Ini Bedak yang Aman Untuk Ibu Menyusui


Assalamu'alaikuuummmm

Gimana kabar kalian hari ini, Teman? Lancar tho, puasanya? Dah semoga kita bisa berpuasa sampai selesai tanpa adanya hambatan seperti sakit, gitu. Aamiin. 

Tema #30daysramadhanchallenge yang ingin aku bahas kali ini di sini adalah tentang salah satu kosmetik yang merknya bernama Wardah. Merk satu ini bisa dibilang sudah populer banget alias sudah banyak yang kenal dengan Wardah. 

Aku sendiri pernah pakai produk wardah yakni bedak dan kadang juga pakai lipstick wardah. Alhamdulillah dengan menggunakan 2 macam wardah, aku merasa lebih percaya diri. Karena menurutku, aku jadi lebih kelihatan fresh gitu. 

Meskipun sedang menyusui, aku masih tetap menggunakan wardah. Karena faktanya produk wardah yang aku pakai ini aman digunakan oleh ibu menyusui. 

Informasi yang aku peroleh di website Wardah, di bagian tanya dokter, bahwa saat hamil atau juga menyusui, disarankan untuk menjauhi kosmetik yang memiliki kandungan berbahaya. Adapun kandungan berbahaya tersebut adalah sebagai berikut. 
Differin (adapelene)
Retin-A, Renova (tretinoin)
Retinoic acid
Retinol
Retinyl linoleate
Retinyl palmitate
Tazorac and avage (Tazarotene)
Salicylic acid
Beta hydroxy acid
BHA

Untuk kosmetik bedak wardah yang aku pakai, yakni bedak tabur Luminous Face Powder,  aku sudah mengecek kandungannya melalui komposisi. Adapun komposisi dari bedak ini adalah sebagai berikut:
Taic, Mica, Kaolin, Corn Starch, Zinc Stereate, Silica, Isopropyl Myristate, Hidrogen Dimethicone, Quaternium-15, Methicone, Fragrance, Aluminum Hidroxyde.


Seperti itu kandungan yang ada di bedak tabur wardah. Di komposisi tersebut tidak ada zat berbahaya yang seperti aku sebutkan di atas. Alhamdulillah. Nah dengan fakta seperti ini, bisa dibilang bahwa bedak wardah yang aku pakai ini yakni Luminous Face Powder, aman untuk ibu menyusui atau ibu hamil. 

Kenapa aku milih bedak Luminous Face Powder? Karena biar terlihat lebih natural,  kata beauty blogger seperti itu. Selain itu juga, memakai bedak tabur setiap hari tidak ada efek sampingnya seperti efek samping yang ada pada bedak padat apabila digunakan setiap hari. Efek samping penggunaan bedak padat terlalu sering itu adalah wajah bisa saja jadi rusak. Karena di dalam bedak padat terdapar sedikit foundation sementara foundation tidak boleh sering dipakai. Begitu informasi yang aku dapatkan dari salah satu beauty blogger. 

Untuk harga, terjangkau koq. Kalau di online kisaran harganya sekitar 30 ribuan.  Isinya banyak. Bisa dipakai sampai 3 bulanan. 

Nah, itulah sekilas bahasan soal merk kosmetik yang aku pakai, kosmetik yang aman untuk ibu menyusui. Semoga bermanfaat. Aamiin.  

Keseruan Momen Ramadan Masa Kecil Dulu



Assalamu'alaikummmm

Anak zaman now, memang beda jauuuuhhhh banget sama anak zaman old. Anak zaman now, khususnya di tempat tinggalku nih, selesai sholat tarawih pada ngumpul di warung-warung yang menyediakan wifi. Beberapa anak yang sepertinya nggak punya gawai, jadi penonton temannya yang main game di gawai. Jadi wajar kalau kampung rasanya jadi sepi. Jarang banget terdengar suara teriakan kehebohan-kehebohan anak saat main petak umpet, sepak bola mini, atau heboh main mercon. Mainan yang terakhir, not recomended. Bahaya soalnya. 

Kalau dulu, zamanku kecil nih, selesai sholat tarawih, pada ngumpul berburu tanda tangan imam tarawih. Setelah itu, ngikut tadarus dulu. Selesai tadarus, duduk-duduk makan jajan, suguhan bagi yang tadarus, sambil ngobrol cerita-cerita sama temen-temen. Kadang, kalau nggak ikut tadarus di masjid atau di musholla atau di tempat ngaji, kami ngumpul buat main petak umpet, atau main karet atau main gobak sodor. Kalau yang laki-laki biasanya main sepeda atau main sepak bola. Tapi ada juga sih yang main petasan atau bikin suara dentuman pakai bambu. Cuma aku nggak pernah ikut yang gitu-gitu. Karena nggak boleh ibuk. Jadi, bisa dibilang, dulu tu, rame gitu, semarak banget. 

Itu tadi, momen setelah selesai tarawih. Nah, saat bangun sahur juga nggak kalah seru, lho. Asli. Jadi beberapa jam sebelum sahur, aku dan temen-temen di kampung pada ngumpul gitu buat bangunin orang sahur. Ada yang bawa botol, piring seng, hingga galon. Kami keliling kampung. Pas tiba di depan rumah yang katanya angker waktu itu, kami pada kabur kocar kacir cepet-cepetan lari. Hahahaha. 

Untuk yang bangunin orang sahur, alhamdulillah, zaman sekarang masih ada yang begini. Anak-anak komplek pada ngumpul buat bangunin sahur. Kadang bawa peralatan dapur emaknya. Kadang bawa salon nyalain lagu dangdut lagi syantiek nya siti badriah. 

