Iya, sejak aku punya bayi lagi, aku ngerasa bahwa aku ugal-ugalan banget dalam mengurus rumah tangga. Ya termasuk nggak bisa menjaga kesehatan pencernaan si kecil ken. Payah memang, tapi seperti itulah kondisiku saat ini, si full time momma tanpa art plus lagi punya baby pula.
Aku sadar dan aku tahu bahwa betapa pentingnya menghidangkan makanan yang baik bagi pencernaan, terutama untuk pencernaan si kecil ken. Selain menghindarkan dari penyakit pencernaan berupa susah buang air besar, menurut dr. Soebijanto, ahli gastroentrologi Universitas Airlangga, daya tahan tubuh berpengaruh positif pada pencernaan. Artinya, kalau pencernaan sehat maka daya tahan tubuh pun kuat. Sebaliknya, kalau pencernaan bermasalah maka daya tahan tubuh juga menjadi lemah. Kalau daya tahan tubuh lemah, maka kemungkinan penyakit akan mudah datang menghampiri.
Tak cukup sampai di sini, pencernaan juga memiliki pengaruh terhadap tumbuh kembang si kecil. Tanpa saluran cerna yang sehat, maka proses pencernaan dan penyerapan zat gizi tidak dapat terjadi secara optimal. Tentu, hal ini dapat menghambat proses tumbuh kembang anak hingga kecerdasan anak.
Sebenarnya, aku masih tetap berusaha menghidangkan menu makanan yang baik untuk pencernaan si kecil ken. Hanya saja hal ini jarang banget bisa aku lakukan. Karena, ya itu tadi, aku harus membelah diri eh membagi waktu antara mengurus rumah dan mengurus bayi.
Pada dasarnya, menjaga pencernaan si kecil, menurutku, tidak cukup dengan menghidangkan sayur saja. Apakah begitu makan sayur, pasti terbebas dengan yang namanya susah buang air besar? Ooo tentu tidak seperti itu, Raisa. Susah atau tidak susah buang air besar itu dipengaruhi oleh kuantitas SERAT yang ada di dalam tubuh. Apakah kuantitas serat yang ada di dalam tubuh sudah sesuai dengan kebutuhan atau belum? Apabila kebutuhan tubuh akan serat tidak terpenuhi maka berpeluang untuk mengalami susah buang air besar. Begitu juga sebaliknya.
Pencernaan dan serat itu sendiri adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Tanpa serat, tentu saluran pencernaan menjadi mampet terhambat. Dan tanpa serat, penyerapan sari-sari makanan menjadi kurang maksimal, Sobat.
Nah, dilihat dari usia, kebutuhan anak akan serat memiliki ketentuan masing-masing.
Kalau dilihat dari standar kebutuhan serat dari kemenkes di atas, maka kebutuhan serat ken adalah 22 gram setiap hari. Banyaknya yak? Yok i.
Nah dengan kenyataan seperti ini, yang mana si ken jarang makan sayur, tentu nggak mungkin dapat memenuhi kebutuhan serat si ken. Meskipun ditambah makan buah sekalipun, aku tetap sangsi bahwa memberikan buah dapat memenuhi kebutuhan serat si kecil ken. Mengingat buah-buahan yang disukai ken tidak termasuk ke dalam kelompok buah yang mengandung banyak serat.
Trus bagaimana? Apa donk yang bisa dilakukan oleh aku, si ibu yang rempong karena lagi punya baby dan tanpa dibantu asisten rumah tangga maupun pengasuh bayi, tapi ingin anaknya terbebas dari susah buang air besar? Sepertinya, kalau problemnya seperti ini, maka aku membutuhkan hal yang praktis-praktis deh kayaknya. Tapi apa, ya?
Sejauh ini, yang baru aku bisa lakukan adalah dengan membuatkan si ken jus buah. Aku berharap cara ini bisa membuat si ken terhindar dari yang namanya merasakan susah buang air besar.
Btw, kamu pernah punya pengalaman soal anak susah buang air besar, nggak? Kalau pernah, bolehlah yah aku tahu solusi kamu mengatasi hal ini. Ini sebagai referensi aku dan juga mungkin para pengunjung blog ini yang main ke sini karena memiliki masalah yang sama. Monggo dishare ya, Teman. Matur nuwun.
***
Referensi:
https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150317061102-255-39593/tujuh-gangguan-cerna-yang-sering-menimpa-anak-anak
https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150316163047-255-39503/gangguan-pencernaan-tingkatkan-risiko-anak-jatuh-sakit
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/kebutuhan-serat-anak-harian/amp/
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/daftar-makanan-tinggi-serat/amp/