Pengalaman Ikut Kelas Bahasa Inggris untuk Anak Kinestetik di Kreasa


"Ken, ikut Kelas Bahasa Inggris Kreasa yak? Biar nanti kamu gampang kalau kamu pergi ke Rusia, Belanda, Amerika serikat, Inggris, Jepang, semuanya dah?"

"Mau, Ma, Mau" 


Aku senang sekali si Ken begitu antusias menyambut tawaranku. Jadi aku nggak perlu ngasih penjelasan panjang kali lebar, atau bujuk rayu agar ia mau ikut kelas di Kreasa

Sertifikat dari Kreasa


Yup, liburan sekolah kemarin, si Ken aku ikutkan kelas di Kreasa. Ini sebagai salah satu usahaku biar dia nggak bosan di rumah saja selama liburan sekolah.


Di samping itu juga, sudah sejak dulu, aku ingin mengikutsertakan si Ken di kelas bahasa Inggris. Tujuanku yakni untuk menstimulasi kemampuan bahasa Inggrisnya si Ken. Hanya saja aku baru menemukan tempat belajar bahasa Inggris secara daring yang memenuhi semua kriteria yang aku buat. Semua kriteria dalam memilih tempat belajar bagi si Ken tersebut aku rangkum dalam 5 Hal yang Harus Diperhatikan Ketika Memilih Kelas Bahasa Inggris untuk Anak Kinestetik

Baca juga: serunya punya anak kinestetik

5 Hal yang Harus Diperhatikan Ketika Memilih Kelas Bahasa Inggris untuk Anak Kinestetik


Pertama, apa metode belajar yang digunakan?


Si Ken adalah tipe anak dengan gaya belajar kinestetik. Ia agak susah menerima pelajaran jika penyampaian materi hanya berupa penjelasan atau lebih dikenal dengan metode ceramah. Ken, si anak kinestetik ini, lebih mudah memahami materi yang diajarkan jika disertai dengan praktik, atau diselingi dengan aktivitas yang menyenangkan misalnya sembari bernyanyi atau menggambar, atau bisa juga dengan menghadirkan komunikasi dua arah antara si Ken dan pemberi materi. 


Kedua, jumlah siswa di setiap kelas.


Berdasarkan pengalamanku saat menjadi guru dulu, aku mengalami kesulitan mengajar di kelas jumbo, kelas yang punya banyak siswa. Aku tidak bisa memperhatikan siswa yang ada di kelas tersebut. Apakah mereka sudah paham dengan penjelasanku atau tidak.  Dampaknya, banyak siswa yang belum paham dengan materi yang aku sampaikan. Aku tidak ingin dialami si Ken. Jadi dengan jumlah peserta yang sedikit maka hasil pembelajaran yang diharapkan akan tercapai.  


Ketiga, biaya dan fasilitas apa saja yang didapatkan


Sebenarnya, aku tipe orang tua yang tidak terlalu ambil pusing soal biaya-biaya yang terkait dengan pendidikan atau biaya buat mengembangkan kemampuan anak, selama biaya yang dikeluarkan sesuai dengan fasilitas yang didapatkan dan juga dapat membantu anak mengembangkan kemampuannya, tak jadi masalah. Berapapun biaya pendidikan anak, insyaAllah bakal aku usahakan. Aku yakin, mah, kalau untuk kebaikan insyaAllah selalu ada bantuan dari-Nya. 


Keempat, jadwal pelaksanaan kelas


Menurutku, anak sekolah dasar, belum benar-benar bisa belajar sendiri, jadi masih perlu didampingi. Mendampingi bukan untuk membantu, melainkan untuk tahu seperti apa kegiatan pembelajaran, mana bagian yang perlu distimulasi, hingga apakah anak mengalami kesulitan? Bagian mana? Sebab apa? Jadi untuk jadwal pelaksanaan, aku lebih memilih kelas yang dilaksanakan pas aku luang, misal weekend, gitu. 


Kelima, review positif

Review positif adalah kunci, kunci untuk memantapkan sebuah keputusan mau memilih ya atau tidak. Pengalaman orang lain itu tak kalah berharga dengan pengalaman sendiri. Dari pengalaman orang lain, kita bisa sedikit banyak jadi tahu apakah pengalaman tersebut bernilai positif atau negatif. 


Jadi seperti itulah kira-kira 5 Hal yang Harus Diperhatikan Ketika Memilih Kelas Bahasa Inggris untuk Anak Kinestetik. Nggak banyak koq, Mombeb, cuma lima lapis, nggak sampai ratusaaaannnnn. 


Baca juga: Memilih sekolah untuk anak kinestetik


Dan semua poin di atas, dipenuhi oleh Kreasa.  


Apa itu KREASA?


Kreasa adalah sekolah kreativitas berbasis online dengan sistem fun learning yang menyediakan berbagai program belajar bagi anak-anak. Kreasa hadir dengan membawa tujuan yakni dapat menjadi tempat untuk menumbuhkan fitrah kreatif dan inovatif anak-anak Indonesia yang tentunya sudah disesuaikan dengan perkembangan zaman. Ini sesuai dengan tagline milik Kreasa yakni “Where kids creativity will be born”.


Dari deskripsi singkat di atas saja, sudah berhasil bikin aku tertarik mengikutsertakan Ken di Kelas Bahasa Inggrisnya Kreasa. Jadi tanpa pikir lama-lama, aku pun segera mendaftarkan si Ken. 


Cara mendaftar program belajar Kreasa ini bisa dibilang amat mudah. Cukup dengan mengikuti langkah di setiap fitur kelas Kreasa yang ingin dikuti, Mombeb sudah bisa mengikutsertakan si kecil di kelas bahasa Inggrisnya Kreasa dan mendapatkan fasilitas yang ada di Kreasa.


Fasilitas kreasa



Oya di Kreasa ini ada berbagai pilihan program untuk anak. Ada program animasi, kelas menulis, kelas bahasa Inggris dan masih banyak lagi. 


Program kelas kreasa

Program Kreasa

Program Kreasa


Review Ikut Kelas Bahasa Inggris untuk Anak di Kreasa


Setelah selesai daftar kelas bahasa Inggris Kreasa, aku segera diinvite ke dalam grup WA yang beranggotakan peserta kelas bahasa Inggris, dan juga ada admin Kreasa yang mengatur grup WA hingga keperluan kelas berlangsung. 


Untuk jumlah peserta di kelas bahasa Inggris Kreasa ini sebanyak 4 orang. Dah, kalau gini mah berasa ikutan kelas privat yak. Alhamdulillah banget ini mah. 


Aktivitas di kelas bahasa Inggris kreasa


Nah, di grup WA ini, admin Kreasa aktif membagikan informasi seputar jadwal pelaksanaan Kelas, share record pembelajaran di zoom, hingga mengingatkan para peserta menjelang jadwal pelaksanaan kelas di mulai. Oya, kelas ini dilaksanakan setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 4 sore, tet, tepat waktu. 


Sesuai dengan deskripsi tentang Kreasa di atas, seperti itulah aktivitas belajar yang berlangsung di kelas.  Anakku antusias, semangat banget dia mah. Si Ken yang tipe anak kinestetik, jadi anteng, semangat, dan antusias selama mengikuti pelajaran bahasa Inggris.


La gimana nggak semangat, secara aktivitas belajar benar-benar dikemas secara fun, fun learning. Anak diajak bernyanyi, menari bersama, diajak diskusi, tanya jawab singkat, bermain tebak-tebakan, dan sebagainya. 


Media belajar bahasa inggris


Aku suka dengan bagaimana guru di Kreasa mengemas aktivitas belajar. Mulai dari mencoba mengenal nama-nama setiap siswa di kelas, menerapkan komunikasi dua arah dengan mengajak setiap anak berdiskusi atau menyanyi bersama, hingga menggunakan kata-kata yang sederhana saat menjelaskan materi pelajaran pada anak-anak agar mudah dipahami anak-anak. Hal ini menunjukkan bahwa guru di Kreasa adalah guru yang profesional.  


Hasil Belajar si Ken di Kelas Bahasa Inggris (English Class) di Kreasa


Hasilnya gimana? Alhamdulillah, hasil Ken belajar di kelas Bahasa Inggris Kreasa ini memuaskan banget, luar biasa malah menurutku. 

Pertama, Si Ken yang sebelumnya malu-malu kalau diajak ngobrol bahasa Inggris, sekarang lebih percaya diri.

Kedua, kosa kata bahasa Inggrisnya si Ken jadi bertambah banyak. 

Ketiga, Ken makin suka kalau diajak belajar bahasa Inggris. 

Keempat, Ken jadi ingin ikut kelas lagi di Kreasa. 


Nah, selain mendapatkan hasil belajar yang maksimal, Kreasa juga memberikan modul pembelajaran, sertifikat dan progress report. Asyik bener, kan? Recommended pokoknya, mah. 


So bagi kamu Mombeb, yang juga sedang mencari kelas bahasa Inggris untuk anak dengan tujuan untuk menstimulasi kemampuan menggunakan bahasa Inggris anak yang dilaksanakan secara daring dan dikemas secara fun learning, maka aku rekomendasikan untuk ikut kelas bahasa Inggris atau English Class di Kreasa saja.





Hoax Mempengaruhi Kesehatan Mental?, Begini Langkah-langkah Mengidentifikasi Hoax

 

"Jangan vaksin covid-19, nanti malah sakit"

"Cupu ah, covid-19 itu nggak ada, itu konspirasi"


Nyenyenye...


Kesal, nggak sih, dengan pernyataan di atas?


Mbok ya kalau punya pemikiran anti mainstream begitu ya jangan disebarkan, jangan nyari teman apalagi memprovokasi, jangan. Bukan, bukannya melarang berpendapat, atau bukan melarang memiliki pemikiran sendiri. Nggak apa-apa punya pendapat sendiri, nggak apa-apa punya pemikiran sendiri. Akan tetapi, please, simpan saja sendiri. Terlebih kalau pemikiran yang dimiliki tidak didukung bukti valid, beuughhhh, jangan dishare yak, karena kalau sampai dishare itu sama saja dengan menyebar HOAX. 




Nggak mau kan jadi penyebar Hoax? Nggak mau kan kena UU ITE pasal 28 tentang penyebar berita bohong yang menyesatkan? Nggak mau juga kan jadi seseorang yang memberi dampak negatif pada masyarakat yang salah satu dampaknya berupa dapat mengganggu kesehatan mental seseorang? 


Hoax Mempengaruhi Kesehatan Mental


Ya, Hoax bisa berdampak pada kesehatan mental. Sebagaimana pendapat Vasilis K. Pozios, MD, seorang psikiater forensik, mengatakan bahwa hoax dapat menimbulkan perasaan marah bahkan depresi. 


Yup, tidak bisa dipungkiri bahwa sedikit banyak hoax memberi dampak negatif pada kondisi jiwa. Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax (MIAH), Septiaji Eko Nugroho, mengatakan bahwa Hoax sudah menyebar dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Bahkan tidak hanya resah, melainkan juga merasa panik. Seperti kepanikan masyarakat yang terjadi beberapa waktu lalu dimana masyarakat berbondong-bondong membeli susu merk tertentu setelah hoax soal susu tersebut dapat menyembuhkan covid-19 beredar luas. 


Saya sendiri merasakan dampak negatif dari Hoax. Saya jadi mudah marah, kesal, jengkel saat tidak sengaja baca informasi yang tidak jelas sumbernya (hoax) muncul di time line media sosial saya atau grup chat yang saya ikuti. Sungguh-sungguh kesal.


Tapi, kalau dipikir-pikir, rasanya, tidak ada untungnya, tidak ada manfaatnya bagi diri sendiri karena merasa kesal dengan hoax atau bahkan penyebar hoax, bukan? Malah bisa jadi mengganggu kesehatan mental. Oleh sebab itu, demi menjaga kesehatan mental terutama di masa pandemi covid-19 begini, saya memutuskan untuk mengikuti apa yang disarankan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) yang mengatakan bahwa membatasi perolehan informasi secara berlebihan dari berita-berita yang belum diketahui kebenarannya dapat membantu menjaga kesehatan jiwa di tengah pandemi COVID-19. Di samping itu saya juga memutuskan untuk lebih selektif memilih artikel yang mau saya baca dengan menerapkan langkah-langkah mengidentifikasi Hoax versi Mafindo. 


Langkah-langkah Mengidentifikasi Hoax 


1.  Selektif memilih mulai dari judul berita yang cenderung provokatif.


Salah satu contoh judul yang cenderung provokatif yakni menudingkan jari ke pihak tertentu. Biasanya, kalau ketemu judul berita atau informasi seperti ini dan saya tetap ingin membaca bacaan tersebut, yang saya lakukan yakni mencari informasi lain dengan menggunakan kata kunci yang ada pada judul tersebut. Jika hasil pencarian saya merujuk pada situs-situs yang jelas kredibilitasnya, salah satunya Liputan 6, baru kemudian saya membaca informasi tersebut. Hanya sekadar membaca, hanya sekadar tahu, namun tidak untuk menjadi kesimpulan, apalagi pemikiran. 


2. Memperhatikan alamat situs web.


Beberapa waktu lalu, Kominfo merilis situs-situs yang jelas kredibilitasnya, salah satunya yakni Liputan 6 Sejak saat itu, saya lebih memilih membaca informasi dari situs-situs tersebut. Di luar situs tersebut, saya lebih sering memilih untuk skip skip skip. 


3. Membedakan antara fakta dan opini.


Menurut KBBI, fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. 

Sedangkan opini, menurut KBBI, adalah pendapat, pikiran, pendirian. Makna opini menunjukkan kecenderungan bersifat subyektif. 


Berdasarkan dua makna tersebut, saya lebih memilih membaca berita yang didalamnya berisi seputar fakta. Kalaupun berita tersebut berisi opini seseorang, paling tidak dilengkapi dengan fakta misalnya beberapa studi, kumpulan data, dan sebagainya. 


4. Cek keaslian foto


Foto adalah salah satu bagian penting dalam sebuah berita atau informasi. Foto seringkali digunakan untuk menguatkan berita. Oleh sebab itu, tak jarang pula ditemukan penyalahgunaan foto. Seharusnya foto A digunakan untuk bahasan soal A, namun ternyata digunakan untuk bahasan soal B. 


Adapun cara untuk mengidentifikasi keaslian foto, menurut Mafindo, adalah dengan dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.


5. Ikut serta grup diskusi anti-hoax


Mafindo menyebutkan beberapa grup diskusi anti-hoax yang bisa diikuti yakni Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.


Alhamdulillah dengan menerapkan langkah-langkah mengidentifikasi Hoax versi Mafindo di atas, sejauh ini, saya bisa melindungi diri sendiri dari terkena paparan Hoax. Bahkan terkadang saya hanya menggunakan 2-3 langkah saja. 2 langkah, nggak sreg baca, auto skip. Gitu sajalah. Dan alhamdulillahnya lagi, saya merasa jauh lebih tenang, nggak baper, kesal apalagi sampai marah-marah. Alhamdulillah. 


Dah, terlepas dari soal hoax-hoax itu, serta kesehatan mental, saya masih senantiasa menaruh harap, tak henti memanjatkan do'a semoga pandemi covid-19 ini segera sirna, terutama dari Indonesia ini. Kalaupun masih ada, semoga langkah kita, usaha kita, perjuangan kita, untuk bertahan di masa pandemi covid-19 ini dimudahkan oleh Allah Swt. Aamiin aamiin ya robbal'alamiin


Sehat sehat sehat ya, kamu, kamu, juga kamu, teman teman saya tercinta. 

***


Sumber:


https://covid19.go.id/p/berita/psikiater-batasi-informasi-berita-berlebihan-untuk-jaga-kesehatan-jiwa-selama-pandemi-covid-19


https://kominfo.go.id/content/detail/9058/penyebaran-informasi-hoax-menimbulkan-keresahan-di-masyarakat/0/sorotan_media


https://kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-dunia-maya/0/sorotan_media


https://kbbi.web.id/fakta

https://kbbi.web.id/opini

Insight dari Online Gathering Blogger Perempuan dan Let's Read dengan Tema Buku: Bekal Anak Bertumbuh

 

 


 

Tanggal 11 Mei 2021 kemarin, Aku merasa mendapatkan rejeki nomplok. Bukan, bukan rejeki berupa cuan melainkan rejeki berupa pengetahuan yang aku dapatkan dari ikut online gathering yang diadakan oleh Let’s Read dan Blogger Perempuan. Nah tema yang dikulik di online gathering tersebut yakni "Buku: Bekal Anak Bertumbuh".

 

Ada dua narasumber yang mengisi online gathering ini. Narasumber pertama dari Kak Elsa Agustine, social media content development dari The Asia Foundation Indonesia khususnya Let's Read. Lalu Narasumber kedua yakni pakar Read aloud sekaligus pendiri Komunitas Read aloud Indonesia, Ibu Roosie.

 

Tentang The Asia Foundation

 

Online gathering ini diawali oleh penjelasan dari Kak Elsa, terkait Let's Read. Namun sebelum memaparkan soal let's read, Kak Elsa mengenalkan The Asia Foundation dulu selaku pencipta Let's Read.

 


The Asia Foundation adalah sebuah yayasan International. The Asia Foundation ini sudah ada di Indonesia sejak tahun 1955. The Asia Foundation sudah mendonasikan sebanyak 3.5 juta eksemplar ke berbagai pulau di Indonesia. Sayangnya buku-buku itu dalam bentuk bahasa Inggris. Hal ini bisa jadi membuat siapapun terutama yang tidak mahir bahasa Inggris menjadi urung membacanya. Di samping itu, ada juga kendala lain seputar distribusi buku. Inilah salah satu hal yang melatarbelakangi The Asia Foundation untuk menghadirkan Let’s Read di negeri ini.

 

Tentang Let's Read

 

Lalu apa itu Let's Read?

Let’s Read adalah cerita bergambar digital. Cerita-cerita yang ada di Let’s Read diperuntukkan bagi anak yang masih duduk di jenjang PAUD (biasanya mulai dari usia 3 tahun) dan SD kelas rendah (biasanya mulai dari usia 6 atau 7 tahun sampai 8 atau 9 tahun).

 

Sebagai pengguna Let’s Read kurang lebih 2 tahun belakangan ini, aku sedikit banyak tahu soal Let's Read. Salah satunya yakni Let’s Read memiliki cerita bergambar yang begitu beragam. Ada berbagai macam bahasa yang tertuang di cerita-cerita let's read. Seperti kata Kak Elsa, bahwa cerita-cerita di Let’s Read ini diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Jadi kalau aku mau mengenalkan bahasa tertentu ke anakku, ya aku menggunakan cerita-cerita di Let’s Read ini.


Kak Elsa bilang buku-buku cerita bergambar di let's read ini bisa diakses melalui website atau aplikasi juga bisa. Untuk website let's read adalah https://reader.letsreadasia.org . Sedangkan untuk link aplikasi let's read adalah https://bit.ly/downloadLR3

 

Buku-buku di let's read ini bersifat gratis, boleh diperbanyak, boleh dibagi-bagikan trus kalau mau dijadikan konten juga boleh misalkan mau bikin konten mendongeng di akun youtube pakai buku di let's read juga boleh. Kata Kak Elsa, satu hal yang dilarang yakni memperjualbelikan buku-buku di let's read. 

 

Entah gimana, rasanya seneng banget waktu nyimak penjelasan Kak Elsa soal Let's Read terutama di part buku-buku di let's read boleh diperbanyak dan dibagi-bagikan. Seketika muncul rencana untuk bagi-bagi buku let's read ke teman bermain dan teman sekolah anakku. Dudududu, makasih banyak buat let's read. Aku do'akan semoga let's read makin gemilang, aamiin.


Tentang Read Aloud


Part kedua yang tak kalah menarik diisi oleh Ibu Roosieee, pakar Read aloud dan pendiri Reading Bugs atau komunitas Read aloud (Membaca Nyaring) Indonesia. Reading bugs atau komunitas Read aloud Indonesia sendiri berdiri tahun 2008. Lahirnya Reading Bugs (Komunitas Read Aloud) terinspirasi dari sebuah buku the read aloud hand book. Visi komunitas Read aloud yakni membuat anak Indonesia sebagai pembaca sepanjang hayat. Misi menjadikan read aloud sebagai budaya di keluarga, sekolah, dan masyarakat.

 


Kenapa mendirikan dan berusaha menyebarluaskan Komunitas Read Aloud? Ya agar banyak anak merasa senang membaca. Sehingga reading score negeri ini tidak lagi di posisi terbawah bahkan masuk 10 besar terbawah di dunia.

 

Oya, ada satu part favoritku di online gathering ini yakni saat Bu Roosie menunjukkan kepada peserta seperti apa aktivitas read aloud itu sendiri. Bu Roosie menunjukkan bagaimana memulai aktiivtas read aloud, kemudian bagaimana mengemas interaksi, intonasi membaca cerita dan sebagainya.

 

Asli, aku merasa beruntung banget. Bagaimana tidak, aku mendapatkan contoh aktivitas read aloud langsung dari pakarnya. Lalu kesanku waktu Bu Roosie mempraktikkan aktivitas read aloud itu, rasanya senang. Bisa gini ya, ternyata efeknya. Nggak nyangka, aktivitas read aloud bisa mengundang rasa senang begini. 


Manfaat Aktivitas Read Aloud

 

Jadi ada 3 unsur yang terlibat dalam read aloud, orang dewasa, anak dan buku. Nah, aktivitas Read aloud yang melibatkan 3 unsur ini, dapat memberikan manfaat berupa bisa menghadirkan keinginan anak untuk membaca. Kemudian juga bisa menghadirkan bonding antara yang dibacakan dan yang membacakan dan juga bisa memunculkan keterampilan dasar yang penting uang bisa digunakan anak pada saat mereka membaca misalnya menambah kosakata, anak jadi lebih ekspresif, mengenali apa itu membaca untuk kesenangan.

 

Kata Bu Roosie, akses terhadap buku harus diperkenalkan sedini mungkin ke anak. Sebab buku bisa menjadi cermin dan jendela bagi anak. Maksud buku sebagai cermin yakni anak bisa mengenali dirinya sendiri melalui buku. Lalu maksud buku adalah jendela bagi anak yakni buku dapat menambah pengetahuannya.

 

Sementara itu, read aloud juga berkaitan dengan proses menuangkan kemampuan literasi usia dini. Mengenai literasi usia dini dapat dilihat pada keterangan gambar di bawah ini.


 




Dari penjabaran Bu Roosie di atas, ternyata banyak banget dampak positif dari aktivitas Read aloud ini. Ada segambreng lebih deh kayaknya. Dah, kalau seperti ini, rasanya wajib dipraktekkan deh sama anak. Nggak maulah ya menyia-nyiakan pengetahuan yang sudah diperoleh di acara online gathering ini. Jadi kuylah, gaskeeuun. Etapi sebelum mengajak anak melakukan aktivitas read aloud, terlebih dahulu, harus tahu dan paham mengenai tahapan yang ada di dalam aktivitas read aloud.