Tapi dari semua itu, yang paling berkesan bagiku tu momen ramadan saat di rumah. 

Jadi dulu kalau puasa, aku suka nyamperin ibuk pas masak. Nggak bantuin, cuma liatin ibuk masak, sambil nyium-nyium aroma masakan gitu. Begitu itu, rasanya seneng banget lho. Yaaa lumayan lah, bisa sedikit menghibur rasa kangen sama makanan setelah nggak ngicipin seharian. *hahay. 

Namun, bagi ibuk, tingkahku yang begitu adalah pertanda bahwa aku sudah mulai lapar pakek banget. Tapi emang bener gitu sih. Kalau udah masuk sore hari gitu, perutku terasa lapar tak tertahankan. Lemesssss banget. 

"Coba dipakai ngaji, nanti laparnya pasti hilang. Kalau di sini, kamu nanti tambah laper" gitu kata ibuk. 

Setelah ibuk bilang gitu, aku pun manut, ngikutin apa yang dikatakan ibuk. Saking pengennya ngilangin rasa lapar yang mulai kebangetan. Lalu aku bergegas berwudhu, pasang jilbab, pakai sarung, ambil qur'an trus ngaji deh, tadarusan. 

Ajaibnya nih, entah gimana, perlahan, rasa laparku hilang lho. Sejak saat itu, aku meyakini bahwa kalau aku dilanda lapar saat puasa, yang harus aku lakukan adalah berwudhu lalu ngaji. 

Saat sudah besar, aku pun sadar bahwa apa yang dilakukan ibuk adalah memberikan sugesti positif kepadaku. Karena faktanya ngaji atau tadarus sama sekali tidak menghilangkan lapar, melainkan mengalihkan fokus perhatian yang sebelumnya mikirin perut yang lapar berubah menjadi mikirin makharijul huruf al qur'an. 

Dah, ibuk ada ada aja. Tapi maulah aku tiru apa yang ibuk lakukan dulu padaku. 

Nah, kalau kalian gimana nih, gaes? Apa keseruan ramadan di masa kecil kalian? Ceritain donk. Pasti seru. 

Cerita Mudik Sedap Sedap Ngenes Naik Kereta Api Zaman Old


Assalamu'alaikuuuummm.

Nggak terasa, ya. Puasa sudah masuk ke minggu ketiga. Ini bertanda waktu mudik akan segera tiba. 

Senang, karena bentar lagi mudik. Tapi juga sedih, karena ramadan bakal pergi. Hiks. 

Tapi ya mau gimana lagi. Hanya bisa berharap dan berdoa semoga masih diberi kesempatan lagi sama Allah untuk bertemu Ramadan di tahun depan. Aaminn.

Oya, kalian tau nggak. Entah kenapa, kalau ngobrol atau mbahas soal mudik, seketika itu, aku jadi teringat sama momen mudik aku waktu kecil. Seruuuu, tapi ada ngenes-ngenesnya juga sih. Hahaha. 

Jadi bapakku tu asli orang Sidoarjo. Sedangkan ibuk orang Bali. Kalau lebaran, kami pasti mudik ke Sidoarjo. 

Dulu, kalau mudik, kami lebih sering pakai transportasi kereta api. Karena aku dan ibuk mabok kalau naik bis. 

Kalian pasti masih ingat, dengan kondisi kereta api dulu itu seperti apa? Banyak pedagang asongan di lorong-lorong gerbong kereta. Pelayanan yang nggak maksimal karena sering terjadinya ketidakseimbangan antara jumlah penumpang dan kursi yang tersedia. Toilet dan gerbong-gerbong kereta yang kotor. Kalau sekarang kan, enak. Pedagang asongan sudah ditertibkan, pelayanan juga sudah maksimal? Dan sebagainya. 

Sekarang, untuk kereta jarak jauh, seperti kereta yang biasanya kami pakai mudik yakni jurusan Banyuwangi dan Gubeng Surabaya, semua penumpang dapat tempat duduk. Kalau dulu, apalagi pas musim-musim mudik, beugh jangan harap dapat tempat duduk deh kalau pesan tiket dadakan. Bisa-bisa berdiri sepanjang perjalanan. 
Cr. Kaskus

Beberapa kali, waktu mudik dulu, aku juga adek juga ibuk dan bapak, dapat tempat duduk di lorong kereta. Beberapa kali, tangan atau kakiku terinjak orang yang lewat. 

Kemudian, saat ngantuk tiba, aku hanya bisa menelungkupkan wajah di lutut dengan posisi kaki menekuk. Keinginan untuk tidur tidak akan bisa terwujud, karena dikit-dikit, setiap sekian menit pasti ada yang lewat lalu lalang seliweran di depan atau di belakangku. 

Sementara bapak, juga ibuk, berulangkali bertanya kepadaku, akan hal apa yang ingin aku beli, aku inginkan, aku keluhkan. Bapak ibuk juga menanyakan hal yang sama pada adekku.   

Meskipun begitu, tak ada kata keluhan keluar dari mulutku atau adekku. Pikirku waktu itu, ya mau gimana lagi, dapat duduk di bawah saja sudah alhamdulillah. Yang penting nanti, begitu sampai bapak berjanji akan mengajakku dan adekku untuk naik becak. 

Iya, aku ingin naik becak. Maklum, di bali nggak ada becak. Jadi ya aku excited banget waktu bapak menawarkanku naik becak sampai ke rumah mbahku. Sesederhana itu. 

Jadi ya begitulah cerita mudik waktu aku kecil dulu. Lebih tepatnya cerita mudik tentang naik transportsi umum kereta api

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo