus begitu. 

Jadi, ternyata, ada tingkahku yang kurang, yakni kurang bersedekah. Kalaupun bersedekah aku tak pernah meniatkannya Agar Allah mau mengabulkan doa. Udah sedekah gitu aja. Sedekah biar dapat pahala dari Allah. Dan ternyata caraku belum benar. 

Sadar akan hal itu, aku pun segera memperbaiki usaha. Menambah aktivitas sedekah di dalam usahaku untuk mengambil hati, mendapat simpati hingga akhirnya Allah kabulkan doa-doaku. 
Facebook  Twitter  Google+ Yahoo