 

Tahapan Read Aloud

 

Adapun 4 tahapan Read aloud yakni sebagai berikut:

 

1. Tahapan Persiapan

  • Mengetahui tahapan membaca anak: ada 7 jenjang pembaca buku.

  • Tujuan read aloud
  • Memilih buku

Pemilihan buku meliputi (konten/isi (sesuaikan dg perkembangan psikologis anak, nilai, sikap, pengetahuan, keterampilan), keterbacaan (apakah termasuk pra membaca, membaca dini, membaca awal, atau membaca lancar), kegrafikan (pra membaca: buku konsep, membaca dini: buku cerita bergambar dengan 90% ilustrasi atau big book, membaca awal: buku cerita bergambar dengan 70% ilustrasi, membaca lancar: buku cerita bergambar dengan 50% ilustrasi), genre (fabel klasik, fabel modern, fiksi realistik, buku non fiksi).




  • Pra Baca

Membaca buku yang akan digunakan dalam aktivitas read aloud dengan memperhatikan elemen cerita meliputi tokoh, setting, tema, alur, konflik (problem, solution)

 

2. Tahapan Sebelum Read aloud (Membaca Nyaring)

• Mulailah dengan percakapan pembuka

• Tunjukkan sampul buku yang akan dibaca, sebut judul pengarang, ilustrator.

• Gali pengetahuan umum anak dari covernya

• Mulai menyusuri ilustrasi sebelum mulai membaca

• Buat membaca semenarik mungkin

 

3. Tahapan Saat Read aloud (Membaca Nyaring)

• Bantu anak mendengar dan merasakan adanya cerita yang mengalir. Tetapi membaca nyaring ini bukan mendongeng. Karena kita tengah mencontohkan anak bagaimana membaca yang baik, membaca yang menyenangkan.

• Ajak anak terlibat dan jaga interaksi dengan anak

• Bangun dialog dengan anak menggunakan buku

• Ajak anak mengungkapkan secara lisan apa yang didengar atau dibacakan dan apa yang dipikirkan.

 

4. Tahap Setelah Read aloud (Membaca Nyaring)

• Minta anak-anak mengajukan pertanyaan

• Ajukan pertanyaan seandainya anak tidak bertanya

• Minta anak-anak bercerita kembali dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri, gunakan five finger retell: karakter, setting, awal mula, pertengahan cerita dan akhir cerita.

• Letakkan buku atau bacaan di tempat yang mudah dijangkau anak.

 

Selesai penjelasan dari Bu Roosie, maka acara dilanjutkan ke sesi tanya jawab dan ada kuis juga. Lalu diakhiri dengan sesi foto bareng. Asyik bener pokoknya mah acara online gathering ini.

 


Btw gimana-gimana? Banyak ya tahapan yang ada di dalam aktivitas read aloud? Iyup, tapi ini tidak bikin aku undur diri atau balik kanan. Ibaratnya bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Jadi nggak masalahlah yah dengan sederet tahapan Read Aloud. Mengingat hasil dari aktivitas read aloud ini sendiri bisa dibilang oke punya, anak jadi senang membaca, lalu lambat laun aktivitas ini bisa membuat anak pandai menarik hikmah di setiap cerita. Nah kan, hasilnya sekece ini, koq.

 

Mungkin di masa-masa awal praktek, rasanya rempong sumarempong takempong kempong kali ya. Tapi kalau sudah terbiasa, malah jadi enjoy. Ya, nggak sih? Ini aku lihat dari Bu Roosie saat beliau menunjukkan aktivitas read aloud itu gimana ke peserta online gathering. Nggak tersirat raut wajah rempong sama sekali, melainkan yang ada hanya ekspresi senang di wajah Bu Roosie.

 

Ah, mau cobalah, do'akan aku langsung bisa ya. Kamu juga jangan lupa mencoba aktivitas Read aloud ini berama anak ya. Semangat dan selamat mencoba untuk kita. Yihaaaa....

 



Facebook  Twitter  Google+ Yahoo